。◕ANNA MARIE◕。

19 11 0
                                    

“Gosip itu seperti energi, tidak mungkin dihilangkan tapi dapat berpindah dan berubah bentuk.”
•••


Jika ada kompetisi orang yang mati rasa se-Indonesia, sudah pasti Anna yang akan menjadi kandidat terkuat. Lihat saja, sekarang gadis itu masih duduk dengan santainya di atas motor, persis di parkiran sekolah barunya. Sementara seniornya sudah sedari tadi berkoar agar seluruh peserta didik baru berkumpul di lapangan. Tidak ada takut-takutnya.

"Itu Anna, kan? Ngapain dia? Gimana kalau senior atau guru lewat? Mampus dah tuh anak." Siswa lain yang juga berasal dari sekolah menengah yang sama dengan Anna mencibir sambil memandangi Anna terang-terangan.

Temannya mengedikkan bahu mendengar ucapan temannya tadi, "Gua juga gak tau, tapi dengar-dengar dia anak broken home. Katanya Anna itu aneh, susah di tebak! Di SMP juga gak ada yang mau temenan sama dia, kan?  Bisa-bisanya, sih, dia masuk sini, padahal gak ada sisi bagusnya. Bad attitude, gak pinter juga."

"Hahaha. Gua juga dengar rumor kalau Anna itu tukang mabuk, merokok, kasar, hobi tawuran, sampai balapan liar juga. Fyi, dia sampe main tangan kalo berantem. Serem banget deh ada cewe kayak gitu."

"Eh, tapi bener gak, sih? Kalo nyokapnya, maaf ya ... jual diri, pas bokapnya ninggalin rumah?" Satu dari mereka kembali mengundang berita yang entah sudah digoreng berapa kali. Yang lain hanya menggeleng sambil berdecak, ada juga yang mengedikkan bahu.

"Pasti keluarganya banyak yang gak suka sama dia, deh. Malu-maluin."

"Cantik, sih, tapi  kelakuannya itu, loh."

"Sayang banget, cantik-cantik tapi kayak sampah."

"Iuuhhh ...."

Begitulah cibiran dan rumor buruk beberapa siswi yang baru saja berlalu di hadapan Anna. Namun gadis itu hanya membalas mereka dengan senyuman kecil. Baginya hal seperti itu sudah biasa ia dengar sejak sekolah menengah pertama (SMP). Dulu banyak yang harus dia salahkan untuk kejadian seperti itu, sekarang dia hanya akan membalas dengan senyuman.

"Hei ... kamu, ngapain disitu?! Gak denger disuruh baris?!" tegur senior yang memakai baju OSIS.

"Kepo!" sarkas Anna berlalu meninggalkan parkiran dan senior itu. Ah, tentu saja dia sudah memastikan seniornya itu tidak mendengar karena jarak mereka.

Bukannya menuju lapangan Anna malah terus berjalan di lorong sekolah yang terlihat sepi, dia masih berusaha untuk benar-benar meredam emosinya, yang sudah disembunyikan dengan apik sedari tadi.

Bruukkk!!

Sesuatu menghantam badannya secara tiba-tiba sampai dia melihat seorang siswi berbadan kecil hampir telungkup di lantai koridor. Gadis itu berusaha berdiri dan mengibaskan roknya.

"Aduh maaf, ya. Fara gak sengaja."
Anna hanya menatap gadis itu singkat dan hendak kembali melangkah.

"Tunggu …." Gadis itu sampai menahan tangan Anna. "Anu ... Fara bingung, lapangannya di mana, ya? Kamu tau, gak?"
Anna menatap tangannya yang masih ditahan oleh gadis itu sampai dia melepaskannya.

"Lo niat sekolah gak, sih? Punya mata, kan? Bisa baca, kan? Liat dong papan petunjuk," sinisnya.

"Tapikan ... malu bertanya sesat di jalan. Lagian ini namanya basa-basi, siapa tau bisa ke lapangan bareng."

CAMARADERIEWhere stories live. Discover now