Prolog

81.5K 15.3K 13.5K
                                    

Annyeoooooong....

Sebelum lanjut baca, ada baiknya absen dulu

Kalian baca jam berapa?

Vote ke berapa?

Komen ke berapa?

TIDAK MENERIMA PROMOSI CERITA ORANG LAIN DI KOLOM KOMENTAR!!

BEBAS SPAM KOMEN, TETAPI TIDAK DENGAN BAHASA KASAR!!

READYYYY??

Ayok, kembali kita ikuti perjalanan hidup Pak Arkan dan Nyai Shella, beserta dua printilannya.

- Happy Reading -

Menutup lembaran-lembaran kertas yang membuatnya pening, mematikan laptop, menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi dan memijati pelipisnya yang terasa nyut-nyutan setelah seharian bekerja.

Jam baru saja menunjukkan pukul 20.00, tetapi ia sudah sangat malas melanjutkan pekerjaan yang hari ini ia bawa ke rumah.

Arkan Dirgantara, Dosen sekaligus pengusaha yang kini berusia 37 tahun itu nampak lelah dengan berkas-berkas yang harus diurusnya hari ini juga.

Ia yang tidak diperbolehkan pulang lewat dari jam 3, kini harus membawa pekerjaannya ke rumah dan menikmatinya sendirian sampai kenyang.

Apakah kenyang karena pekerjaan termasuk nikmat Tuhan yang harus disyukuri?

Ya, seharusnya begitu.
Tetapi Pak Arkan sudah terlanjur lelah dan muak dengan berkas-berkas kerjanya.

Ia memilih untuk bangkit dari kursi kebesarannya, keluar dari ruang kerja dan berniat menghampiri istri dan anak-anaknya di ruang tamu.

Barangkali ia bisa sedikit menghilangkan rasa lelahnya setelah bertemu ketiga printilannya itu.

"Abang, abang, ini bagus yang mana?" Tanya Al sambil menyodorkan poster Nct Dream milik Bundanya kepada El.

"Bagus ini." Tunjuknya, "El suka sama foto Papi Jeno yang disini."

Al langsung memberengut tak suka, ia menarik posternya agar jauh dari jangkauan sang Abang.

"Abang jangan begitu," omelnya dengan bibir yang dimaju-majukan.

"Kenapa? Abang kan cuma jawab."

Al melipat kedua tangannya didepan dada, "tidak boleh memuji orang lain didepan Papi Jaemin, nanti Papi marah."

El menghela nafasnya, "itu kan cuma foto, Papi Jaemin tidak mungkin keluar dari foto."

"Tidak boleh, Abang," bantahnya tetap kekeuh.

"Tadi kan Al suruh Abang pilih, kalo Abang sukanya sama foto Papi Jeno--"

"Tidak boleh memanggil Papi Jeno, Om Jeno, Papi itu cuma buat Papi Jaemin," potongnya sambil menepuk-nepuk foto Jeno di dalam poster.

Kini giliran El yang melipat kedua tangannya didepan dada, menatap adiknya dengan tatapan tidak suka. "Besok-besok El tidak mau lagi kalo disuruh milih sama Al."

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang