-2-

1.6K 203 47
                                    

Melihat kedekatan Jennie sama Limario membuatkan rasa cemburu muncul dihati Sean. Marah,kesal,sedih dan kecewa dirasai oleh Sean ketika melihat orang yang dia cintai bahagia bersama orang yang lain.

"Jen,malam ini datang ke apartment aku ya"ujar Sean

"Ngapain coba?"tanya Jennie

"Ada sesuatu yang aku mau ngomong sama kamu"sahut Sean

"Ngomong sekarang saja. Lagian untuk apa aku ke apartment kamu coba. Aku cewek,kamu cowok"

"Memangnya kamu tidak percaya sama aku? Aku tidak bisa ngomong sekarang soalnya itu hal yang penting"

Jennie menghela nafasnya dengan kasar"Aku percaya sama kamu Sean. Ck,ya sudah deh. Aku kesana nanti malam"pasrahnya membuatkan Sean tersenyum senang.









:

Malam sudah tiba dan sekarang Jennie sudah berada di apartment Sean. Apartment itu hanya mempunyai satu kamar dan apartment itu berada jauh dari mansion orang tua mereka.

"Orang tua kamu tahu kamu kesini?"tanya Sean menyerahkan secangkir teh hangat kepada Jennie.

"Mereka tidak ada dirumah. Lagian mereka juga tidak peduli soal aku si"sahutnya malas dan beralih meminum teh yang disiapkan oleh Sean.

"Aku tahu kamu suka sama Limario"ujar Sean.

Jennie menatap Sean"Terus? Kamu mau bantu aku dapatin dia?"tanyanya antuasis.

Sean malah menggeleng"Aku tidak bisa"

"Kenapa? Kamu sama Lim itu sama sama cowok,kamu pasti bisa akrab sama dia bukan?"

Sean menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia menghampiri Jennie dan duduk didepan Jennie yang duduk disofa itu. Secara tiba tiba dia menggenggam kedua tangan Jennie"Aku tidak bisa membantu kamu mendapatkan cinta Limario karena a-aku mencintai kamu"

Deg

"M-maksud kamu apa Sean? Kita ini sahabat"sahut Jennie

"Memangnya sahabat tidak bisa pacaran? Aku tulus mencintai kamu. Sudah dari kecil aku menyukai kamu Jen. Aku mohon,tolong lupakan Limario dan aku akan membantu kamu mencintai aku"pinta Sean seakan memohon.

Jennie melepaskan genggaman tangan Sean"M-maaf Sean. Aku tidak bisa. A-aku hanya menganggap kamu sebagai sahabat aku"

Jennie bangkit namun secara tiba tiba dia oleng"Shh"dia sedikit meringis dengan memegang kepalanya.

"Jen,are you okay?!"tanya Sean khawatir

"Shh,kepala aku pusing. Pandangan aku juga burem"ringis Jennie.

Tidak butuh waktu yang lama,Jennie tidak sadarkan diri didalam dakapan Sean. Bukannya panik,Sean malah berseringai"Maafin aku Jen,tapi aku benar benar mencintai kamu. Aku janji akan bertanggungjawab"gumamnya membawa Jennie menuju kekamarnya.















*
*

Pagi sudah tiba membangunkan Jennie dari tidurnya"Shh"dia meringis sambil menatap sekeliling"G-gue dimana?"gumamnya.

Deg

Sedetik kemudian,dia menyadari sesuatu yang aneh. Dimana pakaiannya?! Apa yang terjadi?!

"Kamu sudah bangun?"Sean keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian santainya

Jennie memeluk selimut yang membaluti tubuhnya"Apa yang terjadi?! Kenapa aku bisa ada disini?!"

"Kamu tidak ingat apa yang terjadi tadi malam?"sahut Sean"Kamu tenang saja. Aku akan bertanggungjawab"lanjutnya.

Nafas Jennie memburu. Air matanya mengalir keluar membasahi pipinya"Brengsek! Kenapa kamu tega Sean! Aku ini sahabat kamu! Selama ini aku percaya sama kamu tapi kenapa kamu mengkhianati kepercayaan aku hah?!"teriaknya marah.

Sean menghampiri Jennie"Aku tahu aku salah. Tapi aku lakukan semua ini karena aku tidak mau kehilangan kamu Jen. Aku tulus mencintai kamu"

Jennie menepis tangan Sean yang ingin menyentuhnya itu"Hiks kamu jahat. Aku benci kamu!"

"Kamu bisa memukul aku Jen. Tapi nanti kita menikah ya. Aku mau hidup bersama kamu dan calon anak kita nanti"ujar Sean

Jennie memukul Sean dengan tenaganya yang lemah itu"Hiks aku benci kamu! Aku tidak mau menikah sama kamu! Hiks kamu jahat Sean!"

Sean beralih membawa Jennie kedalam pelukannya"Maafin aku karena sudah menjadi cowok yang brengsek"bisiknya. Bohong kalau dia bilang dia tidak merasa bersalah. Sejujurnya Sean benar benar merasa bersalah bahkan dia menyesal. Apa yang dia lakukan tadi malam hanyalah pelampiasan dari rasa cemburunya itu.

"Maaf Jen. Tidak seharusnya aku melakukan semua itu tapi aku sudah terlanjur mencintai kamu. Mummy,Daddy,maafin anak brengsek kalian ini" batin Sean menyesali perbuatannya.








*
*

Jennie memasuki mansion orang tuanya dengan pandangan kosongnya. Ingin sekali dia menangis didalam dakapan orang tuanya namun orang tuanya tidak pernah ada disisinya.

Kenapa nasibnya seperti ini? Dulu dia hanya mempunyai sahabatnya sebagai sandaran namun sekarang malah sahabatnya sendiri yang mengkhianati kepercayaannya. Apa yang harus dia lakukan saat ini?

"Jen,kamu sudah pulang?"tanya Seojin basa basi.

"Iya Ma"sahut Jennie"Mama mau kemana?"tanya Jennie

"Bukan urusan kamu"sahut Seojin singkat dan berganjak pergi dari mansion meninggalkan Jennie didalam kesepian.














Aku yakin bakalan ada komen kebencian untuk Sean wkwkwkwk. Tapi kalo Sean gak ngelakuin semua itu,Rosie gak bakalan muncul si😣

  Tekan
   👇

Rumit✅Where stories live. Discover now