CHAPTER 10 : BREAKING DOWN

1.4K 145 202
                                    



Kai menaikkan alisnya melihat Jimin duduk manis di apartemen Ha Sungwoon.

"Wah, yang tadinya tidak pernah datang berkumpul sekarang jadi yang paling awal muncul." Komen Kai, tidak tahan.

Sungwon tertawa, "jangan meledeknya. Nanti dia ngambek lagi dan tidak mau main denganmu."

Jimin memutar bola mata. Memperhatikan Kai yang menghenyakkan tubuhnya di sofa di hadapannya.

"Ngambek saja terus. Memangnya aku tidak tau tujuannya ikut ngumpul sekarang juga ingin mengorek kabar dariku?" Cibir Kai, "aku masih jengkel sekali jadi terbawa bawa masalahnya saat dia sakit tempo hari."

"Aku kan tidak menularimu!" Seru Jimin.

"Memang tidak! Tapi kau membuatku ditegur Manager!" Kai melotot, "gara gara Seulgi ketauan bertemu denganmu di tempatku!"

"Itu kan kebetulan." Gumam Jimin menatapi tembok.

"Sudahlah." Lerai Sungwoon. Melemparkan kopi kalengan pada Kai, "aku sedang tidak bisa membelamu sekarang karena aku menginginkan sesuatu dari Jimin."

"Dia juga sedang menginginkan sesuatu dariku. Mau bekerja sama?" Tanya Kai, menyengir.

"Memangnya aku sedang menginginkan apa?" Tanya Jimin keras.

"Kabar dari Kang Seulgi." Jawab Kai santai, "kau menginginkannya kan?"

Jimin bungkam.

"Ya ampun, Jimin ..." Sungwoon mendesah, "kau mempersulit hidupmu sendiri, tahu."

"Jangan ikut campur!" Desis Jimin, "aku tau apa yang kumau!"

"Dan yang kau mau itu apa? Menyakiti Seulgi sampai ke akar akarnya?" Sahut Kai.

Jimin berpaling pada Sungwon, "dia menyebalkan. Aku tidak mau mengisi Ost."

Sungwoon memelototi Kai, "diam, Kai!" Lalu ia menatap Jimin, "jangan begitu ... " Rayunya mendayu dayu, "Seokjin Hyung saja sudah melakukannya kan? Lihat! Memangnya kau tidak mau Ost mu dielu elukan juga? Jadi trending dimana mana?"

"Tidak aku tidak tertarik."

"Ayolah Jimin." Sungwoon menyambar kopi kalengan yang sedang Kai angkat ke bibirnya dan menyerahkannya pada Jimin, "katanya mau melakukan hal seperti ini denganku."

Kai melotot, mendapati kopi ditangannya disambar dan berpindah tangan.

Jimin masih terlihat enggan sehingga Sungwoon menyambar sesuatu di meja dan memperlihatkannya pada Jimin, "nih, liriknya. Aku sudah mengirimkan demonya padamu. Kau bisa mengutak utik nada atau liriknya jika kau merasa tidak cocok."

Meskipun enggan, jika kertas itu disodorkan di bawah hidungnya, mau tidak mau Jimin melihatnya.

"Jimin, kau tau apa keuntungan menjadi musisi? Perasaan bisa kita sampaikan lewat karya dan tidak akan ada yang menyadarinya jika kita memainkan peran dengan baik. Kita bisa mengeluarkan unek unek sekaligus dibayar untuk itu."

Kai mendengus mendengarkan pendekatan yang dilakukan Sungwoon. Bocah pintar. Jimin akan luluh jika diberi sudut pandang tentang itu. Ia tau Jimin tengah frustasi dan bisa meledak kapan saja.

"Kang Seulgi sudah sehat. Sudah masuk kerja." Celetuk Kai, "aku melihatnya tadi pagi di perusahaan. Hendak melakukan fanmeeting online."

Jimin terdiam. Matanya menatap lirik lirik itu. Dan terasa melihat nama Seulgi di setiap akhir barisnya.

Jimin menghela nafas panjang, "oke. Aku mau."

Sungwoon melompat kecil dan mengacungkan tinjunya keatas.

HELLO AGAINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora