CHAPTER 4 : 835 DAYS

1.1K 150 162
                                    



"Woah, lihat ini!" Seru Yeri di sofa.

"Apa?" Tanya Joy yang berada di sofa yang berlainan dari si maknae.

"BTS membuka akun IG pribadi. Serentak semuanya."

Gerakan Seulgi yang tengah menyedot debu di bawah meja TV berhenti sebentar. Tapi lalu ia melanjutkan pekerjaannya.

"Benarkah?" Sahut Joy, "Wah, rekor rekor pasti akan bermunculan setelah ini."

"Begitulah. Langsung jadi berita dimana mana."

"Mereka bernafas saja sudah jadi berita kok." Sahut Irene, memasuki ruang tengah dorm mereka dengan membawa kantung belanjaan. Ia meletakkan belanjaannya di meja dan berkacak pinggang melihat posisi Joy dan Yeri yang nyaman di sofa sementara Seulgi bekerja sendiri.

"Kalian membiarkan Seulgi bersih bersih sendiri?" Tanyanya.

"Tidak kok!" Yeri menurunkan ponselnya dan menatap Irene, "aku baru istirahat. Kenapa Unnie muncul saat aku main ponsel dan bersantai tapi saat aku bersih bersih, kau tidak melihatnya?"

"Karena kau memang tidak pernah bersih bersih!" Irene melotot.

"Seulgi Unnie yang tidak mau dibantu!" Joy melompat berdiri dan menghampiri Seulgi, "tuh kan, Unnie! Biarkan aku yang mengerjakannya!" Ucapnya sambil merebut vacuum cleaner di tangan Seulgi.

Seulgi mendengus. Ia mengambil kantung belanjaan di meja dan beranjak ke dapur. Meninggalkan Irene VS maknae yang mulai adu mulut.




Wendy sedang mengelap permukaan meja. Ia menoleh ketika Seulgi mendekat, "Irene Unnie sudah pulang?"

Seulgi mengangguk dan meletakkan kantung di meja dan Wendy membongkarnya. Mulai mensortir barang barang sementara nada nada tinggi mulai terdengar dari ruang tengah.

Seulgi tertawa kecil, "aku rindu sekaligus muak dengan atmosfir seperti ini."

Wendy juga tertawa, "setuju. Ketika aku di rumah, aku ingin kembali ke dorm. Tapi ketika berkumpul di dorm, aku ingin pulang saja."

Seulgi mengangguk membenarkan. Membawa setumpuk bahan makanan beku di pelukannya dan menghampiri kulkas, "kenapa untuk comeback kali ini kita diminta untuk kembali ke dorm?"

Wendy menyimpan bungkus bungkus ramen di lemari penyimpanan bawah, "supaya bisa mengatur jadwal kita dengan lebih mudah. Kau tau kan? Terlalu banyak jadwal individu membuat comeback Queendom kita tumpang tindih dan kita keteteran."

Seulgi mengangguk lagi, mengingat comeback terakhir mereka lumayan melelahkan.

"Dan dengan tinggal di dorm, perusahaan lebih mudah juga untuk menjaga kita."

"Aku tau." Seulgi menutup pintu kulkas, "hanya saja ... agak aneh kita kembali tinggal di dorm bersama lagi. Seperti saat kita masih rookie."

Jeritan dolphin Irene yang terdengar seolah mengiyakan ucapan Seulgi tadi.

Wendy tertawa, "seru kan? Kita akan bersenang senang bersama. Atau terkena hipertensi bersama."

Seulgi tertawa. Benar. Di tahun kedelapan mereka bersama ini, sudah tidak terhitung kenangan yang mereka buat bersama. Susah dan senang, mereka bagi bersama. Mereka ada di sebagian besar hidup Seulgi. Disaat Seulgi senang, ataupun disaat Seulgi ... berada di titik yang paling bawah.


Seulgi menegakkan tubuh, menatap sekeliling. Disini, ia pertama kalinya mencoba kemampuannya memasak. Setelah trial and error beberapa kali, akhirnya ia cukup percaya diri untuk memamerkan masakannya kepada seseorang yang telah begitu berisik meminta makanan yang dibuat dengan tangannya sendiri. Dan disini, tepatnya di bangku yang sekarang Wendy duduki, orang itu juga pernah duduk dan berkata bahwa ia ingin memakan makanan Seulgi untuk seumur hidupnya.

HELLO AGAINWhere stories live. Discover now