Pt 5

69 11 0
                                    

Part 5
Paginya, setelah mandi dan berpakaian rapih, [Y/N] siap menunaikan janjinya untuk menemani Polnareff jalan jalan. Well, [Y/N] hanya menggunakan [baju pilihan kalian].
----------
Sesampainya dikedai ramen, rupanya Polanreff sudah datang lebih dulu
"Polnareff san? Apa kau sudah menunggu lama? Maaf aku telat"
Kata [Y/N] sembari merapihkan kacamatanya
"Ah, tidak terlalu lama kok, aku juga baru sampai 2 menit yang lalu"
Setelah berbincang sebentar, merekapun langsung jalan. Mulai dari jalan shibuya yang ramai, akihabara, kuil kuil tua yang terkenal, street food yang [Y/N] suka, hingga gachapon dan tempat permainan lainnya.
----------
Jam menunjukan pukul 11 siang, Polnareff dan [Y/N] sedang istirahat sejenak disalah satu bangku taman
"Bagaimana Polnareff san? Apa masih adalagi tempat yang ingin kau kunjungi?"
Tanya [Y/N]
"Hmmm, tampaknya aku sudah lumayan senang hari ini, oh ya [Y/N], boleh kita foto sebentar?"
[Y/N] tak keberatan and Polnareff taking the picture both of them
"Smile!" (Anjay)
"Ah! Terima kasih [Y/N]"
"Sama sama Polnareff san"
----------
Di jalan menuju salah satu kedai, [Y/N] merasa ada yang mengikuti mereka.
"Ada apa [Y/N]?"
Tanya Polnareff
"Aku rasa ada yang mengawasi dan mengikuti kita dari belakang?"
Ujar [Y/N]
"Mungkinkah pengguna stand lain?"
"Bisa jadi. Kita berdua, no, dengan noriaki senpai mengkhianati DIO sama bukan? Kemungkinan ada yang mengincar kita"
Ditengah kerumunan itu, Polnareff dan [Y/N] berjaga jaga. Hingga [Y/N] menemukan sosok aneh diantara kerumunan itu yang memandang tajam kearahnya
"Polnareff san, aku pikir mungkin itu orangnya"
[Y/N] menarik tangan polnareff
"Hm? Ayo langsung kita kejar!"
"Eh? Tunggu polnareff san-"
Polnareff udah ngacir duluan
"Kita kan belum tahu ability standnya...."
Ujar [Y/N] pelan dan mulai menyusul polnareff
----------
"Polnareff san!"
[Y/N] menemukan polnareff dan pengguna stand lain itu di sisi lain jalan
"[Y/N], stay back!"
Polnareff melarang [Y/N] mendekat
"Dia memegang *The Devil, akan berbahaya apabila kau ikut menyerangnya!"
Teriak polnareff dari sebrang.
"Hm, 2 pengkhianat sudah ada di depan mataku, padahal aku sedang mencari anak joestar itu dan aku malah menemukan kalian, jadi apa boleh buat"
"Chariot!!"
Polnareff memanggil standnya
"Mau langsung adu mekanik nih? Wah wah, okelah"
[Y/N] masih memerhatikan mereka berdua disebrang jalan. Pengguna stand itu berbadan kekar, dengan jaket hitam celana coklat tua, dan berambut sebahu. Tentu saja dengan tatapan yang mengerikan.
"Kau juga! Yang disebrang jalan jangan hanya diam saja! Bantulah temanmu ini melawanku, bodoh!"
Serangan The Devil melukai lengan kanan [Y/N]
"[Y/N]!"
"Nghh..sial, aku sedang tidak mau bertarung dan kau sekarang memancingku!"
[Y/N] menatap tajam pengguna stand yang diketahui bernama Devo itu.
"Nah, kalau kau sudah marah baru seru nih, ayolah, tunjukan kekuatan standmu!"
[Y/N] berganti pandang menuju polnareff. Polnareff menatap [Y/N] balik
"Polnareff san, kau mengerti apa yang kupikirkan? Kita bisa menyerang orang itu bersama"
Polnareff masih memandang [Y/N], terlebih lagi kearah lukanya
"Nak? Kau tidak apa apa? Lenganmu berdarah-"
"Jangan pedulikan aku, ini hanya goresan. Polnareff san, tunggu aba aba dariku, lalu kau bisa langsung menyerang Devo dengan mudah, si bajingan itu patut mati ditanganmu yang kuat itu!"
Polnareff mengangguk dan kembali menatap Devo.
"Heh, ada apa? Kudengar kau dulu punya adik perempuan bukan? Dia mati mengenaskan dan kau sekarang sedang mencari pembunuhnya"
Polnareff kaget dengan topik yang tiba tiba diganti
"Polnareff san! Jangan terkecoh!"
"Kenapa kau malah mengganti topik hah? Jangan bicarakan adikku lagi!"
Polnareff kembali memanggil chariotnya
"Kabarnya pembunuhnya kabur ke jepang, benar bukan?"
Polnareff semakin kesal
"Polnareff san! SEKARANG!!"
"SILVER CHARIOT!!"
Rupanya saat Devo sedang memancing amarah polnareff, ini merupakan kesempatan bagi [Y/N] untuk melilit kaki Devo dengan standnya, lalu membiarkan polnareff marah agar mendapat hasil yang maksimal.
"Cih, BAJINGAAAN!!!!"
----------
Di apartemen [Y/N], Polnareff sedang mengobati lengan kanan [Y/N]. Dari raut wajahnya, [Y/N] tahu kalau polnareff masih memikirkan apa yang Devo katakan padanya tadi
"Polnareff san, aku tidak tahu kalau kau punya adik perempuan..."
Polnareff hanya diam dan mulai membalut lengan kanan [Y/N] dengan perban.
"Ma-maafkan apa yang kuucapkan tadi-"
"Non, that's okay"
[Y/N] memandang polnareff lagi. Polnareff ikut memandang [Y/N] lagi, and sigh
"Sherry"
[Y/N] terdiam
"Sherry nama adik perempuanku, dia memiliki postur badan yang sama denganmu [Y/N], rambutnya berwarna coklat tua, dengan mata biru yang indah sama sepertiku. Aku berjanji untuk selalu melindunginya"
[Y/N] tetap mendengarkan cerita polnareff
"Pada hari itu, dia sedang pulang sekolah bersama teman kelasnya, sore itu gerimis-"
"Polnareff san, apabila yang kita bicarakan ini sesuatu yang sensitif, lebih baik tidak usah dilanjutkan. Aku tak mau kalau polnareff san bersedih-"
"[Y/N], that's okay, just let me continue"
Polnareff menggenggam erat tangan [Y/N] yang membuatnya sedikit kaget dan wajahnya memerah malu.
"Mereka berdua bertemu dengan seseorang ditengah jalan, dan dengan sekejap mata teman adikku dipenggal. Adikku diperkosa dengan kasar lalu dibunuh oleh orang itu"
[Y/N] nyaris tak percaya dan hampir menangis mendengar cerita polnareff
"Aku belum mempunyai keterangan pasti tentang pembunuhnya, tapi satu ciri ciri yang kudapatkan adalah pembunuhnya memiliki 2 tangan kanan"
Polnareff sigh
"Maaf kalau aku jadi membicarakan hal ini [Y/N]-"
[Y/N] memeluk polnareff erat, dia tahu apa yang polnareff rasakan saat tahu adik tersayangnya terbunuh.
"Polnareff san, aku turut berduka mendengar cerita itu"
Polnareff pun bisa mendengar [Y/N] terisak, dan memeluknya balik.
"[Y/N], terima kasih"
Suasana hening sejenak
"Polnareff san"
[Y/N] call him
"Hm?"
"Bagaimana? Apa sudah tenang?"
Polnareff mengangguk dan melepas pelukannya. Menatap [Y/N] dan tersenyum
"[Y/N]...aku, terima kasih, terima kasih untuk hari ini"
[Y/N] mengangguk dan tersenyum manis
"Pastikan hanya kau yang tahu sifatku ini ya?"
Polnareff mengangguk
"Eh tunggu, kenapa-"
[Y/N] tertawa
"Entahlah...aku malu saja"
Wajah polnareff memerah melihat [Y/N] tertawa dan tersenyum manis. Senyuman yang hampir sama seperti senyuman adik perempuannya dulu.
"Ah, besok sekolah lagi"
Lah, Mood [Y/N] jadi cepat berubah
----------
"Bye bye [Y/N]"
[Y/N] mengangguk
"Ah, polnareff san! Tunggu sebentar!"
[Y/N] memberikan sesuatu
"Eh? Jus?"
"Kau sangat menyukainya kan? Ambilah!"
Polnareff mengangguk dan pamit melambai. Hari yang menyenangkan baginya.

993 words. . . . .

Jojok Part 3 x readerWhere stories live. Discover now