0.1

2.6K 310 25
                                    

Bau anyir darah yang pekat menyeruak masuk ke dalam indera penciuman tanpa permisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bau anyir darah yang pekat menyeruak masuk ke dalam indera penciuman tanpa permisi. Semakin sepasang kaki jenjang itu melangkah dengan hati-hati menuju cahaya merah di ujung sana, bau anyir darah itu semakin kuat.

Tangan pria itu sudah memegang erat pistol yang dia bawa dan segera menodongkannya tepat ketika dirinya berada di depan ruangan tak berpintu itu, tapi nihil, orang yang dicarinya telah menghilang dan hanya menyisahkan mayat seorang wanita muda dengan luka diberbagai sisi tubuhnya yang telah dijahit. Tidak lupa dengan tulisan didinding yang berwarna merah dan diyakini terbuat dari darah;

Thankyou for the food,
she is delicious

—Dracula

"Sial," rutuk pria tersebut. "Dracula menghilang, kejar dia, pasti belum jauh."

"Ada korban?"

"Park Jiheun, 27 tahun, wanita yang dinyatakan hilang seminggu lalu."

"Bereskan mayatnya."

Pria itu lalu mendekati mayat wanita muda malang tersebut. Sejujurnya, jika ini adalah pertunjukan teater, pria itu pasti sudah memuji para pemain dan penulis naskah yang telah merancang panggung dan cerita dengan luar biasa ini. Mayat wanita muda itu ditidurkan diatas puluhan tangkai bunga krisan putih yang perlahan menyerap warna merah dari darah yang telah menjadi genangan itu, rambutnya ditata rapih, make up natural yang cantik, bahkan sebuah dress putih dan sepatu senada yang melekat di tubuh korban. Sungguh suatu keestetikan yang perlu dipuji.

Pria itu kemudian mendoakan jiwa malang wanita muda bernama Park Jiheun ini agar dapat berada disisi Tuhan di surga nanti dan berjanji akan menangkap Dracula, si pembunuh berantai itu.

"Jun Hyung! Gima—HMMMPPHH!"

Pria yang tengah berdoa itu, Moon Junhwi, langsung memiting kepala dan membekap mulut rekan setimnya, Kim Jungwoo, dan membawanya keluar ruangan itu. Jungwoo langsung memuntahkan semua isi perutnya sementara Jun berjongkok disampingnya sambil menepuk-nepuk punggungnya.

"Sialan, kok bisa-bisanya mayatnya nggak dikubur dulu? Jangan-jangan nggak didoain juga yah?" gerutu Jungwoo yang masih saja sempat-sempatnya mengumpat soal urutan acara pemakaman.

"Kamu itu .... udah nggak tahan darah dan mayat, kenapa malah bekerja di bidang ini? Bikin sakit kepala aja setiap kali muntah," keluh Jun sambil menghela nafas sekaligus tidak tega terus melihat Jungwoo muntah-muntah setiap ada kasus seperti ini, padahal dia sudah bekerja disini hampir enam tahun.

"Soalnya keren!"

"Jawaban gila macam apa itu? Memangnya kamu anak TK? Pekerjaan itu untuk cari uang."

"Kalo buat cari uang, mendingan kita kerja kantoran aja daripada begini. Hidup sampai besok aja belum tentu, tapi tiap hari tontonannya darah sama mayat. Gajinya gede sih, jadi aku nggak bisa protes."

Dracula | Wen Junhui [NEW VERSION]Where stories live. Discover now