Last

30.8K 5.1K 2.4K
                                    

- Happy Reading -

Semuanya kembali berjalan seperti semula, Dirgantara family yang akur, harmonis dan tanpa ada perang dingin, bukan lagi Dirgantara family yang dingin seperti kutub utara. Semenjak kejadian kemarin, keluarga Dirgantara justru semakin hangat dan harmonis, mereka seolah benar-benar menghargai waktu bersama.

Soal chat dari nomor tak dikenal waktu itu, Pak Arkan yakin kalau itu adalah akal-akalan Derry. Ia langsung memblokir nomor tak dikenal itu dan mewanti-wanti Shella untuk tidak ambil pusing dengan hal-hal basi sedemikian rupa.

Shella pura-pura menurut saja, meskipun sebenarnya ia tetap kepikiran.

Dari dulu Shella takut kalau El atau Al akan merasa cemburu ketika ia memberinya adik lagi, tapi ternyata ketakutannya salah. Dua bocah laki-laki itu justru sangat excited akan diberikan adik. Al bahkan menceritakan ke semua teman di sekolahnya, padahal sebelumnya dia adalah bocah paling jarang berbagi cerita.

Kalau saat hamil El atau  Al dulu ada Pak Arkan yang mendadak over protective pada Shella, maka dikehamilan anak ke-tiga nya ini ada tiga pengawal sekaligus yang benar-benar perhatian pada Bundanya. Mereka bahkan memperhatikan hal sekecil apapun yang Bundanya lakukan. Seperti minum es, makan pedas atau bahkan ke kamar mandi.

Apalagi ketika Shella duduk dan memijati pelipisnya atau mungkin mengusap-usap perutnya, mereka pasti akan selalu bertanya, "Bunda okay?".

Hal sederhana seperti itu yang seringkali membuat Shella tersenyum dan benar-benar bahagia  memiliki mereka. Ia begitu bersyukur diberi titipan tiga malaikat yang tulus padanya.

Tak terasa kehamilannya sudah memasuki bulan ke-9, Shella tinggal menghitung hari kapan adek baru untuk El dan Al akan keluar. Mereka berdua sudah tidak sabar menanti kelahiran adiknya. El bahkan sudah membelikan banyak ikat rambut bermacam-macam model untuk adek barunya, karena saat di USG Shella sudah memberitahu mereka kalau jenis kelamin adiknya nanti adalah perempuan.

Hari ini anak-anak libur, tetapi keduanya tidak mau keluar rumah untuk bermain dengan teman-temannya. Mereka sudah mendapat tanggung jawab dari Ayahnya untuk menjaga Bundanya di rumah, karena Ayahnya ada urusan sebentar dengan Opahan.

Padahal Shella sudah bilang kalau mereka mau main tidak apa-apa, toh di rumah masih ada Bi Ayu dan Pak Yanto. Tetapi keduanya menolak dan memilih untuk tetap di rumah, menjaga dan mengawasi Bundanya.

"Bunda, nanti kalau melahirkan adik baru rasanya sakit ya?" tanya Al tiba-tiba.

Shella menganggguk, "setiap melahirkan itu pasti rasanya sakit, tapi sakitnya bakal langsung ilang kalau udah denger adik bayinya menangis."

"El ingin cepat-cepat melihat adik bayi, tetapi El tidak mau Bunda kesakitan." El mengusap-usap perut Bundanya yang sudah membuncit.

"Nggak papa, sayang, sakitnya ibu melahirkan itu dihitung pahala sama Allah."

"Tetapi, nanti Bunda baik-baik saja 'kan? Bunda cuma merasakan sakit, terus sakitnya hilang kalau adik barunya sudah keluar?" tanya El penasaran.

Shella mengangguk, "iya, Bunda baik-baik aja. Buktinya Bunda sampe sekarang masih sehat, padahal udah lahirin El sama Al."

El menempelkan wajahnya di perut Shella, "El harap, Bunda dan adik baru selalu baik-baik saja."

"Aamiin."

"Assalamualaikum, pakeeeeet," teriak seseorang.

Al mendengkus, melihat Lita yang petantang-petenteng memasuki rumahnya sambil membawa dua kantong plastik ukuran sedang. "Mana ada tukang paket langsung masuk ke rumah begitu saja, harusnya kan ketok-ketok pintu dulu," cibirnya.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang