-3-

1.2K 174 6
                                    

Sejak kejadian yang terjadi itu,Jennie berusaha menghindar dari Sean namun Sean terus saja berusaha untuk mendekati Jennie. 

Sekarang Jennie dengan terburu buru berjalan keluar dari kelasnya dengan Sean yang terus mengikutinya dari belakang"Jen tunggu!"Sean menahan pergelangan tangan Jennie. 

Namun dengan kasarnya Jennie melepaskan tangan Sean"Jangan ganggu gue!"dingin Jennie. 

Sean menghela nafasnya dengan kasar"Aku minta maaf. Aku sadar kalau aku sudah keterlaluan. Tapi aku lakukan semua itu karena aku cinta sama kamu Jen"

"Persetan dengan cinta lo itu! Kalau elo tulus mencintai gue,elo pasti tidak akan sanggup untuk menghancurkan hidup gue!"sahut Jennie marah. 

Sean bungkam. Apa yang dikatakan oleh Jennie itu ada benarnya. Tidak seharusnya dia melakukan semua itu"Mianhe"hanya ini yang mampu terlontar dibibir Sean. 

"Maaf elo tidak bisa mengembalikan segalanya!"sahut Jennie

"Ada apa ini?"Limario tiba tiba muncul

"Tidak ada apa apa"sahut Sean datar. Dia sontak menjadi kesal sama Limario. 

"Lim,bisa hantarkan aku pulang?"tanya Jennie

"Ouh,bisa Jen. Kebetulan sekali,aku juga mau bawa kamu jalan jalan si"sahut Limario

"Ya sudah,ayo"Jennie menggandeng Limario dan mereka berganjak pergi dari sana meninggalkan Sean yang mengepalkan tangannya dengan emosi. 

Ck,sial! Jennie itu miliknya dan tidak ada yang bisa bersama Jennie selain dia!












:
:

"Kamu ada masalah apa si sama Sean?"tanya Limario menatap Jennie yang lagi memakan ice cream 

Jennie menggeleng"Kamu tidak perlu tahu"sahutnya

Limario mengangguk paham. Dia juga tidak mau memaksa Jennie si"Ada yang perlu aku omongin sama kamu"

"Ada apa?"tanya Jennie

"Aku harus pergi"

Deg

"P-pergi?"ulang Jennie. 

Limario menghela nafasnya dengan kasar. Dia beralih menggenggam tangan Jennie yang berada diatas meja itu"Papa mau aku berhenti kuliah dan aku harus mengurus cabang perusahan Papa yang ada di Italy"ujarnya. Dia menatap Jennie dengan sendu"Aku tahu kamu suka sama aku dan aku juga suka sama kamu"lanjutnya membuatkan Jennie terdiam. 

Dia mengeluarkan cincin dari saku celanannya dan memasangkan cincin itu dijari Jennie"You're mine. Aku janji akan kembali untuk menikahi kamu. Tunggu aku ya"

Dengan mata berkaca kacanya Jennie mengangguk"Aku pasti akan menunggu kamu!"sahutnya tanpa ragu. 

"Nanti malam aku sudah harus berangkat ke bandara. Aku harap kamu tidak akan melupakan aku ya"

"Aku tidak akan melupakan kamu Lim! Aku harap kamu juga tidak akan melupakan aku"

"I will never forget you. Now,you're my fiance and you will be mine soon"Jennie tersenyum malu ketika mendengar penuturan manis dari sosok yang dicintai olehnya itu. 

















Limario akhirnya berangkat ke Italy membuatkan Jennie kesepian namun mereka sering melakukan video call untuk melepas rindu mereka itu. 

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 3 petang dan Jennie lagi berjalan untuk pulang ke rumahnya. Dia baru saja selesai berbelanja di minimarket yang berdekatan. 

Namun secara tiba tiba,satu mobil sport bewarna biru berhenti disampingnya. Keluarlah sosok yang selama ini dihindari oleh Jennie itu. 

"Jen"

"Sudah gue bilang,jangan gangguin gue lagi!"marah Jennie. 

Sean menatap Jennie dengan serius"Aku tahu aku salah dan aku mau menebus semua kesalahan aku itu Jen"

"Menebus kesalahan kamu? Gimana caranya hah?!"

"Menikahlah sama aku. Aku janji akan membahagiakan kamu"

Jennie tersenyum sinis. Dia menunjukkan jarinya yang terpasang cincin itu"Gue sudah menjadi milik Limario"

Raut wajah Sean langsung berubah. Secara tiba tiba dia membawa Jennie memasuki mobilnya"Lepasin gue sialan!"teriak Jennie meronta ronta. 

Sean tidak peduli dan dia mula menjalankan mobilnya itu. Apa pun yang terjadi,Jennie harus menjadi milik dia!










Brukkk

Dengan kasarnya Jennie dibaringkan diatas kasur"Lo mau ngapain hah?! Biarin gue pergi!"teriak Jennie

"Kamu tidak akan kemana mana Jen! Mulai hari ini,kamu akan tinggal disini bersama aku!"sahut Sean dingin. Dia memang membawa Jennie ke apartment miliknya karena dia sudah bertekad untuk tinggal bersama Jennie. Lagian dia yakin orang tua Jennie juga tidak akan tahu soalnya orang tua Jennie itu memang tidak peduli sama Jennie. 

"Biarin gue pergi Sean!"teriak Jennie marah

Sean menghela nafasnya dengan kasar"Kamu pernah bilang sama aku kalau kamu mau aku bahagia bukan? Dan aku hanya bisa bahagia sama kamu makanya aku melakukan semua ini. Nurut sama aku ya"Sean menghela kepala Jennie namun Jennie langsung menepis tangannya"Ya sudah,kamu istirahat saja duluan. Nanti aku bawain makan malam buat kamu"sebelum berganjak keluar,Sean mengambil ponsel Jennie. 

"Kembaliin ponsel gue sialan!"teriak Jennie. 

Namun Sean tidak peduli dan menutup pintu kamar Jennie. 

"Maaf Jen,aku terpaksa"gumam Sean dengan sendu. 







Alurnya bikin aku pusing. Benar benar rumit ya:")

  Tekan
   👇

Rumit✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu