LET ME GO!

31 19 32
                                    

Ridho menatap Vanya lekat. Gadis di hadapannya terlihat santai menyesap rokok. Dress minim berwarna merah yang ia gunakan terlihat begitu ketat. Ridho bahkan selalu mencoba untuk memalingkan wajahnya. Ia heran kenapa bisa temannya itu berubah 360 derajat.

"Lo kesambet apaan si Nya, kok tiba-tiba jadi kek gini? " Ucap Ridho sambil terkekeh.

Vanya tertawa. Ia kemudian kembali menyesap rokok yang ada di tangannya. "Nggak tau ya Dho, semenjak lo ninggalin gue , gue jadi kaya gini. " Ucap Vanya diiringi tawa dan hembusan asap rokok yang mengepul tebal membuat Ridho sedikit terbatuk .

"Lo bisa aja Nya. " Ucap Ridho sambil terkekeh.

"BTW, tumben lo nggak mau ngerokok. Bukannya dulu jaman kuliah S1 lo doyan ya ngerokok? " Tanya Vanya kemudian.

Ridho menggeleng pelan. "Gue lagi proses tobat Nya. Meskipun kadang masih pengin ngerokok si. Cuman ya gue paksain buat nahan. "

"Oo gitu." Ucap Vanya dengan mulut bulat. "Btw, cewek kemaren cantik juga Dho. Lucu mukanya. Lo beneran selera sama yang kek gitu? " Ucap Vanya tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Yang kek gitu gimana maksudnya? " Ujar Ridho tak mengerti dengan pertanyaan Vanya.

Vanya agak mengerutkan kening mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk menggambarkan gadis yang kemarin sore bertemu dengannya dan Ridho.

"Ya Gitu deh. Dia kan berjilbab, terus kaya sholehah gitu deh. Lo yakin nggak mau sama cewek kaya si Audrey lagi? " Ucap Vanya menyebut nama mantan Ridho waktu kuliah.

Ridho terlihat tersenyum tipis. Ia ingat pada Audrey, mantannya yang dulu pernah membuatnya jatuh cinta. Hanya saja, senakal apapun Ridho dulu, ia tetap selalu berharap akan mendapatkan istri yang baik dan taat pada agama. Sebab keluarganya pun memang selalu memberinya arahan agar memilih istri yang taat agama.

"Gue udah lupa sama dia Nya. Lagian Audrey juga udah bahagia kali sama suaminya di Australia. " Ridho menghela napas pelan. " Gue juga yakin si dia nggak bakal balik lagi ke Indonesia. " Ucap Ridho kemudian.

Vanya tersenyum melihat Ridho. "Yaudah deh Dho. Semoga lo sama cewek itu bisa beneran jadi pasutri ya. " Ucap Vanya menyemangati.

Ridho tersenyum dan mengangguk menanggapi ucapan Vanya. Se-liar apapun penampilan Vanya hari ini, ia tetaplah teman Ridho. Ridho tak menyangka Vanya akan mendapat pekerjaan sebagai ketua WO di kota yang sama dengan tempatnya mengajar sekarang. Alhasil mereka bisa kembali bertemu setelah beberapa lama terpisah.

Vanya sendiri merupakan teman Ridho semasa kuliah S1. Mereka cukup dekat dulu. Bahkan keduanya sempat tergabung dalam satu lingkar pertemanan yang sama bersama dengan Audrey, yang merupakan mantan Ridho, juga dengan Alex dan Randy.

Selepas menyelesaikan studi S1 di luar Pulau Jawa, Ridho lalu meneruskan S2-nya di Universitas Indonesia. Semenjak saat itu, ia jadi jarang bertemu dengan teman-temannya yang sudah pulang juga ke kampung halaman masing-masing. Saat wisuda, Ridho memutuskan Audrey dan tak lama kemudian Audrey menikah dengan seorang duda kaya asal Australia.

•••

Naz tersenyum mendengar ucapan Fira. Naz tak menyangka Fira akan sepeduli ini padanya. Kakak tingkatnya itu terus memberi Naz peringatan agar hati-hati dengan Angga. Ia tidak mau Angga sampai menyakitinya.

"Kak Fira tenang aja. Aku nggak akan segampang itu bisa dia dapetin. Aku juga nggak suka kok sama dia. " Ucap Naz sambil tersenyum.

Fira menepuk pundak Naz sambil tersenyum. "Gue percaya sama lo. Awalnya gue kira lo bakalan baper Naz. Tapi syukur deh kalo lo nggak terpengaruh sama si Angga. " Ucap Fira kemudian.

Selesai, mengobrol dengan Fira, Naz pergi ke Alfamart terdekat untuk membeli beberapa kebutuhan seperti yang ia rencanakan diawal. Naz dengan santai memasukan beberapa barang ke dalam keranjang. Ia tak menyadari, ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikannya dari balik pintu kaca Alfamart.

My DoorWhere stories live. Discover now