12. I'm a clown

1.8K 334 81
                                    

###

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

###

Sekarang.

Kanya menatap tangannya yang digenggam lembut juga seseorang yang sama menatapnya lembut.

Lagi-lagi karena mengenal Prava, ia juga banyak bersyukur karena bisa mengenal sosok perempuan baik di depannya ini.

Bunga.

Perempuan bertubuh mungil yang merupakan kakak kandung Prava ini menjadi tempat Kanya bercerita selama ini. Tanpa menghakimi salah satunya, Bunga biasa mendengarkan dan membuat Kanya nyaman.

"Kamu nginep sini aja deh, Nya? Kiya juga udah bobo tuh," bujuk Bunga sambil terus menggenggam tangan Kanya hangat, memberi dukungan.

Kanya mengangguk kecil tanda setuju. "Aku mungkin telepon Mbak Yayu dulu supaya bisa bawain barangnya Kiya sama barangku ya, Kak?"

Bunga tersenyum mempersilakan. Sambil menunggu Kanya kembali, kakak dari Prava itu menatap Kanya bingung. Ingin membantu tapi ia juga sama-sama buntu.

"Kenapa, Sayang?" tanya Abi yang melihat wajah sedih Bunga.

"Kanya."

"Kanya kenapa?"

"Dia abis nangis ke aku, Sayang," lirih Bunga sambil menghela napas.

"Karena Prava lagi?"

Bunga mengangguk dan hampir kembali menimpali, tapi Kanya keburu datang dan duduk di dekat pasangan suami-istri itu.

"Gimana, Nya? Bisa dianterin?"

Kanya mengangguk. "Bisa. Pak Dedi katanya udah mau berangkat ke sini, Kak."

Abi menatap Kanya sebentar kemudian menepuk pelan lengan adik iparnya itu. "Kenapa, Nya?"

Kanya mengusap wajahnya pelan dan raut sedih itu kembali muncul, dan dengan lancar ia kembali menumpahkan isi hatinya. "Jujur aku bingung, Kak."

"Mau segimanapun aku ada di samping Prava, dalam keadaan apapun, yang Prava inget cuma Winnie kan," lirih Kanya.

"Aku bingung."

"Jadi ibu serba salah ya?" gumam Kanya. "Aku mau lihat Kiya bahagia, dan akhir-akhir ini aku bisa lihat dia bahagia banget dengan penuhnya perhatian dari aku dan Prava."

"Tapi aku gak bisa gini terus, Kak. Aku gak kuat. Bertahun-tahun hidup sama Prava ngerasa bingung sama perasaan dia. Kebayang-bayang kalau dia menyia-nyiakan Winnie yang hampir sempurna."

"Aku juga mau bahagia, Kak," lirih Kanya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku cuma mau tahu, apa emang aku cukup spesial, atau balik lagi ke kenyataan, kalau aku emang gak pernah dipilih. Bahkan sama Prava sekalipun."

Bunga memalingkan wajahnya ketika ia meneteskan mata, ikut menangis sedih mendengar ungkapan perasaan Kanya.

Dan jauh lebih sedih karena sebagai kakak, ia bahkan gak bisa ikut meyakinkan Kanya.

IdyllicWhere stories live. Discover now