Chapter 7

1.5K 249 23
                                    

____
HAPPY READING!
_____/\_____

Typo berkeliaran

Malam ini salju turun lebat membuat Yibo tidak bisa keluar rumah karena badai salju padahal Yibo ingin berkunjung ke rumah sakit di mana Sean—adik Zhan dirawat. "Ahhhhh, ketika aku sudah menemukan keberadaannya tapi aku tidak bisa keluar."

"Yibo." panggil Maminya.

"Mn?"

"Sejak kemarin sore Yunxi terus menelpon telepon rumah. Dia menanyakan mu." ucapnya.

"Diamkan saja." Yibo masih menatap keluar jendela.

"Tapi dia sangat keras kepala! Bahkan dia nekat datang malam ini untuk bertemu denganmu."

"Biarkan saja dia mati diluar sana." balas Yibo.

"Astaga." sang Mami hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar perkataan anaknya.

♡♡

Zhan berada dirumahnya bersama sang ibu. "Ibu kau belum makan." Zhan meletakan makanan diatas meja dekat sang ibu. Namun pandangan ibunya keluar jendela.

"Sean, Sean."

Lagi-lagi Zhan hanya bisa membuang nafasnya. Jika Zhan pergi ke rumah sakit lalu bagaimana dengan ibunya? Tidak mungkin Zhan membawa ibunya dalam keadaan seperti.

"Nanti aku akan kesana. Ibu tunggu disini saja, diluar sedang turun salju." ucap Zhan. "Sebaiknya ibu makan dulu."

"TIDAK MAU!"

Pranggggggg!

Piring yang ada di atas meja terlempar jauh oleh ibunya. Zhan menatap nanar makanan tumpah itu. Tentu dia merasa sedih, makanan itu adalah bikinan Zhan sendiri. Ia rela tangannya terluka untuk membuat sup.

Zhan merapihkan kekacauan itu, setelah selesai Zhan kembali ke dapur menyiapkan makanan untuk ibunya lagi.

"Ibu, Zhan sudah menyiapkan sup lagi untuk ibu. Tolong dimakan. Zhan akan ke rumah sakit menjenguk Sean." ujar Zhan lalu pergi begitu saja.

Ditengah turunnya badai salju Zhan berjalan di tempat sepi itu. Ia mengeratkan jaket tipisnya. Cuaca sangat dingin membuatnya membeku. Jika ini bukan karena ibunya dia tidak akan mau.

Bibir merah Zhan berubah menjadi ungu. "Sangat dingin." gumam Zhan.

Kaki Zhan masuk kedalam salju karena saat ini salju sudah mulai naik.

Brukkk!

Zhan terjatuh duduk diatas salju. "Ah, kaki ku beku."

Ingin rasanya Zhan berteriak minta tolong namun tidak ada seorangpun, disana benar-benar sepi. Mata Zhan memerah membendung air mata. Tangan Zhan memegang dadanya yang terasa sesak. Apakah disaat dirinya tidak ada ibunya akan menangis? Apakah ibunya akan memanggil namanya seperti yang dia lakukan untuk Sean?

'Sungguh menyiksa, untung saja Sean sudah sadar. Jika pun aku pergi ibu ada yang menjaganya saat ini.' Batin Zhan.

"ZHAN!"

Baru saja Zhan ingin menutup matanya tiba-tiba sebuah suara familiar terdengar ditelinganya. 'Siapa itu? Suara ini sangat tidak asing. Tapi siapa?' Batin Zhan. Ia masih memejamkan matanya.

Kau Takdirku! [Yizhan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang