Chapter 5

53 69 12
                                    

Haii semua jangan lupa vote and komen sebelum membaca!

Haii semua jangan lupa vote and komen sebelum membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✿✿✿

Mereka pun di bawah ke ruangan rektor, dan dialog pun dimulai dengan ketegangan. Waktu itu Haidar hanya sebagai pengikut bukannya pelapor jadi Haidar hanya ikut nimbrung tanpa berani mengemukakan pendapat inilah pengalaman pertama yang Haidar dapatkan dari pertama kali mengikuti jalan jalannya demonstrasi secara langsung dan takkan pernah dia tahu saat dalam pelajaran di kelas.

Dulu waktu masih sekolah di desa Haidar selalu diajarkan arti demokrasi tapi dia tidak pernah diajarkan bagaimana mengumpulkan sebuah demonstrasi, siapa tahu kalau besok di kemudian hari Haidar menjadi penguasa maka mendapatkan perlawanan seperti itu begitulah pikir haidar. Dalam diskusi mencekam itu sangat Rektor hanya berjanji akan merealisasikan tuntutan, tentunya semua dijawab dengan retorika tingkat tinggi yang hanya janji manis.

semua diskusi telah tercapai menjadi satu rujukan semua bumbu ada yang berkumpul dan satu ruang untuk evaluasi dalam perjalanan haidar mencoba mendekati kak Nila dengan berpura-pura bertanya tentang semua yang terjadi. Setelah bertanya-tanya akhirnya Haidar mendapatkan alamat kost juga nomor teleponnya. Semua usaha tidak terbuang abis percuma cuma minimal untuk hari ini. Setelah itu Haidar langsung bergegas pulang karena sudah tidak sabar untuk makan, logikanya sudah berhenti ketika perutnya sangat lapar. Setibanya di tempat kos dengan antusias Haidar menceritakan kejadian di kampus pada Jacson dan Marvel. Haidar menceritakan semua kejadian istimewa yang baru saja di alami tanpa menambah maupun mengurangi sedikitpun termaksud juga tentang kak Nila yang sangat cantik.

"Siapa kak Nila?"Tanya Jacson.

"Ituu loh kakak senior kita waktu OSPEK yang cantik tapi galak"Jelas Haidar.

"Ohh itu mah gue kenal, banget malahkan"Celetuk Jacson.

"Lah yang bener?"Tanya Haidar sedikit heran.

"Iyalah masa gue bohong lagian dia emng udh sering ikut demo karena yaa kan dia anak organisasi" Jelas Jacson.

"Ya gitu"Jawab Haidar singkat.

Seperti biasa Buku tidak pernah lepas dari genggaman tangan Marvel sembari mendengarkan cerita Haidar sepertinya kutu buku satu ini akan terus asik seperti itu. Karena asik bercerita Haidar sampai-sampai lupa kalau perutnya sudah sedari tadi merintih kelaparan. Benar terkesan Haidar dibuatnya, Halo hajar pun bergegas makan dalam keadaan lapar yang mengguncang.

Beberapa hari kemudian pada malam minggu, dengan rasa percaya diri Haidar mencoba untuk menghubungi Kak Nila. Hujan gerimis menghalangi niatnya untuk berbicara secara langsung. Haidar memandangi langit Mengapa alam tidak merestui perjalanannya. Bayang-bayang wajah Kak Nila semakin dilupakan justru semakin terbayang-bayang di dalam pikirannya. Keadilan tersenyum manis dan memiliki paras yang cantik kini menjelma di dalam otaknya. Dingin sekali hajar meneleponnya lalu mengungkapkan semua isi hatinya tak peduli apapun jawabannya nanti Daripada diam dalam ketidakpastian itu pikir Haidar. Kini hujan gerimis akan menjadi saksi mati dalam ungkapan rasa cintanya Haida tidak peduli Seberapa jauh perbedaan usia baginya cintalah yang terpenting. Kini Haidar pun mengambil ponselnya dan sejenak segera menghubungi nomor Kak Nila.

"Halo, ada Kak Nila?"Sapa haidar melalui ponselnya.

"Iya gue Nila, siapa ya?"Jawab nila singkat.

"Ini Haidar kak, anak ospek kemarin"Ucap Haidar dengan agak gugup.

"Oh Haidar kirain siapa, udah lah dar gausah manggil kakak segala biar akrab aja manggil Nila"Ujar Nila yanv membuat Haidar kini senyum senyum sendiri dibalik ponselnya.

"Gimana kabar nya nih dar?"Tambah Nila yang justru membuat Haidar tampak gugup.

"Oh itu aku baik kok, kamu sendiri gimana nih kak, eh maksudnya Nila"Gugup haidar.

"Gue baik santai, jangan gugup gitu lah gue gamakan orang kok hahaha, ya gini deh malam minggu cuma karena gerimis jadi ga bisa kemana mana. Ngomong-ngomong ada perlu apa nih nelpon?"Pancing Kak Nila dengan ramah.

"Anu. . .eh. . . .itu. . apaya?"Kini Haidar sangat lah gugup ditanya seperti itu.

"Loh? Kok diem sih dar, kalo gasalah kamu itu satu kost sama jacson kan?"Tanya Kak Nila.

"Loh iya, kok Nila tau?"Jawab Haidar.

"Jacson sendiri yang cerita, rencananya tadi mau keluar jalan-jalan bareng dia sambil cari makan tapi kamu sendiri tahu kan kalo sekarang lagi gerimis malam menjadi-jadi hujannya" Seru Nila

Deggg suatu hal yang Haidar tak ketahui adalah sejak kapan Nila dan Jacson berteman?.

"Jacson ada disana ya?"Tanya haidar pelan.

" iya dia lagi di sini. Sering kok dia ke sini kadang-kadang dia juga ngomongan kamu, orangnya lucu tapi juga keras kepala begitu deh katanya hahaha"Ucap Nila dari sebrang sana.

"Yaudah aku tutup dulu ya, tadi jacson pesen taxi ternyata kita lagi mau jalan keluar bye dar"Tambah Nila.

Betapa hatinya membeku ketika mendengar cerita dari Nila. Sungguh malam yang kelam tadinya berniat mengucapkan isi hatinya justru mendapatkan realita menyakitkan. Untuk apalagi diungkapkan hati ini kalau sudah jelas akhirnya seperti apa. Haidar pun mulai merenung setelah perbincangan mereka. Cerita tentang Jacson juga organisasi, aktivis dan demonstrasi sungguh sangat amat lah membosankan pikir Haidar.
Bagaimana bisa manusia secantik Nila bisa terjun dalam ruang organisasi seperti itu. Bagaimana denganku? Syukurlah kalau dia tahu mana jalan terbaik yang harus dipilihnya. Semoga hubungan sahabatku Jacson dan Nila bisa terus bertahan lama. Tak apa bagiku karena cinta tak selamanya harus memiliki. Biarlah kusimpan rasa ini hingga hilang tergantikan yang lain. Sedikitpun tak ada rasa dipikiranku untuk mencoba bersaing dengan sahabat sendiri. Ternyata ini yang dimaksud oleh Jacson tadi bahwa dia bilang mau pergi ke tempat kekasihnya. Sekarang jelas semua cerita antara aku, kau dan dia. Aku masih bisa bertahan meski tak ada cinta tapi masih ada sisa rasa ini yang menemani diriku hingga ada pengganti di lain hati.

Haiii segini dulu yaa thank you buat yang udah suport akuuu love u kaliaannnn

shadow of love | on goingWhere stories live. Discover now