19

17.7K 5.1K 5.1K
                                    

"Berpura-puralah bahagia sampai kamu lupa bahwa kamu sedang berpura-pura." - Na Jaemin

- Happy Reading -

•••

Tak lama kemudian, Pak Arkan kembali ke ruang rawat Shella sambil membawa kursi roda. Hal itu membuat Shella menatap suaminya keheranan, ia 'kan hanya mengalami luka kecil, kenapa harus sampai membeli kursi roda.

"Kamu ngapain bawa kursi roda? Buat siapa?" tanya Shella.

"Buat aku, nanti kamu yang dorong ya," balasnya bercanda.

Dokter yang ikut dengan suaminya tadi tersenyum, bahagia melihat interaksi keluarga harmonis mereka. "Kursi rodanya buat Ibu Shella. Beberapa hari kedepan, jalannya dibantu kursi roda dulu ya, biar luka di kakinya bisa segera pulih."

"Tapi 'kan saya cuma mengalami luka ringan, Dok."

"Betul, tetapi ada baiknya kalau Ibu jangan dulu banyak beraktivitas, biar lebih cepat sembuh." Dokter berbicara dengan begitu lemah lembut dan senyum manis yang sedari tadi tidak luntur.

"Tinggal nurut aja, kenapa sih? Lagian juga aku yang beli," sahut suaminya.

"Ya 'kan Shella nanya baik-baik, Bu Dokternya juga biasa aja, iya 'kan, Bu?" tanya Shella, mencoba mencari pembelaan pada Bu Dokter.

Bu Dokter mengangguk, "betul, Bu Shella cuma bertanya, biar tidak terjadi miss communication."

"Hari ini Ibu udah boleh pulang, istirahatnya dilanjut di rumah ya, jangan dulu banyak-banyak aktivitas, kasian sama badannya, oke?"

"Dia mah emang nggak pernah ada aktivitas, Dok, kerjaannya rebahan mulu." Lagi-lagi suaminya menyahut. Entah kenapa senang sekali mempermalukan istrinya didepan orang lain.

Shella mendengus sebal, bisa-bisanya Pak Arkan malah mengumbar-umbar aib istrinya sendiri. Menyebalkan memang.


•••

Setelah mengurus segala macam tetek bengeknya, Shella akhirnya bisa segera sampai di rumahnya. Ia sampai rumah dan langsung disambut anak-anaknya yang sedang menangis dan ditenangkan oleh Bi Ayu.

Baru juga mobil suaminya terparkir di halaman rumah, Shella sudah langsung kasihan membayangkan betapa pusingnya Bi Ayu menghadapi dua bocah titisannya yang sedang menangis.

"BUNDAAAAAAAA," panggil keduanya kompak.

Shella menempelkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan mereka berdua agar berhenti menangis.

"Bun-Bunda ke-kenapa?"

"Bunda apa-nya yang sa-kit?"

"Bunda ti-dak bi-sa ber-ja-lan?"

Keduanya langsung rewel bertanya dengan sesenggukan karena masih sambil menangis.

Shella melipat kedua tangannya didepan dada, menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai pertanda kalau ia tidak mau menjawab rentetan pertanyaan anak-anaknya.

"Bunda nggak mau jawab kalo kalian masih nangis," ancam Shella.

Keduanya kompak mengusap air matanya dengan lengan baju. Meskipun air matanya sudah diusap, keduanya masih tetap seenggukan karena menangis terlalu lama.

"Mereka nangis dari kapan, Bi?" tanya Pak Arkan pada Bi Ayu.

"Dari pulang sekolah, Pak. Maaf ya, saya keceplosan karena bilang Bu Shella masuk rumah sakit," balas Bi Ayu, ia benar-benar takut kalau Pak Arkan akan memarahinya karena sudah salah bicara.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang