🏃K's-24🏃

24.6K 3.2K 158
                                    

Hai, cie yang malming nya di rumah, baca wp atau scroll tik tok, senasib kok, aku juga muahahahhahaha.

Biasakan vote diawal atau diakhir chapter yahh🏃

230 vote dan 70 komen gas🏃

><

Hari ini rasanya sangat melelahkan, Klairin harus berdebat dengan ke 7 pacarnya perihal pulang bersama.

Mereka semua memaksa Klairin untuk ikut bersama mereka, katanya mau beliin Klairin sesuatu.

Rencana Bima tadi dia mau beliin Klairin sebuah apartemen, jadi kalau Bima kangen sama gadisnya, dia akan mendatangi Apartemen itu agar punya waktu berdua dengan Klairin.

Rencana Algav tadi mau beliin Klairin kucing anggora, karena kayanya cocok aja buat Klairin.

Kalau Banyu, dia gak ada rencana mau beliin Klairin apa-apa, cuma tadi dia mau kasih Klairin salah satu kartu atm nya.

Untuk Qaidan, Zama, Margo dan Galaxy, mereka bahkan sepakat mau membelikan Klairin sebuah pulau, tapi mereka langsung dimarahi sama Banyu.

Akhirnya, gak rencana yang terealisasikan, karena Klairin menolak.

Gila saja, baru juga jadian 1 hari, Klairin mana mungkin menerima semua barang-barang itu.

Kini Klairin ada di florist nya, bersama 1 karyawannya yang bernama Ardelo, cowok tinggi yang memiliki ketertarikan pada bunga.

Wajahnya yang sangat ramah membuat banyak sekali pelanggan datang ke florist itu hanya untuk menemui Arde.

"Arde, kamu bisa pulang."

"Eh? Tapi saya belum selesai ngerangkai mbak."

Klairin menepuk pundak pemuda 16 tahun itu. "Hari ini mbak mau ke panti asuhan, dan lagi hari ini kan hari sabtu jadi setengah hari aja."

Arde memberikan senyum indahnya, dia mengangguk riang.

"Makasih mbak, saya pulang dulu ya."

"Iya Arde."

Arde melepas celemeknya, dia mengangguk pelan saat hendak keluar dari florist.

Kini helaan napas Klairin berikan saat Arde keluar, dia menatap bunga yang ada disekelilingnya, bunga yang indah, terkadang Klairin ingin menjadi bunga, tapi takdirnya malah menjadi manusia.

Ponselnya dari tadi terus berdenting tanda ada pesan masuk, tapi tak Klairin angkat.

Biarkan saja, nanti Klairin balasnya bersamaan dengan semuanya.

...

Gelap dan lembab, Mayu bisa merasakan disekitarnya sangat pengap.

"Lama banget bangunnya, kaki lo udah hilang tuh."

Mayu menegang, dia mengernyit saat lampu di ruangan itu menyala, ucapan lelaki asing tadi membuat Mayu menunduk kearah kakinya.

DEG!

Wajah Mayu pucat, bibirnya bergetar begitu tak melihat kedua kakinya hanya tinggal dibagian dengkul saja.

"LO APAIN KAKI GUE!?" jerit Mayu histeris.

3 orang lelaki itu terkikik pelan, mereka puas sekali melihat dua potongan kaki milik Mayu.

"Dipotong lah tolol, masih nanyak lo!?"

"BANGSAT!"

"Bacot lo!" lelaki berambut agak ikal itu menusuk mata kanan Mayu dengan pisau berkarat dan mencabutnya kuat.

Jeritan histeris Mayu mengisi ruangan pengap itu, mereka puas sekali mendengar jeritan itu, sangat amat puas

"Zama, udah deh, jangan ninggalin jejak!"

"Berisik lo Galaxy! Diem!"

"Nanti Klairin benci sama lo."

"Lo juga!"

"DIEM! Klairin gak bakal marah."

Galaxy menatap kearah adik kembarnya--lebih tepatnya kepribadian ganda milik Bima yang tak lain adalah Sakti.

Kepribadian lain adiknya itu sangat mengerikan, dia keluar setelah tau Klairin dilukai Mayu.

Dia paling membenci jika ada yang mengganggu kekasih hatinya, dan ini saatnya Sakti keluar setelah insiden terakhir dihidupnya

"K-kalian..ba..kal..dibenci..Klai..rin.." bisik Mayu puas.

Sakti menggeram kuat, dia mengambil gergaji mesin disudut ruangan, sangat emosi.

"DIEM LO! MATI LO!" dengan yakin dia membelah tubuh Mayu dari tengah kepala sampai bawah.

Darah mengucur deras, membasahi wajah manis Bima yang dipenuhi darah Mayu, seringai mengerikan diwajah manisnya membuat Bima sangat amat menyeramkan.

Tapi..dia sangat seksi, tatapan tajamnya sangat cocok diwajah manis Bima.

Kesannya, Sakti itu versi jahatnya Bima, dan lebih keren tentunya.

🏃Bersambung🏃

Klairin Boyfriends [End]Where stories live. Discover now