05. Ara Cemburu🧦

54 39 162
                                    

"Ayang kamu harus makan makanan sehat ya ... Seperti rumput liar, daun pisang, daun singkong yang sangat bernutrisi jangan lupa minum arak yah. Aku sayang kamu muah."

Jadi selama ini? Yanto sudah ada yang punya, betapa sakitnya hati Ara. Sesaknya dada tiada tertahankan air mata mengalir deras layaknya hujan. Nyesek sampai ke lubang pantat.

"Lo pacaran sama kambing, sampai harus lo dikasih makan daun hah? Enggak sekalian lo suruh dia ngerujak kecubung satu ton." Ara masih menangis tersedu.

Yanto bingung mengapa Ara sesedih itu? Masalah apa yang menghantamnya?

"Dia unik makannya gue cinta dia sampai mampus hehehe karena dia doyan makan dedaunan jajanannya murah meriah tinggal petik di kebun orang yah meskipun nyawa jadi taruhannya gue rela asalkan dia bahagia."

Sakit sangat sakit telinga Ara tidak kuat mendengarkan semuanya. Segitu cinta kah Yanto dengan gadis tambatan hatinya itu?

Sungguh Ara tidak rela Yanto menjalin hubungan dengan gadis manapun sebab Ara sudah terlanjur menyayanginya.

"Cie udah punya ayang jagain dia baik-baik yah? Jangan sakiti dia ouh iya kapan-kapan jangan lupa kenalkan dia pada gue."

Ara tersenyum manis, ia menghapus air mata yang menggenangi matanya, sungguh Ara tidak mau terlihat lemah dihadapan Yanto.

"Iya Ra, gue hanya mampu memberikan dia perjuangan serta kasih sayang tulus. Ara menurut lo gue harus nembak dia enggak yah?"

Kerap kali Yanto mendekapnya dalam pelukannya, mengecup hangat pipinya, membelai rambutnya dengan tangan lembutnya, merayunya dan tersenyum manja.

Yanto sering memanggilnya sayang, Ara bahagia sangat bahagia dan sekarang kebahagiaan itu runtuh.

Mungkin selama ini Yanto tidak serius menyayanginya.

Sepahit apapun kenyataan Ara akan menerimanya dengan hati rela.

"Jangan lupa kerja keras mencari uang yang banyak,  kebanyakan gadis jaman sekarang lebih suka bau rupiah daripada kentut ayang."

Mata Ara masih berkaca-kaca padahal ia rela melawan rasa malas demi Yanto, sebab cowok itu menyuruhnya mandi. Yanto janji akan membelikan dirinya seblak sebaskom, alih-alih menikmati pedasnya kuah seblak justru Ara malah mendengar kenyataan nyelekit bikin sakit. Yanto sudah punya Ayang.

"Bau asem dong Ara sayangku."

Jikalau membunuh sesama mahluk hidup tak mendapatkan dosa, Ara sudah menusuk Yanto menggunakan pisau super tajam yang sudah ia panaskan. Yanto menyebalkan masih saja memanggilnya dengan sebutan sayang.

"Bau duit kan menggoda, gue Arana Mentari suka duit."

Bagi Ara uang  sangat berarti tanpa adanya uang hidup Ara susah merana.

"Bau asem Ara cayaaaaangg kan hasil keringat sendiri."

Dahlah ...

Ara mau pindah ke planet Bekasi saja, manusia di bumi menyebalkan ...

Sekarang Ara paham selama ini kasih sayang Yanto untuknya tidak serius.

Hanya sayang bohongan.

🧦🧦🧦

"Ara kenapa sedih terus, Siapa yang menyakiti hati Ara? Bilang sama gue," ucap Yanto sok kasih perhatian dia tidak peka alasan Ara bersedih apa.

"Sedih bangat beha gue yang motif ubur-ubur hilang entah kemana? Jangan bilang lo yang ambil, Yantod!!!"

Ara berbohong mana mungkin ia mengatakan hal yang sejujurnya jikalau ia cemburu Yanto memberikan perhatian lebih pada gadis lain.

"Bukan gue yang ambil tapi si Bagong kucingnya, si Ucup Rasenggan tuh sempak motif hello kitty gue aja dicolong. Kucing bangke emang."

"Ouhh gue pikir lo bikin masker dari beha bakas lagi."

Kelakuan Yanto memang ada-ada saja kadang otaknya kelewat gila, menyebalkan tetapi Yanto selalu berhasil membuat Ara tersenyum dan tertawa bahagia.

"Enggak kok Ara sayang."

Lagi, lagi, dan lagi sayang sayang sayang pala kau peyang. Ara kesel jadinya.

"Bisa enggak sih jangan panggil gue dengan sebutan sayang, jijik bangat gue dengernya mual nih perut gue pengen muntah. "

Ara sudah tak mampu menahan emosi.

"Ara enggak suka ya? Gue panggil sayang?"

Sebenarnya Ara suka, tapi ... Sayangnya Yanto cuma bohongan.

Ara benar-benar merasa bodoh hanya mendapatkan perhatian kecil, dipanggil sayang meleyot udah kayak kerupuk di sembor air segalon.

"Sangat jijik enggak suka, gue mah sukanya dipeluk sama di cium."

"Sini gue cium mana pipinya yang gemoy."  Yanto menggoda Ara lagi.

"Dih ciuman saja sama ayang lo itu." Ara ngambek ia menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

"Maunya ciuman sama Ara aja."

"Ngapain sih ciuman sama gue, lo kan sudah punya ayang."

"Ara cemburu ya? Jangan ngambek Ara, yang tadi cuma konten, masa iya gue ciuman sama Juleha kambingnya Mang Ujang sih. Maaf enggak kasih tahu Ara dulu."

"Gue enggak ngambek."

"Terus kenapa Ara?"

"Bodoamat enggak usah sok perduli."

"Pengan peluk Ara."

"Pelukan saja sana sama kambing!!!"

Ara masuk kedalam kamar meninggalkan Yanto yang sedang vidio call bareng Juleha si kambing.

🧦 B E R S A M B U N G 🧦

Terinspirasi dari salah satu teman online ku, yang jauh disana yang entah bagaimana kabarnya.

Aku menulis cerita ini hanya untuk mengobati rasa rinduku untuknya (M) 🤧

Terimakasih buat kamu yang bersedia membaca cerita yang sangat ngacoh ini.

Jumpa lagi di lain hari






𝑆𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝐵𝑜ℎ𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛 || 𝑻𝒂𝒎𝒂𝒕 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang