2. Hello, Kiyana!

3.4K 540 64
                                    

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


###

Sekarang.

Nima menghela napas sedih.

Setelah sebulan lamanya menunggu anak bungsu juga menantunya untuk sadar karena kecelakaan hebat itu, Nima tidak menyangka kalau apa yang harus ia lalui justru lebih berat lagi.

Bagaimana bisa Prava dan Kanya tidak mengingat semuanya?

Bagaimana dengan Kiya?

Cucunya yang cantik dan menggemaskan itu tidak boleh menyadari hal ini.

Nima kembali mengingat obrolannya ketika menceritakan Kiya pada Prava dan Anya.

Nima jelas melihat wajah-wajah kebingungan dari keduanya, oleh karena itu ia meminta anak-anaknya itu untuk berlaku bahwa mereka mengingat semuanya di depan Kiya.

Sampai mereka berdua kembali mengingat.

Dan kapan?

Nima kembali menghela napas.

Tidak ada yang tahun pasti kapan ingatan Prava dan Kanya bisa kembali.

"Oma?" panggil Kiya pelan.

"Eh, Kiya udah mandinya?" sapa Nima penuh hangat pada cucunya.

Kiya mengangguk kecil. "Tadi dibantuin Mbak Yayu. Kata Eyang Kakung, Kiya hali ini bisa ketemu Mami sama Papi?"

Nima mengangguk dan mengangkat tubuh cucunya itu ke pangkuannya. "Kangen ya sama Mami dan Papi?"

Kiya mengangguk dengan bibirnya yang cemberut. "Mami sama Papinya Kiya udah gak sakit kan, Oma?"

"Nggak kok. Hari ini Kiya bisa pulang ke rumah sama Mami dan Papi."

"Benelan, Oma?"

"Iya, beneran."

"Asiik! Kiya mau ajak Mbak Yayu peliksa mainan Kiya, ah! Takut ada yang ketinggalan."

Nima mengecup pelan puncak kepala Kiya sebelum akhirnya menurunkan lagi cucunya itu.

Setelah itu, ia dan Kiya langsung berangkat ke rumah sakit. Rumah sakit milik keluarga besar suaminya dan juga tempat Prava dan Kanya dirawat.

###

Kanya dan Prava sudah mengganti baju pasien mereka ke baju mereka sendiri.

Tas berisi barang-barang keduanya sudah dirapikan.

Keduanya menggenggam handphone masing-masing, handphone yang rusak ketika kecelakaan tapi berhasil Abi kembalikan seperti semula.

Walaupun kembali ke genggaman, tidak ada dari keduanya yang ingin menyalakan handphone itu.

Mereka takut dan juga masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

IdyllicOnde histórias criam vida. Descubra agora