CHAPTER 3 : LOSING BREATH

1.2K 160 196
                                    



Seulgi menoleh ketika melihat Wendy masuk ke ruang latihan yang mereka gunakan tadi. Tapi ia mengembalikan tatapannya kedepan, melanjutkan latihannya. Dia perlu memperlancar bagian dance breaknya. Seulgi tidak ingin terlihat kaku disandingkan dengan dance machine Hyoyeon.

Tidak lama, Wendy juga ikut berlatih bersamanya. Mengikuti ketukannya dan menyamakan gerakannya.

"Kupikir kau sudah pulang." Komentar Seulgi.

"Taeyeon Unnie menyuruhku menunggumu. Dia khawatir kau akan latihan sampai larut lagi." Jawab Wendy, "kubilang, 'Seulgi tidak akan menurut dengan kata kata. Harus diseret.'"

Seulgi tertawa. Ia menarik tangan Wendy, "coba bantu aku di partku dan Taeyeon Unnie."

Wendy menurut, memainkan part Taeyeon ketika melakukan dance couple dengan Seulgi. Lalu ia melanjutkan partnya sendiri pada chorus.

Wendy berhenti, "kau tau, aku suka partku yang ini."

Seulgi juga menarikan part Wendy, tersenyum puas, "aku juga. Energik sekali."

"Bukan dance nya." Koreksi Wendy, "liriknya, Bear."

Seulgi menatap Wendy.

"Cowokku ada di level lain." Wendy mulai menyenandungkan partnya, "level yang tidak akan pernah kau impikan."

"Seperti yang kubilang tadi. Powerfull." Seulgi berbalik, menghadapi cermin dan kembali menari. Tapi ia masih dapat melihat Wendy menatapnya melalui cermin.

"Lalu dilanjut dengan partmu. Second chorus." Wendy melanjutkan ucapannya meski Seulgi membelakanginya, "kau bahkan tidak akan pernah ada di level ini. Dunia ini adalah panggung kami. Level kami." Wendy maju selangkah, "menurutmu kenapa mereka memasukkan lirik itu pada lagu yang dibawakan oleh grup yang dua membernya pernah terlibat skandal dengan boy grup?"

"Noise marketing?" Seulgi mendengus. Selalu tidak suka jika 'skandal'nya diungkit.

Itu bukan skandal. Hubungan kami ... bukan skandal. Seolah itu terdengar kotor sekali sehingga menyebutnya 'skandal'.

"Bukan, sayang." Wendy menatap Seulgi sedih, "they want to say that they supporting you. Kau dan Taeyeon Unnie."

"Agak terlambat. Untuk Taeyeon Unnie. Dia sudah melalui neraka." Tukas Seulgi.

"Jadi mereka tidak ingin terlambat lagi untukmu. Kau dan Par..."

"Wendy!" Seru Seulgi, gemetar.

Wendy diam dahulu. Menatap Seulgi yang membuang tatapannya. Lalu ia menggeleng sedih, "berbeda dengan dulu. Sekarang kau punya power. Dia punya power."

"Benar dia punya power!" Seulgi berbalik, menatap Wendy, "power yang sangat besar. Yang bahkan aku takut padanya. Takut itu akan menghancurkan semuanya." Seulgi berbalik lagi menatap dirinya di cermin, "termasuk semua kenangan indahku tentangnya, satu satunya yang aku punyai."




~ Seoul Music Awards 2016, after party.


Seulgi menjatuhkan dirinya disamping Wendy. Tatapannya kosong, seolah raganya tidak berada disitu.

"Mau pesan apa?" Tanya Bongsun, membagikan buku menu pada mereka.

"Aku tidak ingin makan. Aku ingin tidur." Keluh Yeri mengantuk. Kepalanya terangguk angguk menahan kantuknya.

HELLO AGAINWo Geschichten leben. Entdecke jetzt