Part 12

612 87 3
                                    

“Kau?” Halusinasi ku masih berlanjut rupanya.

“Hai Sam!” ucap pria itu. Aku mengucek mataku. Aku salah liat atau apa? Ini halusinasi atau bukan? Apa aku masih dalam keadaan mabuk?

“Sam. Ayo turun. Michael sudah menunggumu daritadi” ucap Mom

“Michael? Dia sungguhan Michael?” tanyaku. Pertanyaan yang bodoh Sam!

“Ini aku Sam” ucap pria

“Ta- Tapi” Aku segera menaiki tangga dan masuk kedalam kamarku. Buat apa dia datang lagi kesini? Setelah aku mencoba melupakannya, dia datang. Untuk apa? Untuk merusak hidupku lagi?

“Sam. Maafkan aku. Kau harus mendengar semua penjelasanku Sam” kudengar suaranya yang parau. Ck, acting yang bagus Mikey! “Sam kumohon. Dengar aku dulu”

“Pergilah Mike! Trimakasih atas semua kenangan pahit yang sudah kau berikan. Trimakasih atas janji manis yang kau ucapkan. Trimakasih sudah mengajarkanku untuk tidak mudah percaya pada orang lain. Trimakasih” tangisku pecah. Aku terlalu bodoh untuk menangisi pria seperti dia

“Sam. Aku tidak bermaksud seperti itu. aku mohon, dengarkan aku dulu. Aku mohon Sam” ucapnya lagi sambil terus menggedor-gedor pintu kamarku

“Pergilah Mike! Aku sudah memaafkanmu. Sekarang aku mohon jangan temui aku lagi” ucapku

“Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum kau mendengarkan penjelasanku” ucapnya kukuh. Kubuka pintu kamarku. Aku tidak berani untuk menatap mata hijau kecoklatan miliknya. Matanya yang selalu memberiku kedamaian.

“Soal aku dan Abigail, sebenarnya... Umm, aku dan dia hanya teman Sam. Aku menganggapnya seperti adikku. Waktu itu aku memang sempat jalan dengannya. Tapi aku tidak jalan berdua. Aku bersama Luke! Hanya saja saat wartawan menemuiku, saat itu dia sedang tidak bersamaku. Saat itu Luke sedang ketoilet, lalu menyuruhku dan Abigail untuk kemobil duluan. Semua itu hanya salah paham Sam. Aku masih mencintaimu. Aku masih menyayangimu seperti dulu. Semua rasa itu tidak ada yang berubah sedikitpun Sam. Aku mohon percaya padaku” Dia menjelaskan. Hah, kau pikir aku akan percaya padamu?

“Sam, lihat aku! Lihat mataku!!” Ia meraih bahuku lalu mengguncangkan bahuku. Ku beranikan diriku untuk menatap matanya. Aku lihat ketulusan dimatanya. Sepertinya semua memang salahku. Aku yang salah tidak mendengarkan penjelasannya lebih dulu. Aku yang salah karna terlalu terburu-buru termakan amarah. Aku yang salah karna langsung memutuskan hubunganku dengannya begitu saja. aku memnag bodoh!

“Sam?” Suaranya mulai terdengar parau. "Trimakasih sudah mau mendengarkan penjelasanku. Aku pamit" Ia melepaskan bahuku lalu pergi. Aku masih mematung melihat kepergiannya

*Michael POV*

Sepertinya Sam benar-benar tidak akan memaafkanku. Tak apa, setidaknya ia sudah mendengar penjelasanku. Dan dia sudah tau apa yang sebenarnya terjadi. Kulangkahkan kaki untuk menjauhinya. Maafkan aku karna sudah membuatmu menangis Sam. Jujur, hatiku teriris melihatmu menangis. Aku memang pria bodoh! Aku jahat Sam. Aku jahat padamu. Maafkan aku.

“Michael jangan tinggalkan aku” Kurasakan seseorang memelukku dari belakang. Aku merasakan tubuhnya bergetar hebat. Ia menangis. Iya, Ia menangis karnaku.

“Maafkan aku karna aku terlalu emosi padamu. Maafkan aku karna tidak mau mendengarkan penjelasanmu terlebih dahulu. Maaf karna aku sudah terlalu emosi padamu. Maafkan aku” Suaranya makin parau. Isakan tangisnya semakin terdengar. Sam, aku mohon jangan menangis lagi.

Kuputar tubuhku, kuangkat dagunya. Lalu kukecup kedua mata sembabnya “Kau tak salah Sam. Tidak ada yang salah. Ini Cuma salah paham. Maafkan aku karna sudah meninggalkanmu, dan membuatmu menangis” kupeluk tubuh mungilnya dan kukecup puncak kepalanya

“Sudah ya, jangan menangis lagi. Aku mohon” Ucapku padanya. Ia merenggangkan pelukannya, lalu mencium bibirku. Ya tuhan aku merindukan bibir manisnya.

*End*

Wohooooo. I'm backkkkkkk. Maaf ya kalo ga ngena. Btw, ini udah end wakakaka ga ngena bgt ya endingnya. Aduh maaf ga sesuai harapan :( Inshaa Allah besok aku post epilognya. Muehehe

1 Mei 2015

Everything Has Changed • Michael CliffordWhere stories live. Discover now