Makhluk Gabut dan Utang Naz

26 18 5
                                    


Ridho memutar musik di Head Unit mobilnya. Dengan santai ia mengendarai kendaraan roda empat itu di jalanan sore yang senggang. Angin bertiup pelan membuat Ridho nyaman membuka sedikit kaca mobilnya.

Tiba-tiba, setelah melewati perempatan, sebuah motor Kawasaki Ninja berwarna hitam bercorak merah terlihat mengikutinya dari belakang. Motor itu dengan sigap mengejar mobil Ridho. Tiba-tiba, si pengendara motor itu berhenti di depan mobil Ridho. Reflek Ridho menghentikan mobilnya.

Napas Ridho terengah-engah. Ia kaget mendapati seorang pria brandalan menghadangnya di jalanan yang sepi.

"Siapa si?" Omel Ridho merasa kesal dengan perjalanannya yang terganggu.

"Begal? Masa sih siang-siang ada begal? Sendirian lagi. " Gumam Ridho menerka-nerka orang yang baru saja menghentikan mobilnya secara paksa.

"Jangan-jangan ini lagi syuting acara prank lagi." Lanjut Ridho.

Ia ragu untuk turun. Si pengendara motor terlihat turun dari motornya tanpa melepaskan helmnya. Ia lalu memberi kode dengan tangannya agar Ridho keluar menemuinya.

"Yaampun orang jaman sekarang kalo gabut gini banget ya. " Ucap Ridho sambil geleng-geleng kepala.

"Keluar! " Ucap pengendara misterius itu pada Ridho.

Ridho menuruti keinginan orang aneh itu. Ia keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati pria itu.

"Ada apa mas? " Tanya Ridho santai.
Pria itu lalu membuka helmnya. Ridho mengernyitkan dahi. Ia mengenal sosok pria di hadapannya.

"Angga? " Ucap Ridho heran.

"Saya tau kok Bapak yang udah ancurin acara saya tadi." Ucap Angga dengan nada tak terima. "Maksud Bapak apa sih? Bapak suka juga sama Naz? Kalo bapak suka sama dia Bapak bilang! Biar kita bersaing secara sehat! " Ucap Angga ngegas.

Ridho tertawa mengejek. "Maaf  ya nak, Bapak nggak punya waktu ngurusin masalah anak-anak kaya gini. " Ucap Ridho santai. Ia lalu berjalan meninggalkan Angga.

Angga yang tidak terima mengejar Ridho. Ia lalu mencekal tangan dosen muda itu. "Bapak jelasin dulu sama saya. Jangan lari dari masalah! " Ucap Angga.

"Lari dari masalah? Kamu pikir saya lari dari masalah? " Tanya Ridho dengan senyum smirk-nya. "Saya nggak lari dari masalah karena saya sendiri bingung masalah mana yang harus bikin saya lari. " Ucapnya sambil melepaskan tangan Angga.

"Lain kali kalo Bapak suka sama Naz, Bapak bilang. Yang gentle dong! " Ucap Angga menantang.

Ridho menghela napas pelan. "Oke, kalo itu yang kamu mau, next time saya tembak dia. " Ucap Ridho membuat Angga ternganga.

Ridho lalu masuk ke dalam mobil. Angga masih bengong tak menyangka kalau saingannya benar-benar seorang Ridho Muhammad Devandara.

Ridho tiba-tiba membuka kaca mobilnya. "SAYA SALAH, KEKNYA BUKAN SAYA TEMBAK DEH. SAYA LAMAR AJA KALI YA, BIAR NANTI SAYA ADA ISTRI YANG NEMENIN DI RUMAH. " Teriak Ridho membuat Angga emosi.

Ridho lalu menjalankan mobilnya hingga tepat di depan motor Angga. "MAU DIBAWA ATAU SAYA TABRAK? " Ucap Ridho memberi isyarat agar Angga segera menyingkirkan motornya.

Angga yang masih emosi segera membawa motornya. Ia menyaksikan mobil Ridho maju meninggalkannya. Angga lalu menyalakan gas motornya dengan keras beberapa kali.
Tangannya mengepal kuat. Ia tak akan membiarkan Nazira jadi milik Ridho. Ia benar-benar bertekad untuk hal itu.

•••

Naz terlihat asyik menghabiskan es cendol di gelasnya. Siang ini sepulang kuliah, Nazira masih memikirkan bagaimana perasaan Angga setelah semua kejadian kemarin.

My DoorWhere stories live. Discover now