★ LUS 41 (Ending) ★

1.3K 43 28
                                    

Liandra Untuk Starla

.
.
.
Selamat membaca~

Kalo ada tipo tolong bantu koreksi, ya★


Gadis itu masih setia membaringkan tubuh di atas ranjang. Bahkan tirai jendela di kamar masih tertutup, begitu pun dengan kedua kelopak mata.

"Star! Jam segini masih belum bangun?!"

Starla membuka mata terkejut saat suara sang ibu mendera di kamar. Dia berdecak lalu kembali memejamkan mata. Namun, dia terpaksa harus duduk saat kedua tangannya ditarik paksa.

"Kamu gimana, sih?! Katanya mau nganter Lian ke bandara!"

Sontak kesadaran Starla terkumpul penuh. Dia baru teringat akan hal tersebut. Buru-buru dia memeriksa jam di ponsel yang telah menunjukkan pukul 07.50 WIB. Sepuluh menit lagi pesawat Lian akan take off!

"Aku mau siap-siap!"

Meski yakin dirinya tak sempat mandi, tetapi setidaknya dia membenahi diri dan memakai parfum. Dengan wajah panik, pada pukul 8 tepat Starla baru berangkat ke bandara dengan diantar oleh sang supir. Dia melihat menyempatkan meneliti daftar panggilan baik di WhatsApp ataupun telepon biasa. Di sana Lian sempat menelepon berulang kali bahkan sampai mengirim banyak pesan.

Saat Starla mencoba menghubungi balik nomor sang tunangan, teleponnya tak kunjung mendapat tanggapan. Begitu pun dengan chat yang hanya memperlihatkan centang satu.

"Lebih cepet, Pak!"

"Baik, Neng."

Starla tidak yakin apakah dirinya akan sempat berjumpa dengan Lian untuk yang terakhir kali. Semoga sahaja terdapat pengunduran jadwal untuk penerbangan pesawat bagian Lian.

Sesampainya di tempat tujuan, Starla buru-buru masuk ke dalam bandara. Meskipun dia sempat memaksa masuk dan diusir oleh penjaga, dia tak menyerah guna mencari keberadaan Lian.

"Kak, Kakak tau soal Lian? Tunangan Kakak ada bilang nggak? Soalnya aku terlambat dateng dan sekarang lagi nyari di bandara." Sebagai jalan terakhir Starla menghubungi Aurora, berharap mendapat informasi.

Namun, yang dia dapat justru kekecewaan. Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 9, sudah dapat dipastikan pesawat Lian sudah terbang sedari tadi.

"Mbak? Kenapa nangis?"

Starla memalingkan wajah lalu mengusap air mata di pipi saat seorang lelaki yang baru datang duduk di dekatnya. Orang asing itu bertanya sok akrab. Meski demikian, Starla tetap membalas ramah, "Nggak papa, Mas. Cuma---"

"Habis ditinggal sama cowoknya, ya?" potong lelaki tersebut, tepat sasaran.

Ragu-ragu Starla mengangguk. Entah siapa sosok di sampingnya ini, tetapi dia merasa seperti familiar. "Kita ... kaya pernah ketemu? Soalnya saya kaya nggak asing sama wajah Mas."

"Kan kamu beneran lupa." Orang itu malah tertawa. "Udah nebak dari awal, pasti kamu lupa sama saya. Saya abang sepupu Aurora yang waktu itu juga sempet dateng ke pertunangan kamu."

Starla ingat sekarang. Bingung membalas apa, sekadar kalimat, "Oh, oke." Yang terucap dari bibir.

"Jadi, tunangan kamu itu pergi ke luar negeri? Sama, dong. Tunangan saya juga baru berangkat tadi." Dia tersenyum. "Tapi, sayang. Kamu baru putus juga tadi. Gara-gara dia takut sayanya nggak sanggup LDR terus selingkuh di sini."

Mendengar itu, Starla tersenyum tipis. "Sabar, ya, Mas. Nanti pasti dapet pengganti yang lebih baik."

"Aamiin. Maaf, ya saya jadi curhat gini," katanya terkekeh pelan.

Liandra Untuk Starla [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora