Part 6

604 90 6
                                    

*Sam POV*

“Aaaaaaaaaa. Aku pusing!!” erangku. Aku masih berkutat dengan tugas fisika yang diberikan oleh Mr. Andrew tadi. Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak tau harus menggunakan rumus yang mana. Terlalu banyak rumus disini. Aku menyesal menolak suruhan Mom untuk mengikuti Bimbingan Belajar. Seandainya aku mengikuti bimbingan belajar, mungkin sekarang aku sedang menikmati malamku. Ah! Kenapa penyesalan selalu datang belakangan sih?

*Flashback On*

Tuk.. tuk..

“Michael. Kau disana?” Ucap wanita yang melemparkan beberapa batu kerikil kekaca kamar milik pria tersebut.

“Bisakah kau tidak melempari kaca kamarku dengan batu-batu itu? kalau pecah bagaimana?” Omelnya

“Kau terlalu berlebihan Mike” Ucapnya. Pria ini hanya membalasnya dengan tatapan sinis “Kau sudah mengerjakan tugas Fisika?” tanyanya lagi

“Sudah” ucapnya ketus. Pria ini yakin kalau Sam akan meminjam buku tugasnya lalu menyalinnya dengan seenak jidatnya.

“Oh My God Mikey. Look at you! You look so Good!”  ucapnya mengagumi pria yang duduk didepannya. Mereka hanya dibatasi oleh balkon mereka masing-masing

“Tidak usah merayuku. Aku ingin tidur” Michael meninggalkan Sammy yang masih setia dibalkon kamarnya itu

“Hei! Michael tunggu! Mau kah kau membantuku mengerjakan tugas itu?” tanyanya dengan nada sedih

“Tidak!” jawabnya ketus

“Oh ayolah! Besok akan aku belikan Pizza. Bagaimana?” tanyanya. Michael menyeringai

“Dua kotak Pizza!” ucapnya santai

“Ba—hey, banyak sekali” protesnya

“Dua atau tidak sama sekali?” ucapnya dan berlalu masuk kedalam kamar. Sammy masih memikirkan keputusan yang akan ia ambil.

“Baiklah, baiklah. Dua kotak Pizza” jawabnya pasrah. Michael menyeringai kemenangan. Sedangkan Sam hanya mendengus sebal. Dan memikirkan nasibnya besok.

“Ini” Michael memberikan buku tugas Fisikanya pada Sam. “Hei, jangan cemberut gitu dong. Besok kan kita akan berpesta Pizza. Iya kan?” Sam memicingkan matanya. Lalu berlalu meninggalkan Michael yang masih terkekeh bahagia

“Pesta Pizza! Yuhuuu!! Aku tidak sabar untuk besok” teriaknya dari depan balkon. Sedangkan Sam hanya mendengus kesal dari balik jedela kamarnya “Aku harus pilih topping apa ya untuk besok?” tambahnya lagi, yang masih mengencangkan suaranya. Sam menutup jendelanya kasar. Lalu menutupnya dengan gorden. Sedangkan tawa Michael pecah melihat tingkah sahabatnya itu

*Flashback Off*

“Ayolah Sam. Kau tidak boleh terus-terusan mengandalkan orang lain seperti itu. kau pasti bisa!” Aku mencoba unutuk menyemangati diriku sendiri. “Aku yakin ini bukan hal yang sulit. Kalau dia saja bisa, kenapa aku tidak? Kita kan sama... dulu” Sekarang semuanya sudah berubah. Tidak lagi sama. Ya, Everything Has Changed.

Everything Has Changed • Michael CliffordHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin