18| Kabar Asing

2.4K 298 38
                                    

Baru kali ini Kamandanu merasakan sepi yang begitu mencekam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru kali ini Kamandanu merasakan sepi yang begitu mencekam. Walau pada kenyataannya, keadaan rumah Anya riuh dengan suara Lili. Pandangan Kamandanu jatuh pada boneka Doraemon kecil milik Lili yang sudah usang. Kamandanu sangat ingat, boneka itu milik Kala. Lili mendapatkannya saat Kamandanu membawa Lili ke rumah, saat itu Kala sedang sekolah dan Kaira tak ada di rumah.

Mungkin ... Kala tak menyadari ada yang hilang dari miliknya. Karena setahu Kamandanu, boneka itu adalah kesayangan Kala. Boneka itu hadiah darinya, yang selalu Kala bawa kemana-mana.

"Kenapa melamun, Mas?" Anya datang, membawa segelas kopi hangat untuk Kamandanu.

"Sore ini Mas pulang, ya? Kangen Kala."

"Nggak mau tinggal beberapa hari dulu di sini?"

"Sudah hampir dua minggu. Mas kangen banget sama dia."

"Yasudah, aku juga nggak bisa melarang kamu, Mas."

Kedua tangan Anya meremat rok cokelat miliknya. Ada perasaan tak rela harus melepas Kamandanu pulang ke rumah laki-laki itu. Kapan dia bisa memiliki Kamandanu sepenuhnya?

Adek 😚
Papa, masih marah sama Adek?
Hari ini pulang, ya, Pa? Adek kangen
Janji Adek nggak akan nakal-nakal lagi

Satu pesan masuk. Senyum Kamandanu mengembang setelah membaca pesan itu. Lalu tangannya mengetik balasan untuk Kala.

Me
Iya Adek, Papa pulang
Mau dibawakan apa?

Adek 😚
Mau Papa saja
Pulang dengan selamat, ya, Papa

Me
Iya sayang

Adek 😚
Papa, bawa boneka Adek lagi, ya?
Itu punya Adek, bukan punya Lili
Jangan ambil apa yang Adek punya
boleh 'kan, Papa?

Kamandanu mematung saat membaca balasan dari Kala. Ternyata selama ini Kala sadar, bahwa salah satu kenangan paling berharga miliknya tidak ada. Mendadak, Kamandanu dilingkupi rasa bersalah.

Maka saat senja datang, Kamandanu mengambil boneka itu diam-diam dari Lili yang kebetulan tengah terlelap. Setelah berpamitan dengan Anya, Kamandanu melajukan mobilnya untuk pulang. Pulang ke rumah yang selama beberapa tahun ini tak pernah dia anggap lagi sebagai tempat pulang.

Rupanya Kala sudah menunggu di depan dengan senyum lebar. Kaus biru muda anak itu nampak kebesaran di tubuh Kala yang kurus. Senyum Kamandanu sedikit luntur saat menyadari bagaimana tubuh kurus itu kini masuk ke dalam pelukan.

"Papa, Adek kangen banget. Papa apa kabar? Papa makan banyak 'kan?" Kala mendongak, menatap wajah papa dari bawah.

"Papa baik, Adek. Papa juga makan banyak. Adek sendiri apa kabar? Kenapa rasa-rasanya berat badan Adek kok semakin turun sih, hm? Adek nggak makan, ya?" Kamandanu merasa getir di hati. Tangannya bahkan terasa pas saat menggengam lengan Kala.

|✔| 36 HARITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang