Biasakan vote diawal atau diakhir chapter ya sayang yaaaa.
><
Malam harinya, Klairin menyiapkan makan malam seperti biasanya, dibantu dengam Vazri dan Nando yang selalu disebelahnya.
Klairin heran, kenapa keduanya begitu siaga hari ini.
"Kalian kenapa?" pertanyaan itu akhirnya keluar, habisnya Klairin heran saja.
Baik Vazri maupun Nando menggeleng pelan "Gak papa, cuma mau deket sama Mommy aja." jawaban Nando tak membuat Klairin puas.
Tapi ya sudahlah, dia tak berkata apapun selain diam meletakan piring berisi makanan.
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan sebentar lagi suaminya bakal pulang, mereka juga berkata akan pulang sebentar lagi.
Di lantai 2, Hazren dan 4 adiknya berdiri di dalam kamar Darrien, tak ada hal aneh selain Darrien yang tengah bermain game diponselnya.
"Mau apa kalian? Aku sudah menghilangkan perasaanku pada Mommy, lantas apalagi?" ucap Darrien tanpa menoleh kearah saudara-saudaranya.
Dia terlihat tenang dengan ponsel ditangannya.
Gabriel masih curiga, dia tak sebodoh itu walau di sekolah Gabriel hanya mampu mencapai juara umum saja.
"Kau kira kami bodoh? Kalau bang Rendri emang bodoh sih."
"Apa!?"
"Canda, hei bang Darari—"
"Darari bukannya judul lagi Treasure?"
"Ya emang, aku kan Fanboy Treasure."
"Pantes."
Darrien mengalihkan perhatiannya kepada saudaranya, seulas senyum tipis dia berikan.
"Tenang saja, aku tak akan berulah, aku juga mau pergi dari sini sebentar lagi."
Mereka tak percaya.
"Terserah kalian saja, pergi dari kamarku cepat, aku mau tidur."
Dengan tatapan mata penuh kecurigaan, mereka menurut untuk keluar dari kamar.
"Mencurigakan sekali tau gak." bisik Kavi.
"Ya dia memang—"
DOR!
DOR!
DOR!
DOR!
DOR!
Perlahan, ke 5 remaja yang mendapatkan tembakan di tubuh belakang mereka terdiam, sakit, tapi mereka masih bisa berpikir.
"Uhuk!" Hazren terbatuk, darah terlihat keluar dari bibirnya, peluru panas itu mengenai dada kirinya, sakit.
Kaki Hazren langsung terkulai lemas dan tubuhnya ambruk bersamaan dengan yang lainnya.
Brugh!
Darah mulai menggenangi lantai kamar Darrien, remaja itu menyeringai penuh kesenangan.
"Kalian ini, menjengkelkan sekali." cibir Darrien.
Darrien berjalan dengan santai keluar dari kamarnya, menginjak tubuh Gabriel dan menginjak kepalanya juga.
"Mati juga kau akhirnya." bisiknya puas, Darrien paling membenci Gabriel.
Karena hanya anak itu saja yang tak takut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klairin Husbands [Selesai]
Romance"Menurut analisa ku, Klairin lagi ngambek karena kemarin kita nolak buat nambah ronde di ranjang." "Perasaan lo nganalisa mulu dari zaman sekolah sampai punya anak 9." "Ya apa masalahnya?" "Masalahnya sekarang kita harus bujuk Klairin atau dia bakal...