04: Should I?

233 86 46
                                    

2 hari yang lalu

Sabtu pagi yang sangat menenangkan. Tidak ada panggilan, tidak ada praktek, tidak ada operasi dan yang terpenting tidak ada pasien. Hari yang sangat cocok untuk bangun siang, tapi hal itu tidak berlaku untuk Park Sungjin. Bangun pagi sudah menjadi rutinitasnya, meskipun hari libur ia tetap akan melakukannya.

Suara acara berita pagi dan desisan makanan membaur di dapur apartemen. Sesekali Sungjin menyesap teh di tangannya sambil menunggu supnya matang. Setelah beberapa menit, ia memasukan sendoknya lalu mencicipi sup berwarna agak merah itu. Sungjin mengernyit. Hambar. Sup buatannya butuh sedikit percikan bumbu lagi.

Sungjin membuka kulkasnya dan meraih botol kecap asin. Saat hendak dituang, tidak ada satu tetes pun yang keluar. Ternyata isi botol itu sudah habis. Mau tak mau ia harus pergi ke minimarket.

Jarak apartemen ke minimarket dekat, hanya butuh waktu sekitar 5 menit. Sesampainya di sana, Sungjin langsung menuju bagian bahan dapur dan mengambil kecap asin. Setelah itu, ia berjalan ke kasir untuk membayar belanjaannya, lalu berjalan keluar dari minimarket.

Sungjin meraih ponselnya dari dalam saku jaket dan mendial nomor Brian. Sepertinya seru mengajak Brian makan bersama. Porsi sup buatannya lumayan banyak dan tidak mungkin ia menghabiskan semuanya jadi Sungjin menelepon Brian yang punya nafsu makan besar sama seperti dirinya.

Sudah dua kali panggilan Sungjin tidak diangkat, panggilan yang ketiga baru diangkat oleh Brian.

"Bri, aku sedang masak sup. Kau mau makan bersama tidak?"

"Tidak bisa. Aku sibuk."

Tut

Panggilan terputus sepihak. Sungjin menjauhkan ponselnya dan menatap tidak percaya ke arah display name bertuliskan 'Kang Bra' itu. Apa ini? Kang Bra baru saja menolak ajakan makan bersamanya? Sungguh tidak disangka. Sepertinya Kang Bra benar-benar sibuk sampai memutuskan panggilannya sepihak. Kasihan, padahal sekarang hari Sabtu.

Sungjin memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku dan berjalan pulang ke apartemennya. Baru satu langkah, suara seorang gadis menghentikannya.

"Ahjussi, tunggu sebentar!"

Sungjin melihat seorang gadis sedang berlari kecil ke arahnya. Dari pakaiannya, sepertinya gadis itu adalah penjaga kasir tadi.

"Ini. Dompetnya tertinggal."

Gadis itu menyerahkan dompet berwarna hitam milik pria di depannya. Tadi Sungjin terlalu buru-buru sampai lupa dompetnya ketinggalan di meja kasir. Ia segera mengambil dompetnya lalu menundukkan badannya terima kasih pada gadis penjaga kasir tersebut.

Di perjalanan pulang, Sungjin melihat sekitar area apartemennya. Belum lama ini ia pindah ke daerah baru dan karena pekerjaan yang menumpuk, Sungjin tidak sempat melihat-lihat sekitar apartemennya. Di dekat apartemennya ada minimarket, apotek, toko peliharaan sampai kafe pun ada. Keputusan yang tepat untuk pindah ke daerah ini.

Pandangan Sungjin terpaku pada salah satu kafe. Di sana Sungjin melihat seseorang yang tampak familiar. Minyoung, kekasih Brian sedang duduk di sana. Ah, pantas Brian menolak ajakannya ternyata mereka sedang kencan.

"Aku di sini."

Baru saja akan melangkah pergi, kaki Sungjin terhenti seketika. Posisi Minyoung yang berada di teras cafe membuatnya dapat mendengar suaranya dengan jelas.

Sungjin mengarahkan pandangannya ke kafe lagi. Di sana, Minyoung tengah memeluk seorang pria. Sungjin dibuat bingung. Dari bagian punggungnya saja sudah tampak berbeda dari punya Brian. Ditambah dengan tingkah Minyoung dan pria asing itu. Mereka tampak seperti kekasih pada umumnya, mesra.

Days Gone ByTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang