35. Tau Malu Dan Tau Diri

15.7K 1.4K 53
                                    

"Manusia itu diciptakan dengan urat malunya. Kalau lo sendiri gak punya malu, itu berarti urat malu lo udah putus."
-Queenby Aurora

Queen turun dengan tergesa-gesa dari motor sport Bara saat baru saja sampai diparkiran SMA Merpati. Gadis cantik tersebut lalu berjalan ke arah anggota geng motor yang terkenal disekolah tersebut dengan menahan amarah.

Melihat kekasihnya yang sepertinya sedang marah, dengan cepat Bara turun dari motornya dan menyusul sang pacar, tak lupa dia melepas helm full face miliknya terlebih dahulu.

Dengan tangan yang terkepal dan mata yang berkilat marah, Queen menuju ke arah sang ketua geng tersebut sambil mengetatkan rahangnya emosi.

Plak!

Satu tamparan berhasil lolos dari tangan gadis cantik yang sedang menahan amarah tersebut.

Semua orang memelototkan matanya tak percaya atas tindakan Queen yang menampar ketua geng Dyrox tanpa sebab. Mengapa Queen menampar Rehan? Apa masalahnya? Baru datang, tiba-tiba langsung menampar Rehan? Apa penyebab dia menampar Rehan? Mungkin begitulah pertanyaan yang bersarang diotak murid-murid yang melihat kejadian tersebut.

"Brengsek!" Desis Queen sambil menatap pria yang tengah menatap ke arah samping berkat tamparannya tadi.

Rehan kembali menengok ke arah depan saat mendengar perkataan gadis yang tiba-tiba menamparnya tadi. Brengsek katanya? Bahkan Rehan pun tidak tau salahnya dimana. Bukankah sedari tadi dia diam diparkiran sambil mengobrol dengan anggota geng Dyrox terkecuali Bara? Karena Bara yang baru datang kan? Lalu? Salahnya dimana? Bahkan Rehan pun tidak pernah berbicara dengan Queen, kecuali dulu mungkin. Tapi, bukankah itu sudah sangat lama?

"Kenapa kamu nampar Rehan Queen?" Pertanyaan dengan nada lembut tersebut membuat Rehan tersadar dari lamunannya. Dia lalu menatap ke arah Chaca yang berada disampingnya sambil mengelus tangannya lembut.

"Coba lo tanya aja sendiri sama cowok brengsek ini!" Balas Queen dengan menunjuk wajah Rehan menggunakan jari telunjuknya.

Rehan menepis kasar jari telunjuk yang masih menggantung diudara tersebut. Dia lalu maju selangkah dengan rahang yang mengetat menahan emosi saat Queen tadi yang mengatakannya brengsek.

Melihat Rehan yang terlalu dekat dengan Queen, Bara dengan sigap mendorong tubuh Rehan hingga mundur beberapa langkah.

"Gak usah dekat-dekat." Ucap Bara dengan nada dingin dan wajah datar khas andalannya.

Rehan hanya melirik Bara sekilas dan kembali menatap ke arah Queen yang masih menatapnya dengan mata berkilat marah.

"Maksud lo apa yang baru datang, dan tiba-tiba nampar gue?!"

Pertanyaan Rehan tersebut kembali membuat Queen emosi, terbukti dari wajahnya yang makin memerah menahan marah.

Queen lalu melangkahkan kakinya untuk maju selangkah mendekati Rehan. Dia menatap nyalang Rehan dengan tangan yang masih terkepal, "Hesti." Ucap Queen membuat Rehan mengernyitkan keningnya bingung. Hesti? Kenapa dengan Hesti? Bukankah hari ini dia tidak mengganggu Hesti? Bahkan dia belum melihat Hesti sama sekali.

"Gue gak ganggu Hesti hari ini." Balas Rehan dengan nada santainya.

"Hesti sakit dirumah dan sekarang dia gak masuk sekolah. Dan kenapa dia sakit? ITU SEMUA KARENA LO! Lo yang ninggalin Hesti sendirian dipantai malem-malem demi cewek sialan ini! Lo tau kan gimana keadaan pantai saat malem hari? DINGIN GOBLOK! Dan lo dengan teganya ninggalin Hesti sendirian, malem-malem, dengan keadaan bajunya yang pendek tangan memudahkan dia untuk masuk angin. Gue yakin lo pasti tau kalau Hesti gak kuat dingin, atau lo memang belum tau?!" Ucap Queen melontarkan kata-kata yang sedari tadi ingin dia ucapkan.

Dangerous Girl [Open PO]Where stories live. Discover now