Chapter 9

1.6K 251 53
                                    

HAPPY READING!
_____/\_____

Typo berkeliaran

7 Tahun Kemudian, Wang Yibo sedang berada di kantor. Ia menggantikan posisi sang ayah di perusahaan Wang—miliknya sendiri. Sejak menghilangnya Zhan dia menjadi sosok yang dingin. Selalu keluar malam mencari keberadaan Zhan hingga saat ini.

Sementara Sean—saudara kembar Zhan, ia mulai berkerja sebagai sekretaris Yibo.

"Tuan Wang ini sudah malam apakah kau tidak ingin pulang? Jangan menyakiti dirimu sendiri." ucap Sean.

Sean memang sangat menghawatirkan Gege—nya juga, tapi dia masih tidak segila Yibo. Menyiksa dirinya sendiri.

"Kau duluan." jawab Yibo.

Sean hanya bisa membuang nafasnya. "Hah, kenapa Gege harus memintaku menjaga bocah. Ini lebih menyusahkan dibanding menjaga Xiao Zhan—Gege sewaktu nakal dulu." gumam Sean.

"Baiklah." ucap Sean, ia pun pergi dari ruangan Yibo.

Setelah kepergian Sean, Yibo segara menelpon seseorang. "Carikan seorang pemuda bernama Xiao Zhan." ucap Yibo dengan wajah datar.

Sudah berapa kali Yibo menyewa seseorang untuk mencari tahu keberadaan Zhan namun nihil. Tidak ada yang mengetahuinya.

Yibo melempar ponselnya ke sofa panjang, ia menyandarkan kepalanya ke kursi kerja lalu menatap langit ruang kerjanya.

"Zhan, kau dimana?" lirih Yibo.

♡♡

Sementara ditempat lain, seorang anak kecil kini sedang berlari mengejar bolanya yang menggelinding karena tendangan temannya.

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan. Ketika sudah aman ia berlari kecil mengambil bola dibawah pohon.

"Aku dapat." ucapnya.

Bocah itu kembali berjalan menyeberangi jalan.

"Fanfan, ayo kemari." panggil anak lainnya pada bocah laki yang tadi mengambil bola.

"Oke, tunggu sebentar." jawabnya.

Namun saat kakinya melangkah suara orang lain terdengar. "Fanfan pulang, hari sudah sore."

"Iyah Mom. Xixi aku pulang dulu ya! Bye bye!" Fanfan melambaikan tangannya ke arah Xixi.

"Oke, sampai jumpa lagi." balas Xixi.

Fan berlari kecil ke arah Mommy—Nya. "Mom tadi aku bermain bola sangat hebat."

"Mommy tau. Ayo pulang." sosok itu menggendong tubuh kecil Fan.

Keduanya masuk kedalam rumah sedarhana, tidak kecil tidak pula besar. "Mom, kenapa Daddy tidak pulang-pulang? Mommy bilang Daddy akan pulang. Apakah Daddy tersesat?"

Pria itu menurunkan Fan. Ia mengusap wajah Fan dengan lembut. "Maafkan Mommy."

Fan menggeleng. "Ini bukan salah Mommy, maafkan Fan selalu bertanya soal Daddy. Fan hanya ingin tau apakah Daddy masih menyayangi Mommy dan Fanfan."

"Dia sangat menyayangi kita berdua. Percayalah. Sekarang Daddy Fan sudah tenang di atas sana, dan dia akan selalu ada di hati Fan." ujarnya.

"J-jadi maksud Mommy, Daddy sudah meninggal?"

Kau Takdirku! [Yizhan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang