Rosalinde

48 1 6
                                    

Baru surat kedua, rasa putus asa sudah menghinggapi perasaanku.

Dengar, Rosalinde, aku memarahi diri sendiri, sang Raja sudah terlalu sibuk mengurusi negeri yang luasnya pun tidak diketahui penduduknya ini. Sendirian. Surat permintaanmu mungkin akan dibalas lima tahun lagi, saat makhluk ajaib di sini sudah menjadi langka.

Aku mengusap poni keras-keras dengan kedua tangan hingga ke belakang kepala, menekankan gelungan rambutku ke punggung kursi beludru ruang tamu rumah. Sang Raja tidak mungkin membiarkan kekayaan alam kami disakiti, kubalas perasaan burukku dengan tegas.

Kembali ke kenyataan, Rosalinde! Suara ketiga berseru dalam kepalaku―entah kenapa kali ini terdengar seperti Mr. Eudaimon. Yang penting kau tekun memberitahu sang Raja akan apa yang terjadi. Pesanmu pasti akan tersampaikan.

Isi surat yang akan kukirim siang ini—kubilang "siang" sesuai waktu di Liverpool; tentu saja di Vollmond setiap hari adalah malam purnama—sebenarnya sederhana. Kujabarkan permasalahan yang terjadi bulan ini: penyusupan Manusia Luar ke Vollmond untuk menculik makhluk-makhluk ajaib, fakta bahwa seseorang dari Vollmond memberikan jalan masuk pada para penjahat, beberapa kecurigaan pribadiku, dan permintaan untuk mengganti pekerjaan tidak resmiku dari penyelamat korban penculikan menjadi penjaga tabir bagian Liverpool―sulur-sulurku akan berjasa lebih besar.  

Aku bisa menjadi petarung dan pengawas, tapi tidak cocok untuk misi penyelamatan; sifatku yang tidak sabaran dan tubuhku yang dipenuhi duri terlalu beresiko untuk korban. Misi semalam menyadarkanku bahwa kami berdua tidak cukup tenaga untuk membawa makhluk sebesar Wyrm muda kembali ke Vollmond. Penyelamatan dua Asrai waktu itu hanya butuh pelacakan, sedikit otot, dan dua Pegasus besar untuk mengangkut korban dan pelaku.

Sebelas tahun lalu, saat aku mencoba menyelamatkan seseorang di Vollmond, duriku menggores sebelah matanya. Tidak sampai buta, dan ia memaafkanku, tapi itu menjadi kegagalan pertama yang menghantuiku. Sayang sekali, Mr. Eudaimon bilang hanya sulur-sulurku yang sesuai untuk misi penyelamatan di Vollmond Selatan. Semoga saja sang Raja bisa mengerti keadaanku dan membawakan rekan baru yang lebih pantas menjadi penyelamat.  

Satu permasalahan lain; meski sering melihat penduduk lain pamer kekuatan, aku tidak yakin bisa bekerja sama dengan orang selain Rhoswen―dua puluh tahun tinggal di Vollmond, yang bisa disebut kawan dekat hanya kakakku, sang Dokter, Mr. Eudaimon, dan...

"Oh, hai, Mira. Baru makan?"

...baru saja akan kusebut namanya.

Perkenalkan, kawanku yang mungkin tidak kalian sangka. Mira adalah Al-Mi'raj, makhluk ajaib berwujud kelinci berbulu kuning dan bertanduk tunggal warna hitam. Ia hanya kemari beberapa tahun sekali, tapi sangat jinak padaku dan Rhoswen. Yang pertama memberitahu tentang spesies Mira adalah sang Dokter―ia cukup berpengetahuan soal makhluk ajaib dari luar Britania Raya, tapi tidak ada yang tahu apakah Mira punya kawanan atau ada Al-Mi'raj lain di Vollmond.

Si Al-Mi'raj selalu terlihat sendirian. Kadang-kadang ia mengunjungi tempat tinggalku dan menatapku seharian dengan mata hitamnya, atau melakukan apa pun yang ia inginkan. Menggemaskan? Tentu saja Mira menggemaskan―ia seekor kelinci! Aku bisa menggendong Mira dengan aman karena kulit dan bulunya tahan gores; kelinci-kelinci biasa tidak ada yang tahan dengan duri-duriku.

Mira tampak merespon pertanyaanku, tapi tidak menjawab―ia kelinci, tentu tidak bicara seperti manusia. Mulutnya terlihat mengunyah sesuatu. "Apa kau baru mencuri hasil panen seseorang?" Aku berkelakar sembari menahan perasaan ingin mencubit pipinya.

Sang kelinci menggeleng; ia mengerti kata-kataku. Ia berbalik, lalu menatapku sesaat dari balik punggungnya. "Kau mau aku mengikutimu?" Tebakanku rupanya benar. Mira melangkah beberapa kali ke pintu keluar, lalu berlanjut ke hutan. Aku mengikuti karakter anak kecil dalam dongeng yang membuntuti seekor binatang ajaib ke arah harta karun.

Fullmoon FantasyWhere stories live. Discover now