chapter 4

69 83 34
                                    

Haii semua jangan lupa vote and komen sebelum membaca!

Haii semua jangan lupa vote and komen sebelum membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✿✿✿    

Hari awal perkuliahan pun dimulai mereka terpisah difakultasnya masing-masing. Hari pertama diawali dengan jalan-jalan di seputar organisasi-organisasi yang disediakan di kampus. Sebagaimana organisasi itu dijajah kan bagai tawar menawar satu pasar Haidar pun bergabung di bagian English Club dan unit kesenian karena dia sangat menyukai melukis.

     "Pasti Jacson masuk organisasi musik, ya kan?"Tanya Haidar dengan pasti.

     "Ya pastilah bro!" Seru Jackson
"Lo sendiri gimana nih vel?"Tanya Jacson

     "Aku ga tertarik mendingan belajar di kampus"Ucap Marvel singkat sembari membaca buku
memang Marvel tidak ada niat pada bunda organisasi manapun karena menurutnya hanya menghambat kuliahnya. Tapi setelah Jacson berucap panjang lebar tentang club musik iya acara bergabung dengan Jacson di klub musik.
setelah selesai mengelilingi penjuru kampus mereka berhenti di kantin untuk mengisi perutnya yang laper di siang hari.

     "Mau makan apaan kalian makan aja nanti gue yang bayar tenang aja"Ucap Jacson sembari memaikan ponselnya.

     "Tumben banget ada angin apa kau hahaha"Celetuk Haidar

     "Iya loh tumben kamu jac"Tambah Marvel.

     "Nggak papa lagi baik aja gue"Ucap Jacson.

     Akhirnya mereka makan sepuasnya karena ada traktiran. Sesaat mereka makan tiba tiba ada ketua BEM yang menghampiri mereka dan memanggil Haidar untuk agak menjauh karena ada yang ingin dibicarakan.

     "Ada apa kak Setyo?"Ucap Haidar.

     "Gini kamu mau gak jadi salah satu anggota BEM karena salah satu anggota kita keluar saya butuh satu orang untuk membantu, saya baru ingat kalo kamu cukup pandai dalam beberapa hal dalam pengelihatan saya di OSPEK kemarin. Kira-kira kamu bersedia ngga jadi salah satu anggota kita?"Jelas setyo panjang lebar tentang anggota BEM.

     "Mau saya kak, kira-kira itu kapan ya?"Tanya Haidar

     "Besok datang keruangan saya ya"Ucap Setyo dan pergi menjauh.

     Setelah itu sesampainya haidar di kelas yang ramai ya duduk dan melihat satu persatu penghuni isi ruang Haidar tidak menganggapnya sebagai musuh yang harus disingkirkan sekalipun merupakan ancaman. Bapak dosen yang terhormat yang telah lama ditunggu kini telah menampakan dirinya. Garis dosen tersebut telah air banyak pengusaha kaya pejabat negara serta para cendekiawan.

Kemudian sang dosen menyambut dengan mengeluarkan kata-kata pengenalan semua juga membahas dengan ramah dan dilanjutkan dengan pemilihan ketua kelas Haidar yang sudah cukup dikenal sewaktu aspek membuat aja percayalah teman-teman untuk menjadi ketua kelas dan Haidar pun menerimanya dengan lapang dada untuk menjadi pelayan semua. Meskipun ini bukan suatu tugas yang berat tapi amanah bagi Haidar merupakan tanggung jawab yang harus ditanggung nya dengan benar di samping keuntungan lain yakni haydar akan lebih dikenal oleh bapak dan ibu dosen pengajar Haidar berpikir itu akan sangat membantu nya meningkatkan prestasi dalam belajar bukan berarti memanfaatkan kedekatannya untuk mengemis nilai atau cari perhatian. Menurut Haidar iya yakin akan bisa meski tanpa berbuat curang dan dia takkan pernah mau mengemis meraih apapun caranya kini semua tampak baru dan asing baginya bagai membuka lembaran baru masih ada sempat terharu.

     Ketika Haidar melangkahkan kakinya keluar dari kelas tiba-tiba terdengar suara berteriak dari kejauhan. Haidar mencari tahu di mana asal suara tersebut ternyata setelah berjalan kurang lebih 10 menit mencari ternyata suara tersebut berasal dari halaman kampus di depan tepat dugaan Haidar ada sekelompok mahasiswa sedang demonstrasi.

Menurut ketidakadilan atas kebijakan kampus dalam hati kecilnya Haidar bertanya-tanya apa itu demo dan apa untungnya mereka berteriak teriak kepanasan hingga suara serak kelaparan. Tapi belum tentu tentu tanya terpenuhi bagaimana jika itu mempengaruhi nilai ataupun bisa saja mereka dikeluarkan dari kampus gerakannya ketika Haidar hendak bergegas pulang malah dihadang senior. Yang merupakan seniornya di waktu OSPEK terlihat sedang ketua BEM kak Setyo juga kak Nila sedang menggunakan sebuah megaphone untuk ikut dalam gerombolan bagi Haidar mungkinkah ini kesempatan untuk mendekatinya sejauh ini yang Haidar ketahui kak Nila belum memiliki pacar, tapi tak tahu juga berapa teman mesranya tuhan tahu dan memberi Haidar sedikit jalan mau tak mau sakitnya Haidar ikut bergabung dengan segerombolan masa yang berkumpul ketika itu hardar hanya berdiri sembari berteriak.

"HIDUP MAHASISWA....!! HIDUP MAHASISWA. ..!!!"

     Aksi berhenti setelah sang rektor dan pembantunya berani turun mengajak berdialog sebelum masih mereka merusak dan membakar kursi bekas maupun ban bekas atau juga mogok kuliah yg dilaksanakan mereka untung rektor mereka cukup bijaksana disaat demonstrasi ini akan berjalan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

Haidar semakin terhanyut dalam gerombolan massa. Bukan sekedar hal yang tak masuk akal benar-benar dialami oleh teman haidar dilain perguruan tinggi mula rektor yang tidak mau diajak untuk berdialog hingga menurut aksi pembakaran kursi rusak ditambah ban ban bekas tanda sebagai matinya nilai demonstrasi di tangan tirani merasa benar kenapa waktu itu sangat rapat tidak mau menjawab tantangan mahasiswa untuk berdialog terbuka juga dari perkiraan ternyata ke mereka malah dilaporkan pada kepolisian bahkan pimpinan mahasiswa pun dilarang untuk kuliah dalam waktu yang tidak ditentukan dan ketua BEM di sana pun dikeluarkan dari kampus tersebut.

Mahasiswa yang punya kelebihan dan kematangan gambar pikir serta kreativitas sa bisa menjadi promosi kampus ada baiknya atau tidak mereka harus menanggung beban dan disingkirkan serta hal sejauh itu tindakan sangat lelah dan dosen di tempat kampus temanku Putra.
Putra dan rekan-rekannya waktu itu langsung mencari lembaga bantuan hukum tidak cukup sampai disitu orang-orang asing tidam dikenal juga berkeliaran mengamankan kampus agar tidak ada aksi demonstrasi sedikitpun setelah kasus berjalan dan diperiksa sebagai tersangka maka temanku itu meski wajib lapor setiap satu seminggu sekali di kepolisian mereka juga masih harus di foto sebagaimana prosedur yang ada di minta tanda sidik jari sebagai pelengkap data datanya. Hingga sekarang sampai pada detik ini proses menuju persidangan masih terus berjalan di mana tanggung jawab kepada kepala dosen terhadap anak didiknya apa yang dilakukannya pastilah ada yang melatar belakangkan tidak lain adalah karena sang rektor yang bodoh yang mati hati nuraninya hingga tak menghiraukan anak didiknya itu.

temanku Putra yang bercerita, waktu itu menambahkan juga bahwa para mahasiswa bisa juga dilaporkan sang rektor melaporkan sebuah penentuan bagaimana perjanjian yang dibuat pada hitam di atas putih tapi semua itu tidak dilakukan oleh rekan-rekan seperjuangan putra karena masih menganggap bahwa ini ada apa makan internal yang harus diselesaikan secara internal begitulah kurang lebih cerita temanku putra begitulah resiko dari melawan kekuasaan memang sangatlah berat karena hukum di indonesia masih tumpul ke atas namun lancip ke bawah beruntunglah aksi yang ada di kampus ku ini tidak seperti di tempat temanku ada semakin yakin dengan apa yang diperjuangkan.

     Haidar yakin tak ada ya menunggangi aksi di sini bahkan ada pihak yang diuntungkan itu sudah pasti pelanggaran pelanggaran sudah jelas terlihat di situlah yang khas diperbaiki kalau perlu sampai dibawa ke jalur hukum kebenaran tetap hal diperjuangkan meski darah mengucur deras bagaikan air terjun. Haidar begitu kagum dengan semangat mereka mereka tidak takut dikeluarkan karena bagi sebagian mereka mungkin itu bisa saja ada di hidup mereka yang lebih baik berada di tempat baru.

Tentunya harus disusul dengan semangat yang baru pula tidak habis pikir juga demi kepentingan bersama tapi berjuang hanyalah sebagian kecil dari mahasiswa apakah yang lebih penting dari nilai kebenaran apakah yang kuliah hanya bisa di mana pula hati nurani mereka coba kalau merasa tidak tergantung diri pada nilai egois.

Okkie gays segini dulu yaa thank you yang udh tetep stay dicerita aku dan doain author nya selalu sehat yaaa wuvv youuu💞💞

shadow of love | on goingWhere stories live. Discover now