🏄K'H-25🏄

5.6K 951 80
                                    

Berapa kali aku up yah.

Ayo biasakan vote diawal atau diakhir chapter ya sayang yaaaa.

250 vote dan 70 komen gas🏃

><

Sejak kejadian suami dan anak Klairin menerobos masuk ke rumah Ardelo, pria itu dipindah tugaskan ke rumah sakit lain.

Pastinya itu demi keselamatannya juga, karena Klairin diceramahi habis-habisan dimalam itu, dan mereka berkata akan menghabisi Ardelo jika pria itu tidak menjauh juga.

Ya demi keamanan bersama, Klairin sebagai kepala rumah sakit memindah tugaskan Ardelo ke rumah sakit kota lain.

Dan malam sejak 2 hari kejadian itu, keadaan rumah yang awalnya damai kini kembali kacau.

Oh ya, Kavi sudah kembali pulang, kulitnya yang diawal putih bersih, kini terlihat kecoklatan.

Kata Kavi, dia dihukum Oma Serena karena tawuran, Kavi harus membersihkan kolam renang Oma Serena dan berpanas-panasan.

Kavi bahkan mengurung dirinya, karena di rumah itu kulitnya yang paling coklat diantara saudaranya.

Dia merasa bukan anak mommy Klairin hanya karena warna kulitnya berbeda, terlebih lagi saudaranya terus mengejeknya dengan kalimat anak pungut.

Dan itu memicu amarah Kavi malam ini.

"Anak pungut, makan gih." ceplos Rendri begitu santainya, Kavi yang tadinya lagi ngerjain PR dimeja kaca ruang tv sontak mendelik.

"Berhenti memanggilku anak pungut! MOM! BANG RENDRI TUH! NAKAL!"

"Wooo anak pungut tukang ngadu."

"MOMMYYYY AAAAA BANG RENDRI MOOOOM!"

Klairin menghela napas pelan, dia menatap kearah Rendri.

"Abang mau ngerasain tinjuan Mommy?" tawar Klairin dengan lembut.

Rendri menggeleng takut, dia melanjutkan makan malamnya dengan cepat.

Sebenarnya ada sedikit perubahan disini, sikap adik-adik Darrien mulai berubah setelah kejadian pria bernama Ardelo itu.

Entah kenapa, mereka merasakan aura yang Darrien keluarkan setiap kali bersama Mommy mereka itu aneh.

Tatapan matanya juga selalu berubah-ubah setiap saat, terkadang penuh binar cinta, terkadang penuh kelembutan dan terkadang penuh kebencian.

Dan pastinya tatapan kebencian akan selalu dia berikan pada saudara-saudara nya ketika mengganggu waktunya bersama Mommy Klairin.

Darrien kini makan dengan tenang, karena merasa haus, Darrien beranjak dari kursinya lalu berjalan menuju kulkas yang berdiri tak jauh darinya.

Sejenak tak ada yang aneh, tapi ketika Klario melihat kearah Darrien yang sedang meminum sebotol air berwarna bening dengan label kemerahan, matanya melotot kaget.

"DARRIEN ITU BUKAN AIR PUTIH!" jeritnya panik.

Terlambat, Darrien sudah meminumnya sampai setengah botol.

Sejenak kepala Darrien pusing, dan setelahnya yang dia rasakan adalah gerakan menutup kulkas perlahan.

"Hei, kau mabuk dude?"

"Mabuk? Aku? Hahaha tidak brengsek! Aku tidak maaabuuuk hahahahaha."

"Yeah, kau mabuk, biarkan aku keluar."

"HEI JANGAN COBA-COBA DASAR ALTER JELEK!"

"Bacot."

Karena Darrien yang sudah jelas mabuk karena tingkat alkohol yang diminumnya tinggi dan lagi dia tak bisa menolerir kadar alkohol sedikitpun.

Kedua pipi Darrien mulai memerah, mata indahnya yang selalu berkilat tajam dan datar terlihat sayu.

Dia berjalan perlahan dengan kaki yang agak sempoyongan, minum alkohol diusianya yang baru menginjak 16 tahun sangan rentan.

Darrien tak bisa mengatur dirinya, dan lagipun, Drien sudah mengambil alih.

Drien berusaha jalan menuju Klairin, walau dia harus menabrak kursi yang adiknya dudukki.

Bahkan dia dengan sengaja menjambak rambut Shario.

"Hoi! Sakit tau!" protes Shario.

Drien terkikik senang, dia berputar-putar dengan tangan yang terus meraih apa yang bisa dia dapat.

Seperti gelas kaca dimeja yang sudah berjatuhan.

"Darrien kalau mabuk, jadi gitu ternyata." gumam Banyu.

"Ya, sebaiknya amankan dia segera."

"Anak-anak, masuk ke kamar kalian."

Mereka mengangguk patuh. Daddy mereka nampaknya akan menangani abang mereka yang lagi teler itu.

Tapi belum sempat mereka beranjak pergi, Darrien tampak memeluk mommy mereka erat, mendusel didada Klairin.

"Hihi, ternyata~Klaiiiriiin secantik iiniii hihi~cantiik sekaaaliiii, Drien..mau cium? Boleh?"

Klairin heran, Drien siapa dan lagi sopan sekali anak ini memanggilnya hanya dengan nama.

Klairin menjewer telinga Darrien agak kesal "Sopan memanggil mommy dengan nama saja?"

"Mommy? Tapi kauuu bukan mommy ku! Kau itu..mommy nya si Darrien hahahaha aku kan..Drien! Aku itu bukan Darrien hahahaha, aku mau cium bibir Klaiiriiiin~"

Darrien dengan segera menangkup wajah Klairin, dan hampir saja mendaratkan ciuman kebibir wanita 40 tahun.

"YAK APA-APAAN KAU INI!" Hazren menarik kaus belakang Darrien lalu menghempaskannya kuat.

Darrien jatuh tergeletak dilantai dan tak sadarkan diri, sementara Klairin terbodoh ditempatnya.

Apa yang terjadi!? Kenapa anak sulungnya bertingkah kurang ajar begitu!

Qaidan dan otak cerdasnya segera mencerna keadaan disaat yang lain masih terbodoh seperti orang dungu.

"Drien, dia menyebut dirinya Drien, ada kemungkinan jika Drien itu adalah alter ego Darrien, atau mungkin itu adalah kepribadian gandanya, walau aku tau kepribadian ganda gak bisa diturunkan, tapi sudah ada kasusnya yaitu Bima dan Sakti, jadi apakah Darrien dan Drien juga sama seperti Bima Sakti?"

Tak ada yang menjawab karena mereka sedang sibuk menenangkan Klairin.

Yah, wanita itu masih sangat shock atas kejadian barusan.

🏄Bersambung🏄

Klairin Husbands [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang