4

35.9K 8K 2.4K
                                    

Yo Yo Yoooo
Jangan lupa vote dan spam komennya!

- Happy Reading -

"Ini pasti gara-gara kamu ngasih izinnya nggak ikhlas!"

"Ini pasti gara-gara kamu yang doain nggak baik!"

"Ini pasti karena kamu pura-pura ngasih izin aja kan?"

Pak Arkan menghela nafasnya, dirinya sudah rela tidak berangkat kerja, merubah jadwal-jadwal pertemuannya dengan para client, minta digantikan oleh Dosen lain di salah satu jadwal kelasnya, hanya demi menemani sang istri war tiket konser saingannya.

Tetapi ketika sang kuasa tidak merestui Shella bertemu Jaemin, tetap saja ia yang disalahkan.

"Tadi tuh Shella lupa kan kalo udah jam 10, Shella tinggal ke dapur doang karena masih loading, pas Shella balik lagi teketnya udah abis." istrinya bercerita sambil mewek, wajah yang banjir air mata, rambut acak-acakan seperti gembel.

"Jangankan ditinggal ke dapur, ditinggal tarik nafas aja udah abis itu tiket," sahutnya.

Pak Arkan menjauh, memilih duduk didepan meja rias istrinya, daripada terus-terusan menjadi sasaran empuk Shella untuk ditimpuk pakai bantal.

"Ini kamu nggak bisa apa telfonin staf SM apa?"

"Ngapain? Nanyain info loker?" Pak Arkan balik bertanya membuat Shella mendengus.

"Kalo nggak staf SM ya langsung ke Nyai Sooman gitu."

"Dikira aku Grapari, punya nomer orang seluruh dunia dan seisinya," gerutu Pak Arkan.

"Seenggaknya tambahin satu bangku gitu buat Shella, atau Shella bawa bangku sendiri juga nggak papa. Atau nggak kasih tiket VVIP yang duduknya di pangkuan Jaemin gitu."

"Di pangkuan sang maha kuasa adanya," timpal Pak Arkan, membuat satu-satunya bantal yang masih tersisa di kasur, melayang menyusul nasib bantal-bantal lainnya.

"Kamu kenapa sih? Nggak tau apa kalo istrinya lagi sedih?"

"Kalo tau bakal seketat ini war nya, tadi Shella pelototin itu web dari satu jam sebelum mulai."

Pak Arkan mengedikkan bahunya, "ya, gimana? Nasi udah jadi bubur. Tinggal tambahin kecap asin sama suwir ayam, jadi deh bubur ayam."

Mungkin lucu, tetapi karena situasinya sedang tidak tepat, Shella justru semakin bad mood mendengar jawaban suaminya.

"Kamu kalo sebenernya sayang duit, bilang aja dari awal, sayang."

"Jangan bikin Shella berharap."

"Kapan sih aku nggak ngasih izin kamu buat lakuin apapun yang kamu mau?" Tanya Pak Arkan, membuat Shella berhenti menangis.

"Waktu hamil El, kamu ngidam fansign sama Jaeman aja aku jabanin kan?"

"Coba sana kamu cari, mana ada suami yang segitunya ngedukung hobi istrinya. Mana hobi kamu tuh mahal, sekali fansign aja seharga renovasi rumah. Belum lagi kebutuhan album-album kamu yang hampir tiap bulan, skincare nggak mau yang abal-abal, tiap mau pergi, minta baju baru, ka---"

"MAAF, HUAAAAAAAAA." Shella berlari menghampiri Pak Arkan dan langsung memeluknya erat-erat.

"Iya, maafin Shella. Shella tau kalo selama ini udah banyak nuntut kamu."

"Yang tadi bukan salah kamu kok, tapi emang belum rezeki Shella aja."

Pak Arkan diam untuk beberapa saat, membuat tangis Shella semakin kencang. "Maafin," lirihnya.

Yes! Mr. Husband 2 | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang