Ghaliya Havika Jagravi (end)

11.3K 1.4K 49
                                    

Vika kembali menggelinjang saat tubuhnya mendapatkan pelepasan kedua hanya dari permainan mulut pria di atasnya. Vika tidak bisa menahan lagi. Matanya sungguh berat dan rasa gerah serta panas yang ia rasakan tadi juga sudah hilang entah ke mana.

"Ngantuk," gumam Vika teramat pelan.

Pria di atas tubuh Vika menyudahi permainan mulutnya setelah berhasil mencicipi kedua payudara gadis itu. Ia beranjak dari atas tubuh Vika sambil menarik napas berat. Matanya berkabut menatap tubuh telanjang Vika yang sungguh menggoda.

Karena tidak mau semakin jauh berbuat kurang ajar, pria itu berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil air dan handuk kecil. Ia akan membersihkan tubuh Vika dari sisa pelepasannya. Sebagai dokter, ia paham bahaya jika tidak membersihkan pangkal paha gadis itu dari sisa cairannya.

Usai dengan kegiatannya, pria tersebut mengambil baju kaus miliknya dan juga bokser. Ia kenakan di tubuh Vika dengan penuh kehati-hatian. Meskipun Vika tidak akan bangun, tapi tetap saja ia tidak mau berlaku kasar. Setelah beres, ia menarik selimut, lalu kembali menatap Vika dengan senyuman lembut di bibirnya.

"Akhirnya saya mendapatkan kamu, Ghaliya," gumamnya dengan senang.

Pria itu berlalu kembali ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia mengguyur kepalanya dengan air dingin, lalu memainkan kejantanannya sambil membayangkan lekuk tubuh telanjang Vika beberapa menit yang lalu.

Setelah puas membersihkan diri, pria itu kembali ke kamar dan meraih baju tidurnya. Ia keluar dari kamar tanpa menutup pintunya. Ia memilih tidur di sofa yang arahnya berhadapan dengan pintu kamar. Dari jaraknya berbaring, ia bisa melihat Vika yang terlelap.

Matahari terbit begitu cepat. Silaunya cahaya matahari membuat Vika mengernyit. Ia menarik selimut untuk menutup wajahnya. Baru beberapa detik, Vika mengendus aroma yang berbeda. Vika hafal kalau aroma kamarnya, serta bantal dan selimut yang ia pakai tidak seperti ini.

Meski berat membuka mata, Vika tetap memaksakan diri. Ia semakin mengernyit dalam saat melihat kamar yang ia tempati bukanlah kamarnya. Dan matanya seketika memicing saat menatap seseorang yang tidur di sofa di luar kamar.

"Gue di mana anjir?" tanya Vika bingung.

Kepalanya yang masih sedikit pusing tiba-tiba seperti dihantam sesuatu yang tak kasat mata. Adegan dari toilet kelab semalam hingga ia digendong oleh seorang pria seketika berputar di benaknya. Vika spontan mengatupkan bibirnya dan menutup dengan telapak tangan. Vika mengerjap berulang kali sambil mengumpat pelan.

"Om Kevin," gumamnya dengan wajah syok berat.

Vika yang menyadari penampilannya berubah semakin dibuat terkejut. Ia menyibak selimut dengan kasar, lalu menatap bokser yang ia kenakan. Tubuh Vika menegang seketika. Ia seketika ketakutan.

Dengan gerakan serba cepat, Vika berlari ke kamar mandi, ia membuka celana yang ia kenakan, lalu meraba kewanitaannya. Tidak ada rasa perih dan masih rapat. Bahkan jarinya tidak bisa masuk ke lubang kecil itu. Vika refleks menghela napas lega.

Usai membasuh wajahnya, Vika keluar dari kamar dan bersedekap dada menatap seorang pria yang masih terlelap di sofa. Vika berdecak melihat dada telanjang pria itu. Ada baju tidur juga yang teronggok di lantai.

"Om," panggil Vika.

Pria itu menggumam tidak jelas tapi tidak membuka mata sama sekali. Vika mencebikkan bibir, lalu kembali ke dalam kamar untuk mencari ponselnya. Benda itu ada di atas nakas di sebelah tempat tidur. Banyak panggilan tak terjawab dari asisten rumah dan beberapa dari ibunya.

Ada satu pesan juga dari sang ayah. Vika membukanya dan seketika menggeram kesal. Pria di sofa sana dengan lancang membuka ponselnya untuk mengirim pesan pada ayahnya guna memberi tahu kalau Vika menginap di tempatnya. Ayah Vika hanya membalas dengan kata 'ok' saja tanpa bertanya atau memberi pesan untuk menjaga putri kesayangannya.

SHORT STORY 2022 - 2023 (END)Where stories live. Discover now