*nenek [√]

146 27 0
                                    

manipulation by: 🌠🌙 at pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

manipulation by: 🌠🌙 at pinterest

"Apa kata bahagia tidak mustahil untukku?"

-Na Jaemin

Dua bulan kemudian,

"Nenek!"

Seketika itu remaja berusia sembilan belas tahun itu terbangun dengan dada berdebar. Keringat mengucur deras. Terdengar deru nafasnya yang kencang.

Na Jaemin.

Ia memejamkan mata. Mengelus dadanya pelan lalu menghela nafas.

"Astaga, aku mimpi buruk" segera ia duduk untuk melihat jam di handphone nya. Dan tanggal hari ini.

Kamis, 13 Agustus 2021
Jam 03.00

Ia harus segera bangun dan mulai membereskan rumah. Sebelum air dingin menghujaninya nanti.
Hari ini hari tersedih bagi Na Jaemin. Hari ini, hari peringatan kematian neneknya.

Ia mengambil cuti untuk semua pekerjaan hari ini kecuali mengantar koran pagi. Selebihnya, Jaemin akan kemakam untuk memperingati hari kematian neneknya.

Jaemin segera mengantar koran pagi setelah beres mencuci dan membersihkan rumah. Lalu pulang lebih awal untuk membantu bibi Hyun memasak didapur.

Ia lebih banyak merenung hari ini. Ada banyak yang ingin ia tanyakan pada takdir. Apa kata bahagia untuknya itu mungkin? Karena Jaemin lelah dengan takdir yang tidak pernah memihaknya.

Anak itu mengintip dari dapur ketika melihat keluarganya berkumpul bahagia dimeja makan ketika sarapan. Ayahnya memang dingin, tapi dia itu pandai mencairkan suasana.

Sedang Tiffany, dia orang yang lembut dan mudah khawatir. Terutama pada keluarganya. Ia sangat over protektif. Mereka makan bersama sambil terlihat sesekali bergurau.

Ayahnya mengacak pelan kepala Jisung. Anak kebanggaannya. Yang piala-pialanya selalu dipajang di etalase ruang tamu. Sedang Jaemin? Ayahnya bahkan tidak pernah mengambil rapot sekolahnya. Hanya bibi Hyun,

Bibi Hyun yang selalu mengambil rapot Jaemin sejak SD. Dan piala-piala Jaemin, maupun piagamnya, ia sembunyikan di kardus didalam almari.

Ia tidak punya tempat untuk menyimpannya.

Terlihat dia tersenyum melihat canda tawa kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Melihat mereka bahagia saja, Jaemin sudah bahagia. Apalagi kalau Jaemin ikut didalam percakapan hangat mereka.

Starlight |Na Jaemin|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang