|| REVISI SELESAI ||
WARNING: TIDAK UNTUK DITERBITKAN
MENOLAK KERAS PENERBITAN
Jangan lupa voment yah! Vote lah minimal, jahat banget kalau gak follow, nggak vote pula🤭
"Kalau begitu begini saja, kamu adalah rembulan yang cantik, dan aku adalah bin...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Hari paling bahagia adalah ketika ada aku, kamu dan anak-anak kita kelak dalam satu rumah"
-Na Jaemin
Hari senin. Tak dapat dipungkiri kalau Kim Minjeong merindukan sekolah. Ia berjalan santai dengan menggunakan jaket prada kesayangannya. Gaya yang tidak pernah berubah.
Dimulutnya terlihat batang lolipop stroberi. Gara-gara Na Jaemin ini, dia jadi suka permen. Ia masih berjalan dengan angkuh seperti biasa. Seketika wajah juteknya berubah cerah ketika melihat sosok favoritnya disana.
Na Jaemin, dan buku sketsanya.
Earphone putih kini tengah menyumbat telinganya.
Tidak lupa kacamata baca dengan frame silver nangkring di hidung mancung nya. Tapi tunggu, jadi fungsinya apa? Dia kan, nggak sedang membaca.
Minjeong bertanya-tanya apa yang sedang Jaemin gambar. Jadi ia mendekat. Meneliti, dan
Tunggu.
Itu gambar mereka hampir ___ tapi dipergoki oleh Jisung. Minjeong melotot.
"Kok nggambar itu sih anjir!" Minjeong ngegas, tepat ditelinga Jaemin. Membuat ia berjengit kaget. Suara earphone nya memang keras. Tapi kalau Minjeong sudah ngegas begini, alamat suaranya seperti pakai TOA.
"Astaga!" bisik Jaemin pada diri sendiri. Dadanya berdebar. Ia tidak tau Minjeong sudah ada disampingnya.
Jaemin melepas earphone.
"Kamu nggak suka?"
"Yah jelas nggaklah! Malu-maluin nggak sih?"
"Tapi aku suka"
Minjeong malu hari itu. Kalau diingat-ingat lagi, kejadian hari itu sungguh membuatnya ingin menutupi wajahnya dengan kantong plastik.
"Hari itu hari yang bagus sungguh!
"Kita duduk bedua, langitnya cerah, tangan kamu yang hangat dan wajah cantik kamu yang memerah"
"Lo nggak malu?"
"Yah...malu, tapi aku suka. Aku masih ingat seberapa keras suara debar jantungku hari itu
Sebenarnya aku suka setiap hari bersamamu. Tapi tidak cukup kalau ku gambar semuanya dibuku sketsa. Jadi aku menggambar peristiwa mana yang paling kusuka
Aku punya alasan kenapa aku menyukai peristiwa hari itu
Karena untuk pertama kalinya, aku merasa ada orang yang benar-benar tulus mendukung aku"
