Dowoon sedang duduk santai di depan pintu masuk sebuah gedung, menikmati burger sebagai sarapannya. Sinar matahari pagi menyinari wajahnya yang tenang sambil sesekali melihat ke arah jalan, menunggu kedatangan seseorang.
Hari ini, Dowoon berencana untuk pergi keluar, sebuah ide yang diusulkan oleh Yeoreum yang bilang bahwa dia memiliki tiket untuk melihat pertunjukan di akuarium.
Hubungan keduanya sudah berkembang menjadi lebih dekat, cukup dekat hingga Yeoreum menjadi lebih berani untuk mengekspresikan perasaannya. Namun meskipun begitu belum ada kata suka yang keluar.
Dowoon baru akan menggigit burgernya ketika seorang anak kecil menatap roti tumpuk daging di tangannya dengan serius.
"Itu makanan jahat," kata anak kecil itu penuh keyakinan.
Dowoon menurunkan burgernya. Alisnya terangkat bingung dengan kemunculan tiba-tiba anak orang di depannya. Anak itu berdiri di hadapannya sembari menjilat permen batang. Di luar rumah sakit pun ia masih harus berinteraksi dengan anak kecil.
"Bibiku dokter," katanya terselip nada bangga.
Dowoon menahan senyum ketika anak itu tampak sengaja mengatakan pekerjaan bibinya.
"Bibi bilang itu buat kita sakit dan gendut. Kata Bibi nanti bisa meninggal kalau kebanyakan makan minyak. Kalau banyak makan gula nanti giginya bolong. Kalau banyak minum alkohol harus cuci darah," jelas anak kecil itu sambil menggelengkan kepala, tampak prihatin.
Bibi anak di depannya sangat jujur pada anak yang kelihatannya baru masuk sekolah dasar ini. Dowoon lanjut memakan burgernya, memilih untuk menghabiskannya dalam sekali suap.
"Aku tidak tahu ternyata burger sejahat. Terima kasih sudah mengingatkan."
"Sama-sama," jawab anak itu dengan nada sombong, merasa senang karena berhasil menasihati orang dewasa.
Mata Dowoon beralih melihat makanan di tangan anak di depannya.
"Tapi kenapa kau makan permen? Katanya bisa buat gigi bolong."
Jarang-jarang Dowoon menggoda anak kecil. Pekerjaannya mengharuskan untuk membujuk anak kecil. Namun kali ini ia akan melakukan hal yang sudah ia tahan selama berhadapan dengan anak kecil.
"Aku dapat izin dari mama. Katanya boleh makan satu permen satu hari."
Suaranya tidak jelas karena anak itu sibuk mengemut permen.
Sebelum Dowoon sempat menjawab, seorang perempuan datang mendekat. Dowoon mengenali perempuan itu.
"Jadi ini bibimu?" tanya Dowoon sambil tersenyum pada bibi anak di depannya.
Yeoreum berlari ke arah keponakannya yang pergi dari pengawasannya saat ia sedang mengangkat telepon. Tangannya ditaruh di pundak sembari mengecek keadaan anak kakaknya.
"Sudah aku bilang pegang tanganku. Nanti kalau diculik Bibi yang repot."
Yeoreum meremas erat pundak keponakannya. Sang anak mengernyit. Tangan kecilnya membuang tangan Yeoreum dari pundak.
"Aku hanya mau memperingati paman ini. Dia makan makanan yang banyak minyak. Nanti bisa meninggal."
Yeoreum mengikuti arah tunjukkan keponakannya. Matanya membesar menemukan orang yang telah ia tunggu sudah berdiri di hadapannya, memakai pakaian yang sangat kasual, kaos dengan celana panjang juga topi.
"Dokter Yoon."
Dowoon menatap atas bawah. Yeoreum juga tampak sangat kasual, tidak, mereka berdua memilih untuk memakai kaos, bedanya Yeoreum memakai rok denim.
YOU ARE READING
Days Gone By
FanfictionHari-hari yang terus berlalu tidak akan memberitahu ke mana hidup dan hati ini berlabuh. Semua adalah rahasia, dan rahasia hanya akan terbuka jika hari sudah berlalu. Days Gone By; kelima dokter yang tidak tahu bagaimana kehidupan mereka hingga sat...