43. Rain x Kenzou

2.8K 308 73
                                    

Halo, lama gak bersua 🤭

Cung, siapa yang masih setia nunggu cerita ini update? 🙋☝️

Maaf, baru update. Kemarin aku sibuk pulang kampung, terus ada sedikit kesibukan percuanan 😂

Selamat membaca, ya!

Love,
Amey 😘

***

"Begitu?" Rain memijit pangkal hidungnya. Dengan ponsel yang masih menempel di telinganya. Tersambung dengan Jeffry yang tak lain adalah pengacara pribadi Rain. Yang Rain hubungi beberapa waktu lalu untuk menanyakan perkembangan gugatan perceraiannya pada Diandra.

"Betul, Pak. Kalau tidak ada masalah, surat gugatannya kemungkinan baru akan dikirim ke tergugat minggu depan. Dan mungkin, proses persidangannya akan memakan waktu satu atau dua bulan."

"Apa gak bisa dipercepat?" Desah Rain berat.

"Ya?"

Rain menghembuskan nafas kasar untuk sesaat. "Saya gak perduli mau menghabiskan biaya berapa. Yang penting semuanya bisa selesai secepatnya. Kalau bisa, kurang dari tenggang waktu biasanya."

"Baik, Pak. Akan kami usahakan."

"Kabari terus progresnya. Maaf mengganggu pagi-pagi buta. Aku matikan teleponnya." Dan setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban di seberang sana. Rain pun mematikan sambungan telepon. Dan lalu, kembali menghubungi kontak lain.

"Halo, Mas?"

Hening. Rain tak langsung menjawab saat panggilannya disahuti di seberang sana. Itu karena telinganya mendengar suara anak perempuan menangis diiringi suara lembut wanita yang sedang berusaha menenangkannya.

"Avi, udah, dong, jangan nangis terus. Papa, kan Cuma mau mandi. Papa mau berangkat kerja. Gitu aja, kok di tangisin?"

Flo.

Itu suara Flo. Suara wanita yang sampai hari ini masih berada dalam hatinya. Dan sudah beberapa lama tidak pernah Rain dengar lagi lantaran bisa dikatakan dirinya tidak lagi pernah bertemu dengannya semenjak Rain pindah kembali ke Indonesia. Mengingat Rain bisa dikatakan jarang sekali bertandang ke rumah besar. Karena yang dia hubungi tidak lain adalah Ryan—adiknya.

"Avi mau ikut, Ma!"

"Mana boleh, Papa mau kerja. Bukan mau main. Nanti Papa pulang, kan, bisa nemenin Avi lagi di rumah—"

"Mas?"

Rain mengerjap. Seolah baru saja tersadar dari keterdiamannya sekian lama karena mendengar suara Flo berbicara menenangkan anaknya yang terus merengek, sedangkan sambungan teleponnya sudah sedari tadi terhubung.

"Oh, maaf." Rain buru-buru menjawab sambil menggelengkan kepalanya. Guna mengumpulkan penuh kesadarannya. "Apa aku mengganggu?"

"Ah, gak juga, Mas. Kenapa? Tumben, pagi-lagi begini ada telpon?"

"Gak apa-apa. Cuma mau tau kabar kamu. Mengingat, kita lama gak ketemu." Jawab Rain basa-basi

"Oh, aku baik. Mas Rain sendiri apa kabar?"

"Baik. Flo.. dan Avi apa kabar?"

"Mereka juga baik, Mas."

"Syukurlah. Lalu.. gimana sama kandungan Flo?"

"Kandungan Flo juga baik, Mas. Mbak Diandra sendiri apa kabar, Mas?"

Rain terdiam untuk sesaat. Tak langsung menjawab saat Ryan justru mengungkit nama Diandra. "Baik." Tak lama kemudian Rain menjawab. "Dia baik. Hanya saja selalu sibuk seperti biasa. Ngomong-ngomong, ada.. yang ingin aku bicarakan." Rain buru-buru mengalihkan pembicaraan. Tak mau lebih lama membicarakan masalah Diandra.

The Hottest RainWhere stories live. Discover now