13.Mantan 🧦

14 7 28
                                    

"Ara pernah ngapain aja sama mantan? " Pertanyaan yang sengat sulit untuk dijawab, boro-boro memiliki kenangan indah bersama mantan, pacaran pun Ara tidak pernah.

Ara jomblo sejak lahir, menurutnya pacaran itu merepotkan hanya menambah beban pikiran, serta mencari luka baru sebab tak selamanya kisah manis berakhir bahagia.

"Sama mantan cuma ngeprank malaikat doang, gila sih dia kalau naik motor ngebut parah ada polisi tidur pun di gas  terus hahaha. "

Bulan Juni banyak kenangannya, Ara jadi teringat kembali kebersamaan bersama cinta pertamanya itu, kehadirannya singkat namun kenangannya tak pernah terlupakan sampai kapanpun.

Sampai detik ini rasa kagumnya untuk lelaki itu masih tersimpan dalam hati kecil Ara.

"Yang mana sih orangnya? Pengen gue tonjok sumpah! Bisa bisanya membahayakan nyawa orang lain, kalau Ara kenapa-napa gimana? "

Yanto geram cowok bodoh mana yang membahayakan diri sendiri serta orang lain? Rasanya ingin mengajak mantan gebetan Ara baku hantam.

"Jangan ditonjok dia kesayangan gue, dia baik sebetulnya emang begitu kalau naik motor ngebut sama suka ngerem dadakan. "

Terbayang kenangan kalau itu Ara berangkat sekolah berjalan kali sendirian menatap langit pagi yang begitu cerah, ditemani kicau burung serta manisnya harum bunga bernyanyi mengikuti irama lagu, suara merdu mendayu-dayu menyapa pendengaran Ara, aroma khas pewangi pakaian membuat perasaan Ara tenang.

Lelaki itu mengajak Ara ikut bersamanya, betapa bahagianya Ara bisa dekat dengan seseorang yang begitu ia cintai.

"Ara masih sayang sama dia? " Sakit bangat naksir orang yang masih mencintai masa lalunya.

"Dulu ia sekarang udah enggak lagi. "

Perlahan tapi pasti seiring berjalannya waktu seluruh perasaan pudar, Ara sudah tak lagi merindukannya, tak lagi menunggunya.

"Bagus deh kalau gitu. " Yanto menutupi perasaan cemburu dengan senyuman.

"Yang berlalu biarkan berlalu, buat apa diingat lagi? Lagian gue sama dia mustahil buat bersama. "

Cukup tiga tahun Ara terbelenggu rasa sakit dan berita luka kerena cinta, ikhlas dan merelakan sudah Ara lakukan mungkin dia memang bukan yang terbaik untuknya.

🧦🧦🧦

"Jujur gue pernah gituan sama mantan hehe. "

Yanto tak bermaksud jahat ia bercanda, sampai sekarang pun Yanto masih sering berbagi canda tawa dengan semua mantan kekasihnya.

Putus hubungan berarti tak harus musuhan kan?

"Wajar saja sih yang namanya pacaran gituan mah, kaya ngasih kabar, saling sayang, saling cinta, jalan bareng dan sebagainya. "

Terkadang Ara juga ingin menjalin hubungan percintaan tetapi ia terlalu sibuk mencari rupiah sampai tak ada waktu memikirkan soal cinta.

"Kalau jalan sama mantan biasanya gue cuma bawa duit sepuluh ribu doang, gimana ya Ra? Minder dia anak orang kaya, kadang dia yang kasih gue jajan."

Ara tidak habis pikir mengapa Yanto mau di traktir jajan sama cewek? Enggak ada harga dirinya bangat, untung saja perasaan Ara hanya sebatas menyayangi sebatas teman.

"Enggak ada otak bangat masa jadi cowok!!!" Ara menjambak rambut Yanto berharap otak cowok itu bisa berfungsi dengan baik.

"Kalau gue tolak dia marah, yaudah mau gimana lagi Ra. Gue pun nerima dia cuma kasihan semata.  "

Kalau ada di posisi gadis itu, Ara pasti akan merasakan sakit teramat dalam karena baginya lebih baik sakit hati tak bisa memiliki daripada terus bersama. Namun saling memberi luka.

"Lo jahat Yanto, masa cuma jadikan dia maina hah? "

"Jujur sih awalnya begitu lama-lama gue sayang sama dia gak rela lepaskan dia. "

Entah dosa apa yang Yanto buat? Sudah dua kali ia ditinggal menikah oleh kekasihnya, yah mau bagaimana lagi Yanto pun sadar diri enggak punya banyak materi, belum mampu membahagiakan orang disekelilingnya.

"Lo ditinggal nikah mantan dua kali hm, sabar yah. Mungkin mereka bukan yang terbaik. "

Ara mencoba untuk memahami perasaan Yanto meskipun ia sebel kenapa harus membahas masa lalu? padahal dirinya dan Yanto bisa saja menciptakan kenangan yang jauh lebih indah.

🧦🧦🧦

"Kalau lo sendiri pernah ngapain aja sama mantan hm? " Ara menggoda Yanto, ia penasaran bagaimana sikap Yanto kepada semua mantannya? Apakah manis seperti tokoh fiksi dalam cerita novel? Atau malah biasa saja?

"Jajan bakso semangkok berdua belinya patungan, minumnya air keran. "

Yanto mengatakan hal yang sejujurnya, setiap ngajak Ayang jalan cuma modal sepuluh ribu, walaupun begitu ia bahagia.

"Pernah cium mantan enggak? Enak enggak sih pacaran penasaran tahu hehehe. "

"Bahkan gue pernah buka celananya. "

Ara sudah tidak heran Yanto bicara begitu. Yanto kan otaknya super kotor dan mesum.

"Sempak mantan lo warna apa kalau boleh tahu? "

"Warna pink gambar barbie trus motifnya renda-renda. "

"Kalau behanya warna apa? Ada motifnya enggak? "

"Waktu gue lepasin celana si Dewi dia masih umur lima tahun Ra, bocil enggak pakai beha. "

"Oh gitu yah?"

"Iya waktu itu Si Dewi minta temanin mandi, pas masih kecil kok. Gue mah enggak pernah mesum ke mantan. "

"Enggak selera kah? "

"Iya Ra, gue mah baik enggak mau bikin anak orang hamil. "

"Bagus deh, gue bangga sama lo. Oh iya terus selera lo cewek yang kaya gimana? "

"Yang manis kaya Arana Mentari. "

🧦🧦🧦

𝙱𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚋𝚞𝚗𝚐:)



𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Where stories live. Discover now