32

15K 4.6K 5.7K
                                    

- Happy Reading -


Pak Arkan memukuli Derry tanpa ada rasa kasian sama sekali, bahkan ketika laki-laki yang notabenenya masih asisten pribadinya itu sudah babak belur dengan darah yang mengalir dari sudut bibirnya sekalipun, ia tetap tak ingin menghentikan aksinya.

Tidak ada kata maaf untuk siapapun yang sudah menodai hak miliknya.

Kalau saja Angga, orang suruhannya itu tidak ikut masuk, mungkin saja Derry sudah mati di tangan Pak Arkan. Untung saja Angga masuk dan langsung menarik Derry agar menjauh dari Pak Arkan.

"Udah, Pak, kalo Bapak bunuh dia bisa bahaya," ujarnya sembari menahan Pak Arkan yang hendak melayangkan satu pukulan lagi pada Derry.

Pak Arkan mengatur nafasnya, ia mengangguk kemudian menyuruh Angga untuk membawa dan mengurus Derry. Kalau ia dibiarkan melihat laki-laki itu terus, tidak ada yang menjamin kalau Derry tidak akan mati di tangan Pak Arkan.

Setelah Angga membawa Derry keluar dan menutup pintunya, Pak Arkan baru menoleh menatap Shella yang juga sedang menatapnya. Perempuan itu terduduk di ranjang sambil memeluk kedua lututnya sendiri.

"Seperti itu definisi orang kepercayaan menurut kamu?"

"Apapun kamu percayain sama dia? Termasuk ketika dia bawa kamu ke kamar hotel malem-malem, kamu percaya, kamu nurut dan kamu nggak ada sedikitpun kecurigaan sama dia?"

"Kamu boleh percaya sama siapapun, tapi bukan berarti kamu serahin semuanya juga, Shell."

"Shella nggak tau, Shella dijebak," balasnya penuh ketakutan.

"Dijebak gimana? Malem-malem kamu dijemput laki-laki lain di rumah, terus diajak ke kamar hotel, bahkan kamu nggak nolak 'kan?"

"Ya, Shella punya alesan kenapa Shella nggak nolak diajak kesini."

"Malem-malem Derry ke rumah, dan dia bilang dia liat kamu di hotel sama cewek--"

"Terus kamu percaya gitu aja? Kamu bahkan lebih percaya sama Derry dibanding sama saya?"

"Kamu harus tau, kalo saya nggak semurahan kamu."

Jleb

Shella mendongak dengan air mata yang tiba-tiba menetes mendengar kalimat terakhir yang suaminya ucapkan. Bahkan laki-laki itu sudah mengatainya murahan, padahal dia tidak tahu kejadian yang sebenarnya seperti apa.

Dan, panggilan saya-kamu. Panggilan yang sudah sangat lama tidak Shella dengar.

"Aku emang salah, tapi bukan berarti kamu bebas ngatain aku murahan. Aku nggak semurahan yang kamu kira kok. Kalo bukan karena dijebak juga nggak mungkin aku ada disini."

"Iya, berarti kamu lebih percaya sama Derry dibanding saya 'kan?" tanya Pak Arkan.

"Aku nggak percaya sama kamu, karena kamu sendiri juga nggak pernah mau dengerin penjelasan aku dan percaya sama aku. Kalo bukan kamu yang mulai duluan, aku nggak mungkin kaya gitu."

"Saya nggak percaya sama kamu, karena udah banyak kejadian yang saya liat di depan mata. Bukan sekedar omongan tanpa bukti."

Sekarang Shella baru sadar, kenapa tadi ia langsung percaya begitu saja  pada Derry, tanpa menanyakan apa bukti kalau suaminya sedang bersama perempuan lain di hotel. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Ia baru sadar, tetapi kejadiannya sudah terlanjur fatal.

"Terus sekarang kenapa kamu tolongin aku kalo cuma buat dimarahin?"

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang