59

543 61 0
                                    

Sesuai dengan prediksi Kenneth, malam itu Margaret terjaga lebih lama daripada biasanya. Ia bahkan tak berusaha mematikan lampu - lampu kamar. Biasanya Margaret akan menggerutu bila ada lampu yang menyala saat ia tidur walaupun hanya satu saja.

"Yang Mulia, aku ingin bicara padamu." Ujarnya sembari membenarkan posisi duduknya. Ia telah memakai kembali gaun tidurnya karena ia tak ingin telanjang begitu saja di depan Kenneth, berbeda dari lelaki itu yang nampaknya tak pernah bermasalah dengan penampilannya di depan Margaret.

"Biar ku tebak. Kau ingin membawa pulang Helena kemari."

Spontan Margaret menoleh dengan lirikan yang tak dapat dideskirpsikan. Ia berpikir, tentu saja. Namun nyatanya Kenneth menghantamnya lebih dalam lagi.

"Aku mendengar semua pembicaraanmu dengan ayah." Imbuhnya lagi.

"Benarkah ?" Margaret seolah terkejut dengan ucapan Kenenth. Namun sedetik kemudian, perempuan itu tersenyum iblis.

"Baguslah, aku tak perlu menjelaskannya lagi kepadamu."

"Kau kira aku akan mengabulkannya ?"

"Mengapa tidak ? Kita akan kerepotan bila ayah jatuh sakit seperti itu."

"Biarkan saja, dia mungkin ingin bertemu Tuhan."

"Yang Mulia." Margaret menatapnya tajam dengan keseriusan yang ada di manik - manik matanya.

"Jangan seperti itu. Aku tahu kenanganmu sangat buruk di masa lalu, tetapi bagaimanapun juga ia orang tua. Dan orang tua selalu menang. Ayah telah memerintah Whitemouttier selama 50 tahun. Kita sama - sama tahu ayah sudah sangat tua. Biarkan ia mendapat waktu bahagianya walaupun hanya sebentar saja. Bukan hanya kau saja yang mendapat kesulitan di masa muda, aku yakin ia juga demikian. Atau mungkin, hidupnya justru lebih sulit daripada dirimu. Cobalah bicara dengannya."

"Untuk apa ? Mengadu nasib ? Yang benar saja." Sahutnya ketus, cukup untuk menguji kesabaran Margaret dalam menjadi istri.

"Yang Mulia, kau tahu apa yang terjadi padaku dan ibuku di hari sebelum ia meninggal ? Kami bertengkar. Aku akan melakukan apapun untuk dapat memutar waktu karena hingga detik ini, itu adalah penyesalan terbesarku." Margaret menerawang jauh disana, raut wajahnya berubah seketika. Perhatian Kenneth beralih seketika.

"Hidup paling buruk adalah hidup dengan rasa penyesalan. Aku tidak ingin kau merasakan hal tersebut. Jauh di dalam hatiku, aku ingin kau dapat akur dengan ayah dan ibumu, tidak peduli seburuk apa mereka di masa lalu. Kau tahu, tidak ada hal yang sempurna di dunia ini. Begitu juga dengan keluarga. Aku paham rasa sakitmu, aku paham dendamu. Namun jauh di dalam sini, kau adalah lelaki yang sangat baik. Aku mempercayaimu dengan segenap nyawaku, Yang Mulia." Margaret mengusap dada Kenneth dengan lembut, membuat lelaki itu tersentuh dengan ucapan Margaret barusan. Perempuan itu terlalu pandai merebut hatinya. Kenneth merasa ia sedang berkaca - kaca saat ini.

"Membalas kejahatan dengan kebaikan bukanlah sesuatu yang memalukan. Hal tersebut secara sederhana telah membuktikan bahwa kau menang melawan keegoisanmu sendiri, kau menang melawan dendamu. Aku tidak mengatakan ini untuk merayumu atau apapun itu, aku juga tidak mendapat keuntungan apapun bila ibu suri kembali kemari. Aku mengatakan ini demi kebaikanmu sendiri. Sudah saatnya kau melupakan hal - hal buruk di masa lalu. Apakah pundakmu tidak merasa berat membawa dendam - dendam tersebut, Yang Mulia ?" Tanyanya mendalam, mengetuk relung hati yang terdalam.

"Mengapa sekarang kau menjadi seperti ini ? Dulu kau juga penuh dendam." Kenneth terkekeh sinis, berusaha menyembunyikan rasa dukanya sendiri.

"Ya, aku manusia penuh dendam. Namun itu dulu, sebelum aku menerima kenyataan bahwa ibuku mengorbankan nyawanya untuk menjaga takhtaku. Di percakapan terakhir kami, ia sempat berkata bahwa semua hal yang kita dapatkan tidak akan pernah cukup bila kita belum memadamkan kemarahan. Dan aku merasa tertampar hingga detik ini, Yang Mulia. Yang membuat aku lebih menyesal lagi, aku tidak sempat meminta maaf atas segala kesalahanku, aku tidak sempat membuatnya nyaman dengan takhtaku yang sebesar ini."

WARM DAYS - United MonarchyWhere stories live. Discover now