My Sweet Doctor [End]

2. Kebiasaan

MY SWEET DOCTOR
¤¤¤

"Tolong jagain Denzi ya sayang, anaknya bandel. Suntik rabies aja kalo nakal" Shasha merapihkan kembali Jas dokternya.

"Iya ma" Jawabnya polos.

Denzi yang mendengar itu berdecih pelan.

Ia segera memeluk mamanya sayang sebelum waktu memakan pertemuan mereka.

"Jaga diri, jangan bandel, turuti kata Ava" Denzi memutar bola matanya malas.

"Kamu tuh di bilangin mbok ya denger toh mas" Keluar sudah logat jawa mamanya.

"Iya Mahhh"

Shasha membisikkan sesuatu pada Avarta dan di angguki oleh sang empu.

"Udah ya, kalian baik-baik. Mama balik jangan kebablasen bikin cucu, nunggu nikah dulu" Denzi menatap jijik mamanya itu.

Untuk terakhir kali selama satu bulan kedepan, Shasha sengaja mengecup gemas pipi Avarta dan segera naik ke pesawat.

Avarta menghembuskan nafasnya perlahan.

"Ayo kembali" Katanya pada Denzi yang masih menatap kepergian Shasha.

Denzi menoleh dan melangkah maju mendekati dokter manis itu.

Langkahnya terhenti saat tepat berada di hadapan Avarta.

"Lo ga usah jagain gue, mama gue ga bakal tau juga. Lagian gue ga butuh penjagaan dari lo" Ucapnya sarkas dan mengundang helaan nafas dari Avarta.

"Saya bukan tipe pria yang tidak menjalankan amanah. Jika kamu ga suka, ga usah liat saya"

"Dan ... Bukannya kamu kemarin setuju?"

Balasnya dan segera pergi ke parkiran tempat dimana mobilnya yang untuk mengantar Shasha tadi terparkir.

"Sialan lo!"

---

"Ini bukan jalan ke rumah gue kocak!" Denzi mencak-mencak karena ini seperti jalan menuju universitasnya.

"Saya tau, kamu ada jadwal siang ini kan? Kamu pakai dasi saya dulu. Kamu ada jadwal tugas proyek setelah ini. Sudah menyelesaikannya?" Denzi terperangah. Bagaimana dokter ini tau jadwalnya.

"Lo ... Psikopat!" Tuduh Denzi.

"Saya dokter, bukan psikopat" Balas Avarta.

"Kok lo tau jadwal gue sih?" Tanya Denzi ngeri.

"Saya tau tentang semua identitas kamu dari mama Shasha. Mau mendengar?" Ucap Avarta seraya memutar stirnya karena jalan berbelok.

"Denzi Gautama, umur dua puluh tiga tahun yang kuliah di Universitas Gatotkaca dan menduduki semester akhir.

Lahir di Magelang pada tanggal dua puluh sembilan Februari yang bergolong darah O.

Penyuka soda dan memiliki hobi balapan liar di sirkuit tengah kota.

Memiliki tinggi seratus delapan puluh lima senti dengan bobot tujuh puluh dua kilogram.

Ukuran sepatu empat puluh satu dan sandal empat puluh. 

Tidak suka pepaya dan suka sekali makanan yang berbau daging.