9. The Naples Boy

805 93 23
                                    

So, who remember Nanta, The Naple Boy?

Bella menaikkan alis, tapi nggak mengalihkan bola mata dari apa yang diketiknya, "What apa? Kan lo juga tahu laki gue udah umur berapa? Anaknya yang pertama udah jauh lebih tua dari gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bella menaikkan alis, tapi nggak mengalihkan bola mata dari apa yang diketiknya, "What apa? Kan lo juga tahu laki gue udah umur berapa? Anaknya yang pertama udah jauh lebih tua dari gue. Well ini anaknya yang pertama juga, sih, tapi dari bini ke-tiga atau empat gitu."

What the F—

"Kalau nggak salah beberapa bulan kemarin mereka buka semacam private zoo gitu."

"Private zoo? Di sini?"

"Iya, well ... gini," Bella menurunkan layar ponsel, kepalanya mendongak seperti mengingat-ingat sesuatu dan gue nggak berniat menginterupsi. Gue tahu banget dia itu gampang ke-distract, kayak gue aja gimana, bedanya otaknya kecil banget dibanding gue. Atau siapapun. Sekali ke-distract, dia akan kesulitan menemukan jalan pulang. "Hmmm ... kalau nggak salah ... private zoo itu bukan kebun binatang untuk umum atau yang buat narik pengunjung gitu, sih. Kalau nggak salah ada yayasan yang ngebiayain buat galang dana penyelamatan satwa langka di Indonesia."

"Yayasan macam gimana?"

"Yah ... animal foundation ...?"

"I know, Bitch, kalau buat binatang emang bahasa inggrisnya animal. Kalau buat orang tolol mungkin namanya ClaraBELLA, CiaoBELLA, atau AnaBELLA."

"You're sarcastic bitch as always, I am trying to help you here. Shut up."

Gue pun shut up, apalagi saat ponselnya bunyi.

Bella sibuk kembali, "Jadi ... basically mereka ini melindungi hewan-hewan liar dan terlantar. Mostly, team lapangannya sih kerja di deket-deket hutan rusak di Kalimantan dan pulau-pulau lain, juga tempat-tempat yang banyak isu animal abuse. Karena mereka ini butuh kerja sama dengan yayasan luar negeri yang lebih profesional, mereka harus punya kantor induk di kota besar buat representatif office. Nah. Mereka mau buka di Jakarta dan Bandung, gue pikir ini cocok buat lo. Iya, kan?"

"Of course," tukas gue antusias. "Tapi ... kalau lo udah tahu ini sejak suami lo meninggal, kenapa lo nggak pernah bilang ke gue?"

Bella nyengir memperlihatkan gigi-giginya yang putih sepuhan.

"You know I am looking for a job sejak balik dari Chengdu."

"Well ... gue nunggu lo minta bantuan. Hehe ... you know, selama ini kan selalu gue yang minta lo bantu. Sekali-sekali, gue pengin ngelihat muka lo waktu tangan lo di bawah gini. Asyik tahu, Bitch!"

Dasar sahabat brengsek nggak tau terima kasih!

***

Baiklah gue nggak perlu Afrika supaya cantik.

Semua wanita pasti dilahirkan dengan jiwa seni tinggi, termasuk melukis wajahnya supaya kelihatan lebih menarik, bukan sebaliknya. Gue berdeham, meyakinkan diri bahwa jika gue berkonsentrasi seperti pahlawan super sebelum memperoleh puncak kekuatannya, gue akan menemukan kekuatan sejati dalam diri gue sendiri. Kemarin Jackie Chan bilang gitu di Ninjago, the true power is within you. Bismilah, seperti kata Jamal meskipun gue nggak ke masjid, gue ambil sebatang pensil alis dan mulai menggambar dengan penuh penghayatan. Lima belas menit kemudian, gue merasa menjadi orang paling gagal sedunia.

Kenya The Break UpWhere stories live. Discover now