Aleta Quenby Elvina

13.3K 1.3K 20
                                    

Berbeda dengan kedua adiknya yang menikah dan hidup harmonis dalam berumah tangga, wanita bernama Aleta malah kebalikannya. Aleta mungkin menikah dengan pria yang ia cintai dan juga mencintainya. Tapi ternyata modal cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan.

"Lo seriusan, Ta?"

Adriella, sahabat Aleta bertanya untuk kesekian kalinya. Aleta hanya tersenyum sembari mengangguk. Ia tidak pernah main-main dengan keputusan yang sudah ia buat.

"Tenang aja ih. Nikahan lo masih minggu depan. Kita bisa habisin waktu lebih banyak lagi," jawab Aleta.

"Tapi ini dadakan, Ta. Lo gak ada cerita apa pun ke kita sebelumnya. Tiba-tiba bilang kayak gini. Mana mungkin kita percaya gitu aja," sahut Rania dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Ta, lo baik-baik aja, kan?" Alka yang kali ini bertanya.

"Guys, please. Gue cuma liburan dan sekali ini doang pengin sendirian. Gue gak meninggal ya!"

"Karena itu makanya kita tanya dengan pasti. Gak biasanya lo mau pergi sendirian. Agung gak ganggu lo lagi, kan?"

"Enggak. Ini gak ada hubungannya sama Agung. Gue pergi beneran pengin habisin waktu sendiri. Kapan lagi? Sejak cerai sama Agung gue gak punya waktu buat renungin hidup gue," jelas Aleta.

Mereka saat ini berkumpul di kediaman orangtua Ella. Sahabat Aleta itu sedang dipingit karena seminggu lagi akan menikah dengan Eno, kakak Alka.

"Gue sumpah ya bahagia banget sekarang. Akhirnya sahabat gue yang sebelumnya gak kepengin nikah tahu-tahu mau nikah. Mana sama Mas Eno pula. Gila sih takdir Tuhan gak main-main," lanjut Aleta dengan mata berkaca-kaca karena haru.

"Gue apalagi! Gue gak mau masalah kemarin itu malah bikin benci sama cowok. Gak semua cowok sebajingan dia. Contohnya Mas Eno. Dia cowok baik-baik. Dapetnya juga cewek baik-baik," balas Alka sambil memeluk Ella, calon kakak iparnya.

Aleta dan Rania mengangguk. Mereka begitu yakin kalau Tuhan sudah menyiapkan rencana yang lebih indah daripada rencana yang manusia rancang.

Aleta pergi bukan untuk melarikan diri. Ia benar-benar hanya ingin menyendiri sejenak untuk menikmati waktunya. Semenjak bercerai sebulan yang lalu, Aleta tidak sempat menyemangati dirinya sendiri. Mungkin ketiga sahabatnya itu selalu ada, tapi Aleta rasa ia butuh yang namanya 'me time' untuk beberapa saat.

Setelah berceraipun, Agung, mantan suami Aleta, bagaikan hilang ditelan bumi. Pria itu tidak lagi tahu di mana keberadaannya. Bahkan ibu Agung beberapa kali menghubungi Aleta untuk menanyai pria itu bersamanya atau tidak.

Entahlah. Hidup kadang membingungkan. Waktu Aleta menikah, ibu mertuanya tidak begitu akrab dengannya. Setelah bercerai, wanita yang melahirkan Agung itu malah seperti mendekatkan diri padanya dengan dalih menanyai Agung.

Seminggu berlalu begitu cepat. Pernikahan Ella dan Eno sudah usai. Aleta juga sudah berpamitan kepada ketiga sahabatnya untuk segera pergi ke luar negeri beberapa waktu ke depan.

Aleta tidak tahu sampai kapan ia akan membutuhkan waktu sendiri. Jujur, ia masih sakit. Aleta hanya tampak baik-baik saja dari luar. Di dalam hatinya hancur lebur dan sangat berantakan. Bahkan pesan-pesan dan banyaknya foto pernikahan serta potret mesranya bersama Agung masih tersimpan rapat di ponselnya.

Kadang, Aleta begitu merindukan Agung. Hubungan 10 tahun mereka terbuang sia-sia hanya karena Aleta belum memberikan keturunan setelah 5 tahun pernikahan.

Kadang juga, Aleta merasa ia yang gegabah karena terlalu menyepelekan soal kesehatan rahimnya selama ini. Aleta tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang. Ia harus menerima takdir Tuhan dengan hati yang lapang.

SHORT STORY 2022 - 2023 (END)Where stories live. Discover now