★ LUS 30 ★

736 33 13
                                    

Liandra Untuk Starla

.
.
.
Selamat membaca~

Kalo ada tipo tolong bantu koreksi, ya★

Pagi-pagi sekali, Starla kembali berkunjung ke kediaman Lian setelah tadi malam dia diam-diam pulang agar tidak dicegah oleh cowok itu. Baru saja menginjakkan kaki di ambang pintu, suara rendah tak asing menyambut indra pendengaran.

"Starla, kamu balik lagi, Sayang."

Starla bergumam sahaja. Merasa aneh saat Lian memanggilnya sayang padahal hubungan mereka sudah kandas. Namun, dia merasa tak tega saat netra Lian menatap teduh, lantas telapak tangan kekarnya mengambil salah satu tangannya sebelum raga dibawa menuju ke area belakang rumah.

"Star, aku---"

"Lian, kamu nggak lupa 'kan kalo kita udah putus?" Terpaksa Starla berkata demikian.

Langsung sahaja ekspresi mendung mampir di wajah yang tadi sedikit bersinar berkat kedatangannya. Dengan senyum dipaksa, Lian bertanya jua, "Kita bener-bener nggak bisa balik lagi? Aku masih sayang sama kamu."

Seketika suatu ide berlian muncul di otak kecil Starla.

"Bisa, tapi ada syaratnya."

Tentu respon tubuh Lian sukar dikondisikan mendengar itu. Tubuh refleks mencondong ke depan hingga ayunan besi yang mereka duduki sedikit bergoyang pun jemari Lian sontak bertaut pada jemari Starla. "Apa pun bakal aku kabulin demi kamu."

"Jelasin sama aku soal masa lalu Gladis. Aku janji kita bakal balikan kalo kamu mau jelasin  sejujur-jujurnya."

Lian terdiam singkat, memikirkan keputusan sebelum mengangguk pasti.

Dia mengatakan bahwa saat di bangku SMP dulu, Gladis sempat menjadi korban bullying gara-gara ulah seseorang. Seseorang itu tak lain adalah Banu---cowok yang mengaku sebagai mantan kekasih Gladis. Banu pernah memiliki perasaan kepada Gladis dan pada suatu waktu dia menyatakan perasaannya di depan banyak murid. Namun, harapan diterima oleh sang pujaan kandas saat Gladis menolaknya secara terang-terangan. Padahal gadis itu tidak ada niatan mempermalukan, tetapi para murid yang menertawakan---mengingat paras Banu, membuat cowok itu mempunyai dendam.

Dia sengaja menjebak Gladis dan menyebarkan fitnah jika gadis cantik itu penyuka sesama jenis. Ditambah dengan kekuatan uang, rumor tersebut sukses mempengaruhi semua teman-teman sekolah sehingga sejak itu Gladis kehilangan teman sebaya.

Mengetahui fakta baru ini, timbul perasaan bersalah dan simpati pada diri Starla. Apakah selama ini dia telah bertindak keterlaluan? "Terus ... soal hubungan kamu sama dia?"

"Dengerin baik-baik, ya," kata Lian mengusap pipi halus Starla lalu melanjutkan cerita.

Meski sudah dikucilkan, Gladis tetap berusaha agar fitnah itu segera usai, melalui cara memintanya menjadi pacar. Sehingga dengan begitu semua orang tahu jikalau Gladis bisa menjalin hubungan bersama lawan jenis.

Tentu saat itu Lian menolak, enggan terlibat dalam permasalahan tak jelas tersebut. Namun, karena permohonan sekaligus jasa yang pernah Gladis berikan yaitu menjadi partner tugas saat tidak ada satu pun yang mau, mengingat dirinya dulu sangat kaku. Meskipun timbal balik tersebut kurang sebanding, tetapi Lian memutuskan menyetujui.

Mendengar informasi tersebut, Banu menyusun rencana lagi. Menciptakan fitnah lebih kejam daripada rencana awal.

"Fitnah ... apa lagi?"

Berdasarkan nada dan intonasi suara, Lian mudah menebak jikalau Starla merasa menyesal. Kedua mata pula sudah memerah, nyaris meneteskan air berharga milik aksa.

Liandra Untuk Starla [SELESAI]Where stories live. Discover now