NCT Husband Series 💚 Moon Taeil 💚

🌻-Anak Dari Keluarga Dewangga-🌻

SELAMAT MALAM KAMIS, SEMOGA KALIAN GA NANGIS 😭

Atas jasa jari-jemari maha dasyat kalian yang bisa tembus 1ribu komentar 😭

Padahal gw udah pede bakalan update nanti 😭

Oke, mari absen dulu biar makin yahut setelah tahu part ini. Terima kasih 💚❤️

HAPPY READING 💚❤️

🌻🌻🌻

"Demi apa? Gendis bilang begitu?" kata Taeyong menatap Taeil dengan wajah kurang percaya.

"Jadi pernikahannya gimana?"

Hening, tak ada jawaban apa-apa dari mulut Taeil.

Lagi, semua anak-anak Kumpala kini kembali berkumpul menghabiskan waktu bersama.

Tetapi enggak dengan Jeno yang masih sibuk dengan misinya. Dan Jaemin yang baru bisa ikut bergabung setelah berkelana di atas awan.

Mulanya Jaemin enggak mengerti apa-apa, sampai secara singkat, padat dan jelas Doyoung mengatakan kalau Taeil lebih anjing daripada Yuta. Seketika Jaemin langsung paham.

Ya, Jaemin paham betul tabiatnya raja Teknik itu gimana.

Awalnya Taeil masih enggan untuk bercerita tentang janjinya pada Gendis. Intinya, Taeil masih menutup rapat-rapat rahasia tersebut.

Tetapi lambat laun karena dirasa memang pas dan tepat sesuai dengan permintaan terakhir dari Gendis, Taeil baru menjelaskannya. Tentang janji tersebut. Karena Gendis, secara suka rela dan ikhlas untuk mengalah.

Dan anak-anak Kumpala enggak mungkin untuk enggak memaki bukan? Sejak kapan Kumpala mulutnya bisa direm?

Jelas segala bentuk cacian dan makian keluar ketika Taeil kembali menceritakan masalahnya. Dan permintaan terakhir Gendis. Memang betul ini sudah waktunya.

Tetapi telat bagi Taeil ketika hendak berbalik arah justru bunga kecilnya sudah dibawa oleh orang.

"Gue masih enggak paham," cetus Jaemin.

"Jadi Bang Taeil lepasin kak Gendis, dan memilih kak (Y/n), gitu?"

"Tapi waktunya udah telat," sela Jungwoo.

"Karena orang lain lebih dulu datang buat melamar dia?" tanya Jaemin lagi.

"Loh, bukannya dia memang sejak kemarin-kemarin udah dilamar banyak orang tapi ditolak perkara bukan Bang Taeil yang lamar kan?" tanya Xiaojun balik.

Taeyong menatap sang adik. "Kok begitu?"

"Bukannya udah jelas ya? Dia menolak dua lamaran sebelumnya hanya karena dia merasa belum siap, padahal aslinya itu karena dia punya rasa dan berharap sosok yang dia inginkan, yang datang buat lamar. Bukan orang lain."