04. Ara mager mandi🧦

49 31 137
                                    

"Astoge aromanya sungguh menusuk sanubari menggoda iman, " ucap Yanto seraya mengendus endus ketek Ara, wangi wangi sedap.

Ara belum mandi dari satu minggu lalu sebab hujan selalu mengguyur bumi udara dingin menusuk sampai ke tulang, Ara tidak kuat ia memilih libur mandi untuk bahas waktu yang belum bisa dipastikan.

"Apaan sih Yanto, peluk-peluk lo kata gue bantal guling napa?" pura-pura marah memasang muka sebel dalam hati Ara seneng dipeluk Yanto, rasanya hangat dan nyaman.

"Ara mandi bareng yuk, habis itu kita jalan-jalan nanti gue traktir bakso deh."

Permintaan yang sangat menggoda, membuat jiwa bar-bar seorang Arana Mentari meronta-ronta mau bagaimanapun otak Ara kotor pikirannya sering melayang kemana-mana.

"Yanto jangan ngadi-ngadi gue enggak semurahan itu sampai mau mandi bareng cowok demi semangkok bakso." Ara tersenyum manja, dalam hati berkata 'ayooo skuyy lah kita mandi bareng habis itu bobo bareng'

"Jangan berpikiran negatif dulu, Ara. Maksudnya mandi bareng lo mandi di sini, gue mandi di rumah Om Ojang setelah itu kita sudah mandi baru deh main."

"Gue meger mandi, lo aja sana gih." Ara melemparkan bantal penuh iler ke wajah Yanto, Ara malas mandi sekali malas tetap malas tak ada satupun orang yang bisa meluluhkannya.

Hobi rebahan, males mandi, pengen punya pacar tapi males pacaran itulah Ara. Otaknya suka ngaco kadang rajin kadang malas. Namun lebih banyak malasnya.

Ara tidak punya saudara orang tuapun sudah tiada kerap kali ia melakukan apapun sesuka hati sampai kelewat batas, Ara sering merokok maupun meneguk minuman memabukkan kala stres malanda.

"Mandi Ara Sayangku, nanti gue beliin coklat sekilo. "

Yanto terus merayunya agar Ara mau mandi, sulit rasanya. Namun ia tak akan menyerah sampai Ara membersihkan tubuhnya.

"Sudaaaaaaahhh gue bilang gue ogaaaahh mandi males mandi." Ara kekeuh dengan pendiriannya.

"Ara badan lo aromanya sudah tidak sedap, mandi gak? Mau mandi sendiri atau gue mandiin?" Yanto mengacak-acak rambut Ara saking gemasnya.

"Mau mandi atau tidak gue tatap jelek, dahlah males pergi aja sana! Jangan ganggu gue."

Mulutnya sok ngusir Yanto, padahal hatinya berharap cowok gila itu terus berada sampingnya. Ara bahagia kala Yanto selalu bersamanya.

"Dimata gue Ara selalu cantik, Ara manis, Ara gemesin meskipun enggak mandi selama beberapa tahun pun." Si Yanto lagi gombal ceritanya.

"Mengapa harus aja kata mandi? Siapa yang menciptakan mandi?" Pertanyaan Ara sulit untuk Yanto jawab, sebab ia sendiri tidak tahu mengapa manusia harus mandi.

"Mandi Arana cayaaaaaaangg, kalau enggak mandi gue cium nih." Yanto mulai kehabisan kata-kata.

"Dengerin yah Mulyanto Andriansyah pasang kuping baik-baik yang harus kita tanamkan dalam diri adalah, tidak harus mandi untuk menjadi cakep, sebab cantik atau ganteng berasal dari skin care bukan dari kamar mandi. TIDAK LEVEL MANDI."

Bagaimana caranya agar Ara mau mandi? Yanto mulai kelelahan membujuk Ara. Pusing pala Yanto, kepala Yanto tew tetew.

"Ara cantik, manis, Ara sayang, mandi yah nanti gue belikan seblak favorit lo se baskom."

Yanto habis gajian, ia mau traktir Ara jajan tatapi mana mungkin ia mengajak Ara jalan-jalan jikalau gadis itu tidak mau mandi.

"Tadinya gue mau mandi tapi ... Airnya dingin hiks. Itu sebuah pertanda bahwa airnya ngambek huaaahh."

Ara pura-pura menangis tersedu agar cowok menyebalkan itu tidak terus memaksanya untuk membersihkan diri. Ah Ara alergi udara dingin makannya ia tidak suka mandi di musim hujan, tubuhnya akan menggigil kedinginan.

"Yaudah nanti gue masak air hangat dulu Ara mandinya pakai air hangat."

"Gue bukan males mandi, gue hanya ingin menghemat air demi masa depan yang cerah."

"STOOKK AIR MASIH BANYAK!"

"ENGGA USAH ALASAN!"

"MANDI SEKARANG!!!"

"ATAU MAU GUE GIGIT HAH!?"

"Ayo dooong Yantooo gigit Araaaaa, pengen dong digigit."

Yanto lelah dia menyerah.

🧦 Bersambung🧦

Jangan lupa mandi hari ini🤣

𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Where stories live. Discover now