2. Tertangkap Basah

6.6K 178 5
                                    

Selena duduk di tengah ranjangnya dengan wajah yang tampak begitu kusut. Setelah berhasil melarikan diri dari apartemen Edgar, Selena pun harus berakhir memikirkan masalah itu sepanjang malam. Pada akhirnya, Selena tidak bisa tidur dengan benar semalam. Atau tepatnya, Selena terjaga semalaman dan kini kepalanya terasa sangat pening. "Sial," gumam Selesa sembari menyingkap selimut yang ia kenakan.

Selena bergegas turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandinya. Sebenarnya, Selena ingin bermalas-malasan seharian ini, tetapi ia ingat bahwa hari ini memiliki jadwal ke kampus. Walaupun malas dan sangat ingin menghindari tempat yang memungkinkan dirinya bertemu dengan Edgar, Selena tetap saja harus pergi. Setidaknya Selena akan berusaha untuk lulus lebih awal daripada yang seharusnya, agar bisa memutuskan rentetan nasib sialnya yang selalu menghubungkannya dengan Edgar.

Saat Selena selesai mandi dan menyiapkan sarapannya, Selena pun mendapatkan telepon dari temannya, Rene. Selena menyalakan mode load speaker agar dirinya bisa berbicara dengan leluasa sembari melakukan aktifitasnya. "Ada apa?" tanya Selena.

"Aku yang harusnya bertanya, ada apa? Kenapa suaramu terdengar begitu berbeda?" tanya Rene.

Selena tidak segera menjawab. Ia membawa piring sarapannya menuju meja makan dan duduk di sana terlebih dahulu sebelum menjawab, "Aku benar-benar pusing dan lemas karena semalam aku sama sekali tidak bisa tidur."

Rene yang memang sudah mengenal Selena dengan baik pun bisa menebak, bahwa ada hal yang dipikirkan oleh Selena, hingga temannya ini tidak bisa tidur semalaman. "Memangnya apa yang membuatmu terganggu? Apa yang kau pikirkan semalam?" tanya Rene.

Meskipun hubungan mereka sudah sangat dekat, tetapi rasanya Selena tidak bisa mengatakan dengan jujur apa yang membuat dirinya semalaman tidak bisa tidur. Rasanya sangat tidak mungkin dirinya berkata pada Rene, bahwa ia sudah melihat koleksi video panas atau blue film yang ditonton oleh Edgar. Lalu hal yang paling utama adalah tingkahnya itu tertangkap basah oleh Edgar sendiri. Selena benar-benar tidak bisa membayangkan, bagaimana nantinya saat dirinya harus menghadiri kelas Edgar?

"Hanya masalah yang membuatku stress saja," jawab Selena pada akhirnya.

Selena pun mulai menikmati sarapannya dan Rene pun bertanya, "Baiklah jika kau tidak ingin bercerita. Aku menghubungimu untuk menanyakan, apa nanti malam kau ingin bergabung denganku dan teman-teman kakakku untuk bersenang-senang di club malam? Kakakku yang akan membayar tagihannya. Jadi, kau mau ikut, kan?"

Selena juga sebenarnya ingin bersenang-senang. Hanya saja, Selena tidak bisa pergi karena peraturan yang dibuat oleh kakek dan neneknya. "Kau sendiri tau, aku tidak bisa pergi. Jika sampai kakak dan nenekku tau, itu akan menjadi akhir dari riwayat hidup mandiriku," ucap Selena.

Benar, jika Selena tidak mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan, pada akhirnya Selena mau tidak mau harus kembali ke rumah kakek dan neneknya. Tentu saja Selena tidak mau hal itu menjadi kenyataan. Ia sudah susah payah berhasil masuk ke kampusnya ini, dan mendapatkan izin untuk tinggal seorang diri di apartemen kesayangannya ini. Jadi, Selena selama ini berusaha untuk terus menerapkan semua peraturan yang diberikan padanya.

"Aku benar-benar salut dan heran padamu, Selena. Kau masih mau mematuhi peraturan itu. Padahal, kalian tinggal terpisah dan berjauhan. Tidak mungkin kakek dan nenekmu bisa tau semua hal yang sudah kau lakukan dalam dua puluh empat jam," ucap Rene terdengar masuk akal. Hanya saja, Selena tetap merasa lebih baik dirinya mengambil jalan yang aman.

"Itu memang benar. Hanya saja, aku merasa lebih baik seperti ini. Maafkan aku, Rene. Aku tidak bisa menghabiskan waktu bersama dengan kalian," ucap Selena.

Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Selena beberapa jam sebelum dirinya bertemu dengan Edgar di kampus. Edgar memanggil Selena secara pribadi ke ruang kerjanya. Lalu Edgar menyerahkan kembali tugas yang sudah Selena kumpulkan sembari berkata, "Ulangi, jika kau ingin mendapatkan nilai yang pantas."

Playing with My ProfessorWhere stories live. Discover now