Pulang Bareng Yuk

46 27 8
                                    

Pukul sembilan lebih lima menit. Nazira berlari menuju ke ruang belajarnya di kampus. Ia sudah sangat telat. Angkot yang dinaikinya tiba-tiba saja mogok dan ia tidak menemukan angkot lain lewat. Pesan ojol pun ia harus menunggu lama. Ia jadi khawatir akan ketinggalan jauh dan dosennya akan marah.

Tempat tinggal Nazira memang cukup jauh dari kampus. Ia jadi harus buru-buru setiap hari agar tidak telat datang. Kakinya sudah lelah. Ia berhenti sejenak dan mengatur napas.

Tiba-tiba, sebuah tangan mengulurkan sebotol minuman yang kaya ada lemon lime nya gitu, dan nyatanya nyegerin. Tanpa basa-basi, tanga Naz reflek menerima botol itu. Ia segera membuka dan meminumnya. Rasanya seperti terbang ke Disney Land Hongkong seketika. Segar dan kaya ada asam-asamnya gitu.

Setengah botol habis. Naz menutup kembali botol itu. Ia baru sadar sudah meminum minuman dari orang yang tidak ia kenal. Ia lalu menengok ke arah orang yang baru saja memberinya minum.

Mata Nazira membulat sempurna saat tiba-tiba ia menangkap sosok bayangan manusia berbaju hitam dengan celana hitam dan topi hitam berdiri di sampingnya. Untung saja kulitnya tidak hitam juga.

"Kak Angga? " Ucap Nazira reflek.

Angga terkekeh pelan. "Lo pasti haus banget ya? " Ucapnya melihat isi botol di tangan Naz yang tinggal setengahnya.

Nazira beralih melihat ke botol yang ada di genggamannya. "Eh kak, maaf loh, reflek tadi. Abisnya kakak ngasi minumannya tepat banget. Aku emang lagi haus. " Ucap Naz sambil nyengir kuda.

Ia lalu merogoh tasnya mencoba mencari dompet. Tak lama, dompet berwarna pink keluar. Ia membukanya dan mengambil uang sepuluh ribu.

"Nih kak, makasi ya. " Ucapnya polos menyerahkan uang itu pada Angga.

Angga tertawa pelan. Ia terlihat manis. "Lo lucu banget si. Gue nggak jualan kali. " Ucapnya kemudian.

"Terus gimana? Aku kan udah terlanjur minum. " Tanya Naz merasa bersalah.

"Yaudah nggak papa. Gue ikhlas kok ngasi itu sama lo. Santai aja. " Ucap Angga.

Naz mengerutkan dahi. Kenapa tiba-tiba Angga bersikap baik padanya. Mereka bahkan belum lama kenal. Dan Naz pun belum sempat memberitahu namanya sejauh ini. Naz curiga Angga punya maksud tertentu. Ia merasa harus waspada.

"Lo kenapa? " Tanya Angga heran melihat ekspresi wajah Naz.

"Aku nggak mau. Kak Angga harus nerima uang ini. Aku nggak mau merasa berhutang budi. " Ucapnya memaksa sambil menyerahkan uang itu pada Angga.

"Kan gue udah bilang gue ikhlas. " Ucap Angga meyakinkan.

Nazira terdiam. Ia benar-benar yakin Angga punya maksud aneh padanya.

" Yaudah kalo gitu. Makasih banyak. " Ucap Nazira kemudian melengos pergi ke kelasnya. Ia kembali ingat kalau ia sudah sangat telat.

Tiba-tiba, saat Nazira sudah mulai melangkah pergi, sebuah suara menghentikan langkahnya. "Tunggu! " Ucap Angga.

Nazira berhenti dan membalikkan badan. Angga berjalan ke arahnya. "Lo mau balas budi nggak sama gue? " Tanya Angga.

Nazira mengeryitkan dahi. Benerkan firasat gue— batin Naz.

"Lo bisa kasi tau nama lo dan kita impas. " Ucap Angga.

Nazira mendecak sebal sambil memutar bola matanya. "Yaampun kak, kata Apa saya, kalo mau nolong orang harus ikhlas. Katanya tadi udah ikhlas nolongin, kok sekarang malah minta balas budi si? Kalo kakak mau saya balas budi saya kasi nih sepuluh ribu nggak usah pake kembalian nggak papa. " Cerocos Naz kesal.

Angga tertawa pelan melihat Nazira mengoceh. "Oke oke kalo lo nggak mau juga nggak papa.  Makasi ya udah ngingetin gue cara buat ikhlas. " Ucap Angga membuat Naz seketika speechless.

My DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang