🏃K'S-45🏃

20.8K 3K 238
                                    

Tadi tuh gak pake target soalnya jari saya tremor bestih, kalian brutal banget nuntasin targetnya.

#AcieClbk
#ReuniMantan
#RynPerkasa!
#DoravsPowerranger
#Margokiyowo
#Tiba-tibacintadatangkepadaku
#OtwHiatusbesok

Biasakan vote diawal atau diakhir chapter yaaaa.

><

Seharian ini Klairin berulang kali dipanggil masuk ke kamar inap orang tuanya Qaidan, benar, kedua orang tua itu selalu menekan tombol diatas kasur sampai Klairin terus masuk.

Dan ini panggilan ke 5.

"Selamat siang, apa ada keluhan?" Klairin bertanya dengan ramahnya.

Mahesa dan Mawar tersenyum geli, mereka menunjuk kearah Qaidan yang tengah tremor disofa nya.

Wajahnya memerah ditambah degup jantungnya yang berdebar tak karuan.

Saat Klairin menoleh kearah Qaidan, pria itu kaget dan langsung menutup wajah merah padamnya dengan kedua tangannya.

Dia kelihatannya lemas sekali yah.

"Maaf, jika tak ada kepentingan mohon jangan menekan tombol darurat." ujar Klairin sopan dengan senyum diwajahnya.

Mahesa dan Mawar mengangguk "Rumah sakit ini milik saya, jadi terserah saya mau menekan tombol darurat ini atau tidak." cetus Mahesa sombong.

Klairin menghela napas pelan, kemudian membungkuk kehadapan dua orang tua itu.

"Maafkan saya atas ketidak tahuan saya ini." ujarnya tenang.

Mahesa mengangguk. "Setau saya, jadwal kamu hari ini sampai sore kan? Dan tidak ada pasien yang harus kamu tangani selain kami, kamu harus merawat kami saja." ujar Mawar penuh perintah.

Klairin menahan senyum kesalnya, anaknya begitu sopan tapi kenapa orang tuanya begitu arogan.

"Baik, ada keperluan apa saya dipanggil kemari?"

"Kamu periksa anak saya bisa? Kayanya dia demam." pinta Mawar.

Qaidan menegang sementara Klairin mengangguk, dia berjalan mendekati Qaidan lalu duduk disebelahnya.

Qaidan gemetar, dia menatap Klairin penuh binar dan juga kerinduan.

Jika dilihat, Klairin memang terlihat semakin seksi, kulitnya halus dengan pori-pori kecil.

Kalau dari buku yang pernah Qaidan baca, konsumsi air putih yang banyak bisa mengecilkan pori-pori, berarti Klairin rajin minum air.

"Permisi Pak--"

"Jangan panggil Pak.."

"Tapi saya disini sebagai Dokter memang harus memanggil anda begitu."

Bibir Qaidan mengerucut sebal, dia menggeleng tak suka. "Gak mau dipanggil Pak! Aku gak setua itu." rajuknya.

Senyum tipis Klairin berikan, Qaidan lebih berani merajuk sekarang, dulu saja dia mana pernah berani merajuk.

Klairin Boyfriends [End]Where stories live. Discover now