Sedari tadi mata Yeoreum hanya memperhatikan sesosok pria berjas putih yang sedang sibuk memeriksa seorang anak kecil. Memiliki peran tenaga medis seharusnya matanya hanya tertuju dan wajib fokus pada pasien, namun kali ini dua maniknya berperan sebagai manusia berjenis kelamin perempuan.
Dokter Yoon Dowoon tampak menawan—ralat, super duper tampan dengan jas dokter dan stetoskop yang melingkar di lehernya. Baju hitam polos menjadi poin plus bagi Yeoreum untuk tidak melewatkan pemandangan ini.
"Dokter Jo, ini rekam medis pasien bed enam. Hm, Dokter Jo?"
Lamunan Yeoreum buyar. Ia menengok ke arah Perawat Min yang sedang menyodorkannya sebuah kertas.
"Oh, ya. Terima kasih," jawab Yeoreum gugup.
"Dilihat dari rekam medis, pasien bed enam ada riwayat apendektomi. Dokter Jo ...?"
Perawat bernama Min Juhee itu melambaikan tangannya di depan wajah Yeoreum.
Yeoreum sadar dan menggelengkan kepalanya.
"Oh, ya, ya. Ada riwayat operasi. Tadi keluhannya apa?"
"Demam sejak tiga hari yang lalu dan sakit kepala parah. Kurasa operasinya tidak berjalan dengan baik."
Yeoreum hanya mengangguk. Ia tidak menyimak sama sekali apa yang perempuan berambut pendek di depannya katakan. Matanya hanya menatap Dokter Yoon yang sedang mengusap kepala anak kecil tadi. Kenapa pria—khususnya dokter satu itu—tampak dua kali lipat lebih tampan dengan baju hitam?
Yeoreum mengalihkan perhatiannya cepat.
"Operasinya sudah lewat sebulan yang lalu jadi mungkin tidak ada masalah. Tapi akan aku cek sekitar luka operasinya."
"Apa kita perlu memanggil dokter spesialis?"
"Dokter Yoon?" tanya Perawat Min tiba-tiba.
"Dokter Yoon? Kita tidak perlu memangggilnya. Pasien berusia 21 tahun. Sudah dewasa."
"Dari tadi Dokter Jo memandanginya 'kan?"
Mata sipit milik Perawat Min tepat mengenai mata Yeoreum yang bergetar panik. Kemudian tanpa bisa menahan lebih lama, Yeoreum tersenyum canggung. Ketahuan dia.
"Apa terlihat jelas?"
Yeoreum menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Perawat Min mengangguk mantap. "Sangat."
Orang bodoh mana yang tidak tahu. Jelas-jelas dokter perempuan di depannya ini sedang memperhatikan Dokter Yoon Dowoon secara terang-terangan. Mana mungkin Dokter Jo menatap stetoskop dari pada pemiliknya.
"Perawat Min, anak di bed dua butuh infus."
Suara berat namun halus milik Dokter Yoon menyapa telinganya, membuat Yeoreum hanya diam di tempat ketika dokter itu berdiri tepat di sampingnya. Dokter Yoon mendekat ke nurse station untuk mengisi laporan pasien, dan pria itu melakukannya tepat di sebelahnya.
Perawat Min pergi meninggalkan Yeoreum dengan suasana canggung mengelilingi mereka berdua. Sebenarnya hanya Yeoreum yang merasa begitu. Apa ia harus pergi atau menunggu pria di sampingnya pergi duluan? Namun Dokter Yoon tidak menunjukkan tanda-tanda akan beranjak.
"Bagaimana susunya?"
Pertanyaan itu membuat Yeoreum membeku. Tangannya terkepal demi menahan jeritan gembira. Badannya mungkin terlihat bergetar karena hatinya sedang meletus-letus seperti kembang api. Dokter itu bertanya tanpa melihat ke arahnya, entah karena malu atau pertanyaan itu hanya basa-basi tapi yang pasti Yeoreum senang bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Days Gone By
FanfictionHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...