Ekstra Part

1.2K 44 30
                                    

Liandra Untuk Starla

.
.
.
Selamat membaca~

Kalo ada tipo tolong bantu koreksi, ya★


Usia kandungan Starla sudah berjalan 8 bulan. Maka sekitar satu bulan lagi Lian dan wanita itu akan berjumpa sang buah hati. Mereka sengaja tidak melakukan USG agar jenis kelaminnya nanti menjadi kejutan. Perempuan atau laki-laki sama sahaja---yang terpenting anak mereka lahir dalam keadaan sehat.

"Lian! Buruan ke sini!"

Lian yang tengah bermain hp di kamar dibuat turun dengan panik dari tangga. Teriakan melengking barusan membuatnya mengira terjadi hal buruk dengan sang istri.

"Kenapa, Star? Kamu nggak papa 'kan?" tanyanya.

Namun, Starla justru tampak baik-baik saja di sofa depan televisi. Wanita itu sedang memangku piring berisikan irisan mangga muda serta lemon.

"Aku nggak habis makan buahnya. Kamu yang habisin, ya? Biar nggak mubazir."

Lian menatap ngeri pada piring tersebut. Dia mampu membayangkan betapa masamnya rasa mangga dan lemon itu. "Buat besok aja, deh, ya? Biar itu aku simpen di kulkas."

"Nggak! Kamu harus habisin sekarang, kalo nggak malam ini kamu harus tidur di luar!"

Lian seketika panik mendengarnya. Sudah lebih dari dua kali dirinya menerima hukuman serupa, ditambah Starla tidak mau berbicara seharian penuh gara-gara kemauan tak dituruti. "Ya, udah. Aku makan demi kamu ...." Pasrah, hati-hati dia mulai menyicip dari mangga muda. Tinggal dua iris, meski rasanya lumayan masam, tetapi masih bisa diterima perut.

Namun, pada saat mencoba lemon, belum sempat menelan gigitan buah tersebut, dia lebih dulu memuntahkan. Dia sontak berlari menuju dapur dan memuntahkan seluruh isi perut di wastafel.

"Lah, kok dimuntahin, sih?!" Starla berdecak melihatnya.

"Asam banget, By. Aku nggak kuat."

Wajah memelas Lian membuat Starla mendesah berat. Sayang sekali permintaan malam ini belum sepenuhnya dituruti. Beruntung belas kasih si hati masih ada sehingga dia terpaksa menyudahi permintaan beberapa menit lalu.

"Ya, udah. Buat malam ini nggak usah dilanjut. Sekarang itu disimpen di kulkas dulu terus  besok kamu makan lagi. Oke?"

Perasaan lega Lian terurungkan begitu mendengar pernyataan itu. "Iya, Sayang."

"Nah, sekalian sama Bibi juga!"

Wanita paruh baya yang baru masuk ke dalam dapur untuk menaruh gelas, spontan dibuat berhenti. Beliau menatap sang majikan horor. "S---saya, Non?"

"Iya, Bi. Mau 'kan? Cuma makan lemon, kok. Seger!"

Asisten rumah tangga yang kerap dipanggil Bi Maryam itu menelan ludah susah payah. Sejak menjadi pembantu di rumah ini dan tahu majikannya sedang mengandung, dirinya tak jarang dijadikan korban. "Tapi, Non---"

"Jangan nolak, oke? Kalo nggak mau gaji Bibi aku tahan!" ancam Starla tanpa belas kasih.

Pada akhirnya dua orang di dekatnya hanya bisa pasrah. Sementara satu orang yang mengumpat di balik dinding terkekeh pelan. Untung saja dia tidak ikut serta ke dapur hingga lolos dari majikan mudanya itu. Dia adalah Pak Anam---tukang kebun sekaligus supir pribadi yang biasa mengantar Lian dan Starla pergi.

"Liaaaan!"

Suara Starla menggema di area rumah berwarna dominan putih pada pagi hari. Wanita itu baru bangun dari tidur, tepat pukul 7, memancing wanita yang sedang memasak di dapur supaya berlari tergopoh-gopoh menuju lantai dua. Di mana Starla menangis tesedu-sedu di atas ranjang.

Liandra Untuk Starla [SELESAI]Where stories live. Discover now